YUSRIL Ihza Mahendra Sesalkan Pemerintah Selendia Baru Tak Bisa Lindungi Umat Islam
Batang Kapeh, Pilarbangsanews.com,–
Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra menyebut pembantaian umat Islam pada dua Masjid di Selendia Baru, terjadi karena kelalaian Pemerintah dan aparat keamanan New Zealand dalam melindungi mesjid dan umat Islam yang melaksanakan ibadah agamanya.
“Saya sangat menyesalkan aksi terorisme itu terjadi justru di negara yang sering mengklaim dirinya sebagai salah satu negara paling aman di dunia,” kata Yusril Ihza Mahendra, dalam rilis yang dikirim lewat aplikasi WhatsApp dari Tokyo.
Yusril yang saat ini sedang berada di Tokyo menilai peristiwa pembantaian itu suatu hal yang amat tragis, orang sipil bersenjata otomatis, dengan bebasnya memasuki mesjid dan menembaki umat yang sedang berkumpul untuk beribadah, sambil merekamnya dengan video.
“Di negeri yang umat Islamnya minoritas, di tengah ancaman terorisme yang setiap saat bisa terjadi, Pemerintah New Zealand justru lalai memberikan perlindungan atas kedamaian umat Islam menjalankan ibadah agamanya,” tambah Yusril.
Selama ini, lanjut ketua DPP Partai Bulan Bintang ini, jika terjadi tindak kekerasan terhadap umat beragama dan tempat ibadah di negara kita, New Zealand termasuk negara yang paling keras mengkritik. Bahkan sering menuduh kita intoleran terhadap pemeluk agama minoritas. Perisitwa pembantaian umat Islam di Cristchurch ini menjadi pelajaran penting bagi negara itu.
Brenton Tarrant, 28 tahun, warganegara Australia diduga kuat melakukan pembantaian terhadap umat Islam di New Zealand. Pembantaian ini menjadi bukti bahwa terorisme bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja.
Baca juga;
Vidio Siaran Langsung Seorang Kulit Putih Bantai Umat Muslim Di Masjid
Warganegara Australia non Muslim juga bisa bertindak brutal melakukan teror terhadap umat Islam. Peristiwa pembantaian ini hendaknya membuka mata dunia Barat, bahwa terorisme tidak berkaitan dengan Islam. Kelompok mana saja, penganut agama apa saja, bisa melakukan kejahatan teror. Umat Islam pun bahkan menjadi korban aksi terorisme.***