Kesepakatan Damai Di Lepau Emak Iyai (Episode 13)
HIKAYAT
DODON TEA dan UMAR GALIE
Oleh Ermanto Tolantang (Komunitas Sansai Film, Padang, Indonesia)
Episode 1 s.d 12 klik disini;
Kemaren DODON Tea Bilang Hukum Tebang Pilih, Kini Kata UMAR Galie; “Hukum Tajam Sebelah”
Episode (13)
“Kesepakatan Damai”
“Emak benar-benar bersyukur pagi ini,” ujar Emak Iyai sembari meletakkan segelas kopi panas di meja Dodon Tea dan segelas teh telur di meja Umar Galie. “Plong hati Emak sejak tadi malam, Dodon dan Umar,” ujar Emak Iyai.
“Mendapat durian runtuh Emak kiranya,” sela Umar Galie.
“Mendapat rezeki nomplok Emak kiranya. Rezeki apakah yang membuat hati Emak bahagia?” tanya Dodon Tea.
“Begini Dodon dan Umar. Emak Bahagia dengan nasihat Buya Bahar terhadap calon kepala kampung nomor urut 02. Kebahagian Emak semakin bertambah karena disiarkan oleh TV kampung kita,” jelas Emak dengan wajah sumringah.
“Aku juga bahagia Emak. Semakin yakinlah dengan pilihan kita Emak,” jawab Umar Galie menyindir Dodon Tea. “Bagaimana dengan perasaanmu Dodon?” tanya Umar Galie dengan pertanyaan seumpama tembakan dua belas pas. Wajah Dodon Tea memerah karena sindiran Umar Galie.
“Tidak eloklah begitu Emak dan Umar. Janganlah menuding aku seperti itu. Aku juga punya rasa dan punya hati. Berilah aku kesempatan untuk menimbang-nimbang menjelang pemilihan beberapa hari esok,” tangkis Dodon Tea.
“Kami harap memang begitu. Berpikirlah kembali dengan pilihanmu itu Dodon,” bujuk Umar Galie.
“Umar dan Emak. Sebaiknya kita membuat kesepakatan damai. Dodon ingin minta maaf kepada Emak dan Umar atas perkataan-perkataan Dodon yang keras kepala selama enam bulan ini karena semata untuk membela keyakinan politik Dodon. Bahkan, kita sering bersakitan hati. Sering pula Dodon tidak bersapaan dengan Umar dalam beberapa hari sehingga kita tidak datang ke lepau Emak ini. Dodon kini sadar hanya karena gara-gara pemilihan kepala kampung yang akan selesai tiga hari lagi, kita yang hidup sesurau dan selepau ini kadang-kadang sering bersakitan hati,” ujar Dodon Tea.
“Baik, Emak sangat setuju. Emak juga minta maaf,” sela Emak Iyai.
“Memang begitulah kita sebaiknya Dodon. Persahabatan kita janganlah dirusak oleh pemilihan kepala kampung ini. Persahabatan marilah kita jadikan nomor satu, kalau masalah pemilihan kepala kampung marilah kita jadikan nomor dua,” bujuk Umar Galie.
“Baiklah Umar dan Emak. Berilah kesempatan Dodon untuk berpikir dulu. Hal yang penting, mari kita tingkatkan kembali kekeluargaan kita. Cukuplah kita bersiteru selama enam bulan ini. Berkaitan dengan apapun hasil pemilihan kita terima dengan senang hati,” ujar Dodon Tea.
“Setuju Dodon. Umar dan Emak juga setuju,” jawab Umar Galie.
Lanjutkan ke episode 14 klik dibawah ini;