.

Blackout Listrik, Salah Siapa? (Bag 2)

Bagi yang belum baca Bag 1 dari tulisan ini klik dibawah ini

BLACKOUT LISTRIK, SALAH SIAPA ?

Tanya; Jadi menurut Bapak apa saran masukan yang harus dilakukan PLN agar kedepan tidak lagi terjadi blackout ?

Jawab; Kejadian blackout adalah musibah atau kecelakaan yang terjadinya tak terduga. Jadi tidak ada yang bisa menjamin bahwa kedepan tidak terjadi lagi blackout. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi potensi dan kemungkinan terjadinya blackout dengan menganalisa kejadian kejadian yang pernah dialami dan juga mempelajari pengalaman-pengalaman blackout yang terjadi di perusahaan listrik di negara lain yang secara rutin didiskusikan dan dibahas secara khusus dalam Konferensi CIGRE yang diselenggarakan sekali 2 tahun tiap tahun genap di Paris. Dari penyelidikan kejadian blackout dapat ditemukan kekurangan dan kelemahan operasional yang dapat mengakibatkan blackout mulai dari kelemahan atau kekurangan pada peralatan, kelemahan skema proteksi gangguan pada peralatan dan gangguan operasi, kelemahan dalam setting sistem proteksi dan pengendalian operasi, kelemahan dalam perencanaan dan analisa kontingensi pencegahan blackout, kelemahan pada perlatan pengendalian dan telekomunikasi, dan juga kelemahan kompetensi SDM perencana dan pengendali operasi.

Saran saya kepada yunior saya di PLN dan saya sebagai anggota keluarga besar PLN adalah :

1. Lakukan nvestigasi atau visum secara menyeluruh dan transparan. PLN itu adalah perusahaan negara yang bertugas melayani hajad hidup orang banyak. Tujuan visum ini tentunya untuk menyelidiki, apa penyebab blackout, kenapa pemulihannya lama. Lakukan perbaikan pada peralatan atau protap cara pencegahan gangguannya sesuai hasil penyelidikan. Laporkan hasilnya kepada Presiden serta masyarakat, agar semuanya clear and clean.

2. Buat action plan dari hasil investigasi tersebut. Lebih khusus terkait 4 langkah pencegahan kemungkinan terjadinya blackout yang telah dipaparkan diatas, yaitu: mereview dan menyempurnakan skema pelepasan beban secara otomatis [load shedding] agar senantiasa mampu mengamankan sistem dari blackout; mengevaluasi rancangan kecukupan cadangan panas pembangkit baik jumlahnya, penyebaran atau distribusinya dan kecepatan responnya; mengevaluasi rancangan sistem islanding khususnya islanding Jakarta sebagai ibukota; mengevaluasi dan meningkatkan pelatihan dispatcher termasuk juga kompensasinya yang mungkin masih kurang.

3. Perbaiki infrastruktur listrik, infrastruktur pengendalian dan prosedur operasi [SOP] terlebih khusus terkait pemulihan blackout. Evaluasi kecukupan infrastruktur listrik terkait syarat-syarat pengamanan yang diperlukan. Eavaluasi dan sempurnakan peralatan pengendalian operasi [SCADA] dan jaringan serta sistem telekomunikasi. Telekomunikasi dapat menghambat pemulihan, perlu adanya back up yang memadai untuk menghadapi kondisi darurat.

4. Buat prosedur dan strategi komunikasi massa yang baik (PR) ketika terjadi blackout atau untuk kejadian luar biasa apa saja yang terjadi pada PLN. Salah satu penyebab reaksi masyarakat kemaren itu karena banyak yang tidak mengetahui bahwa kejadian itu adalah sebuah musibah blackout dan padamnya terlalu lama. PLN adalah badan teknis dan bukan badan yang cakap untuk berhadapan langsung dengan permsalahan sosial kemasyarakatan.

5. Berikan ganjaran atau sanksi yang adil dan proporsional jika ditemukan adanya kelalaian dan kesalahan [walaupun tidak disengaja] yang ditemukan, sesuai dengan tingkat kesalahan yang terbukti dilakukan oleh pegawai. Ini dilakukan untuk kehati-hatian dan memberikan pelajaran, dan menjaga etos kerja dan kedisplinan SDM pegawai PLN.

Tanya: Kalau kepada masyarakat apa pesan dan saran Bapak ?

Jawab

Saya berpesan, selaku bahagian dari masyarakat, yang sekarang juga di amanahkan sebagai
anggota DPD RI, menghimbau dan mengingatkan kita semua kembali. PLN adalah asset bangsa, asset
kita semua yang full time dedikasinya dicurahkan untuk melayani masyarakat. Saya disatu sisi terkesan
dengan reaksi masyarakat yang begitu keras dan luar biasa. Itu artinya, listrik sejatinya telah menjadi
kebutuhan pokok dan dasar kita semua melebihi kebutuhan sejenis lainnya. Kemarahan masyarakat saat
itu menurut saya hanyalah kemarahan sesaat yang sebaliknya menurut saya karena rakyat cinta dan
berharap besar serta ketergantungan besar terhadap PLN. Dan saya juga yakin, kejadian ini juga
memberikan pembelajaran besar bagi keluarga besar PLN untuk lebih waspada dan lebih siap, serta
selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk kita semua. Untuk itu mari kita rapatkan kembali rasa
persaudaraan, persatuan kita sesama anak bangsa. Mari berpikir positif dan saling mendukung demi
kemajuan kita bersama. Terimakasih. (Habis)

Jakarta, 09 Agustus 2019.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *