Ketika Kaum Disabilitas Jadi Tamu Istimewa Bupati Hendrajoni
Kalau Presiden Jokowi terima tamu open house pada saat lebaran untuk abang becak, petani dan warga masyarakat “badarai” (Kebanyakan-red), bupati Pesisir Selatan Hendrajoni tidak hanya lebaran mengundang kaum fakir (fakir dalam bahasa agama, bisa digunakan menyebut seorang yang difabel). Dihari-hari biasa pun rumah dinas Bupati Pesisir Selatan ini juga mengundang tamu kaum dhuafa.
Untuk apa diundang, bisa jadi dengan didatangi orang miskin atau kaum dhuafa akan mendatangkan berkah bagi si pengundang tamu.
Bagi sikaya atau orang berpangkat, yang sering berada di antara kaun dhuafa, maka nikmat yang telah diterima akan semakin terasa. Percaya tidak? Coba saja sendiri membuktikannya.
Oleh sebab itu pula mungkin pada hari Senin (5/8), Bupati Hendrajoni dan istrinya Hj Lisda Hendrajoni, mengundang seorang kakek tua bernama Nurdin, ( 76 th) ke rumah dinasnya.
Kakek Nurdin tinggal di Kayu Aro Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan pagi Senin sekira pukul 9:00 WIB datang bertamu ditemani oleh seorang tetangganya.
Tentu saja kesempatan itu bagi Nurdin merupakan hari yang sangat membahagiakan dirinya, karena si kakek memang telah lama ingin bertemu dengan bupati dan istrinya. Tapi rasanya itu tak mungkin.
Kadang kadang yang tak mungkin itu menjadi kenyataan jika Allah SWT berkehendak. Ini buktinya kakek Nurdin bisa bertamu di rumah pemimpinnya.
Sampai di rumah bupati, tak tanggung tanggung, kakek lansia dan lumpuh ini disambut bak tamu agung. Begitu mancogok di pintu rumah dinas, kakek lansia disabilitas disambut bupati bersama ibu dengan senyum ramah.
” Baa kaba pak ? Lai sehat ? ” sapa Bupati Hendrajoni bersama istri sambil membungkuk
menyalami sang tamu.
Usai bersalaman bupati mengambilalih tugas sebagai pendorong kursi roda Nurdin.
Di ruang tamu bupati, Nurdin menumpahkan rasa rindu kepada bupati dan ibu Lisda Hendrajoni.
Tak lama kemudian, sang tamu pun diajak ke meja makan.
Di meja makan, kakek Nurdin pun mendapat perlakuan istimewa dari calon anggota DPR RI terpilih Partai Nasdem Hj Lisda Hendrajoni.
Lisda Hendrajoni langsung mengambil sebuah piring dan mengisi dengan nasi. Kakek mau lauk yang mana? Tanya Lisda Hendrajoni sehingga membuat dirinya tersipu malu dan merasa tersanjung.
“Jan banyak bana buk, ambo lah kanyang sajo Mancaliak apak bupati. Duduak disiko mancaliak kanyang tak makan ambo di bueknyo,” Kata kakek Nurdin yang artinya ( jangan terlalu banyak bu saya sudah kenyang. Melihat pak bupati dan ibuk saya sudah kenyang).
Dalam kesempatan itu, Nurdin menuturkan kalau dirinya sejak dulu mengidolakan Bupati Hendrajoni. Bahkan saat pemilihan bupati dan wakil bupati adalah salah seorang pendukung Hendrajoni.
Menurutnya, akhir akhir ini kabar dari mulut ke mulut sangat banyak menyebut nama Bupati Hendrajoni yang sudah banyak membangun dimana mana.
Bahkan ketika Kepala Seksi Rehablitasi Sosial Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Kabupaten Pesisir Selatan, Harmen Sabri menemui dirinya di Masjid Nurul Iklas Painan. Bahwa keinginannya hanya satu yakni batamu bupati.
“Ambo ndak butuh pitih do pak, karano pitih lai ado diagiah orang orang nan ibo ka ambo. Dan ambo ndak lo mintak kurusi roda do, karano ambo alah punyo. Keinginan ambo hanyo ciek batamu jo pak Bupati Hendrajoni,” kata kakek Nurdin, 76 tahun.
Bak gayung bersambut, Bupati Hendrajoni, melalui Kasi Rehablitasi Sosial, Harmen.
Hingga terjadilah pertemuan Bupati Hendrajoni bersama Ketua TP PKK Hj. Lisda Hendrajoni.
” Alhamdulillah kini semua sudah terwujud. semoga pak bupati dan ibuk Lisda, sukses, murah reski dan sehat selalu,” tutupnya.(***)