Pessel

Dedy Rahmanto Putra, Mantan Ketua DPRD Ingin Jadi Bupati Pessel?

Batang Kapeh, Pilarbangsanews.com, — Dedy Rahmanto Putra hari ini Rabu tanggal 14 Agustus 2019 akan berakhir masa tugasnya sebagai ketua DPRD Pesisir Selatan periode 2014-2019, menyusul dengan dilantiknya anggota DPRD periode 2019-2024 hasil pileg 2019 yang baru lalu. Pasalnya, partai Dedy, partai Golkar dikalahkan partai PAN dan Gerindra dalam peroleh kursi di DRPD Pesisir.

Degan demikian, Dedy harus rela memberikan kursi ketua DPRD yang selama ini dia duduki kepada PAN.

Dedy namanya diapungkan oleh seorang politisi dari Tapan di akun Facebooknya sebagai calon bupati/wakil bupati yang akan bertarung dalam pilkada Pessel tahun 2020 depan.

Dedy fotonya diunggah bersama ketua PPP Pesisir Selatan Marwan Anas SH MM. Si pengunggah menulis coption diatas foto Dedy dan Marwan: inilah calon bupati/wakil bupati mewakili Utara-Selatan.

Redaktur Pilarbangsanews.com, Yuharzi Yunus mencoba bertanya salero mantan Ketua DPRD Pesisir Selatan ini, apakah dia ingin mencalonkan diri berpacu memperebutkan kursi bupati Pessel untuk periode 2021-2026.

Dedy sepertinya enggan untuk menjawab. Dia hanya menulis kata Mantap ketika link berita dibawah ini dikirimkan lewat pesan whatsapp.

Marwan Anas Ketua PPP Pessel Belum Bisa Pastikan Maju Atau Tidak Jadi Calon Bupati

“Pak ketua pertanyaan ambo belum dijawab terkait nama pak ketua masuk dalam bursa calon bupati, komentarnya? ” tanya Redaktur Pelaksana media kita ini.

Pertanyaan di atas tak dijawab, namun dia hanya sekali lagi menulis kata mantap saat membalas kiriman link berita yang berjudul Marwan Anas Ketua PPP Belum Bisa Pastikan Maju Atau TIdak Jadi Calon Bupati.

Dedy tidak menguraikan apa arti kata Mantap. Apakah Dedy menilai Marwan mantap dengan belum bisa memastikan jadi calon seperti judul itu atau Marwan sudah mantap jika ingin mencalonkan dirinya sebagai calon bupati. Inilah yang tak diuraikan Dedy.

Barangkali Dedy enggan memberikan jawaban, karena para politisi kan ada juga suka malu malu kucing.

Saat ditanya bilang enggak, tapi tahu tahu nanti berubah 180 derajat. Politik itu dinamis, dan orang Batang Kapeh bilang, menjadi politisi harus pandai mencaliak garih. Artinya pintar membaca situasi dan kondisi. Kalau ada kesempatan, sorongkan (majukan) punya kita duluan jika perlu.

Jika tidak bisa begitu, jangan coba coba jadi politisi, bak jo balam padi Rabah.

Lantas kenapa Dedy tak menjawab? Ya lantaran Dedy ingin membaca situasi, jika ada kesempatan kenapa tidak?

Namun yang membuat Dedy enggan mencalonkan diri jadi bupati, agaknya ada beberapa hal yang mengganjal, pertama apakah golkar akan percaya pada dia bisa memenangkan pertarungan ini. Sebab kalau hanya modal nekad, akhirnya kalah telak.

Kemudian, di Golkar itu ada Syaidal Masfiudin yang lagi parkir, ibarat mobil rental, Syaidal selalu standby menunggu intruksi jalan.

Seperti yang pernah ditulis dalam pemberitaan media ini syaidal menyatakan siap “Kalau ambo ,kalau Partai memerintahkan ambo siap sanak…” Kata Syaidal ketika ditanya.

Dengan parkirnya Syaidal kesempatan Dedy agak sempit untuk bisa maju. Lagi pula Dedy harus mikir dua kali juga sebab jika mencalonkan diri jadi bupati, berhenti dulu jadi anggota DPRD. Jika terpilih nanti syukur lah. Tapi jika tidak, saikua capang, saikua capai, jadinya. Ini mutlak menjadi pertimbangan seandainya Dedy mencalonkan diri. Dan itu sudah ada dalam kepala Dedy, pasti. (****)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *