Bengkalai RSUD Painan Masih Menjadi Topik Yang Paling “Seksi” Dibicarakan (bag 6)
Yang belum baca Bag 1 s.d bag 5 klik link di bawah ini;
Sambungan dari Bag 5;
Batang Kapeh, Pilarbangsanews.com, — Lepau Mak Gambuang pada pagi tadi hari Sabtu (28/9/2019) kembali ramai. Lepau yang terlatak di pertigaan jalan raya kabupaten di Kecamatan Batang Kapuak itu letaknya sangat strategis. Duduk di Lepau Mak Gambuang di sore hari ada view laut. Kita bisa melihat sunset. Di Lepau itu diseberang jalannya hutan mangrove. Hutan mangrove itu dulu ditanam oleh Ujang Tagok, saat baru menikah 25 tahun yang silam dengan Mak Gambuang. Sejak hutan itu tumbuh rimbun disana banyak terdapat biota laut. Warga yang tinggal menjadi tetangga Mak Gambuang kini tidak perlu membeli ikan untuk dijadikan “pakanasi” (Lauk pendamping makan nasi-pen). Cukup pergi ke hutan bakau, bawa tangguak, sebentar kemudian telah berhasil menangkap ikan atau udang yang ada di hutan bakau.
Anak anak muda disini terutama lelaki tidak suka melihat sunset itu. Warga termasuk yang muda muda lebih suka berkumpul di Surau Lebai Litak menunggu masuknya waktu sholat Magrib, ketimbang berada di tepi pantai.
Di Kabupaten Pasir Santan lelaki rajin rajin ibadah di Masjid. Para remaja putri memilih sholat di rumah saja jika mereka telah memasuki usia baligh. Lebih-lebih di Kecamatan Batang Kapuak di kampung Utiah Kapeh, sholat 5 Waktu tak ada bedanya dengan sholat Jum’at. Ramai. Sholat subuh, lebih ramai lagi dibandingkan dengan sholat jum’at, karena sholat subuh jemaahnya bukan hanya diramaikan para lelaki, tapi juga para ibu ibu dan anak anak, remaja putra, berbandong-bondong mendatangi surau Lebai Litak. Hanya orang tua tua yang telah uzur, ibu ibu yang menstruasi, janda janda muda dan remaja putri saja yang tidak pergi sholat subuh ke masjid atau ke Surau Surau yang ada si kampung itu.
Warga disini ramai melaksanakan sholat subuh berjama’ah karena ingin meraih keutamaan dari sholat Subuh itu. Diantaranya jika sesorang melaksanakan subuh berjama’ah di Masjid, lalu ia tunaikan sholat 2 rakaat, berdasarkan hadist nabi Nabi Muhammad SAW, lebih baik dari bumi seisinya.
Kalau di dunia ini orang yang paling kaya adalah oleh Jeff Bezos dan Bill Gates, dan paling mulia itu adalah ratu Elizabeth II dan suaminya Pangeran Philip, Adipati Edinburgh. Kemudian Raja Salman bin Abdulaziz di Arab Saudi. Itu belum seberapa dibanding keutamaan umat muslim jika melaksanakan 2 rakaat sebelum subuh di masjid.
Warga di Kabupaten Pasir Santan, tahu betul dengan keutamaan sholat Subuh ini, sehingga masjid maupun Surau (mushala) yang tak sebanyak di Kabupaten Pesisir Selatan, tapi jemaahnya melimpah. Di Kabupaten Pesisir Selatan jumlah Masjid banyak cuma jema’ahnya yang masih kurang. Warga dan pemerintah di daerah ini, tak merasa kesulitan membangun Masjid, yang sulit bagi mereka adalah bagaimana memakmurkan Masjid itu. Saking mudahnya membangun tempat ibadah di kabupaten tetangga, didalam laut pun di bangun sebuah Masjid khusus diperuntukkan bagi para pengunjung destinasi pariwisata di daerah yang bupatinya Hendrajoni itu.
Di kampung Tam Arab dan Utiah Kapeh ini banyak terdapat Lepau. Lepau bagi mereka sebagai arena untuk berkumpul mempererat silaturahmi. Di Lepau itu mereka membuat kesepakatan kesepakatan goro membangun kampung.
Bantuan keuangan yang diterima oleh pemerintah kampung, diumumkan di masjid-masjid pemanfaatannya. Kepala kampung atau kepala desa (wali nagari) tak punya keinginan untuk mengkorupsi dana bantuan. Dana yang dimanfaatkan berdasarkan kebutuhan warga yang diusulkan ketika rapat di Masjid.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa di Provinsi Sumbar, Drs. Syafrizal Ucok, jika beliau itu tahu ada Kabupaten Pasir Santan, mungkin beliau akan mengadakan study banding ke Kabupaten Pasir Santan mencontoh bagaiman bisa Kepala Dinas PMD Di Provinsi Sumbu ini bisa menciptakan semangat kerja seperti itu. Sayang Pak Ucok, sapaan Ka Dinas PMD Provinsi Sumbar ini, beliau tak tahu tentang keberadaan Provinsi Sumbu yang ditulis dalam cerita fiktif ini.
Hanya Bupati Hendrajoni dan Sekda Pesisir Selatan, Edison Anwar yang baru tahu bahwa Kabupaten Pasir Santan, Provinsi Sumbu itu ada dalam imajinasinya. Pak Bupati Pesisir Selatan mengetahui bahwa ada Kabupaten Pasir Santan setelah sering membaca tulisan tulisan pak YY tentang ota lamak Tam Arang cs di Lepau Mak Gambuang di media Pilarbangsanews.com.
Atas saran dan masukan dari Pak YY pula akhirnya Bupati Hendrajoni, mengawali kunjungan perdananya pada hari Rabu (25/9/2019) ke Kabupaten Pasir Santan yang dipilih adalah Kecamatan Batang Kapuak, sebuah kecamatan dimana disitu terdapat Lepau Mak Gambuang.
Pagi tadi kunjungan kedua Bupati Hendrajoni ke Lepau Mak Gabung, didampingi kabag Humas, Rinaldi S.Pd SH M.Hum, Asisten II, Pak Wen. Kemudian ada satu lagi kepala dinas yang keberatan namanya disebutkan dalam cerita ini. Kemudian ada 3 orang wartawan Online yang ikut diboyong Bupati. Tapi entah bagaimana kunjungan itu tak di ekspose kecuali hanya di media Pilarbangsanews.com.
“Apo carito awak pagi ko Tam Arang? ” tanya Bupati usai nyeruput seteguk kopi buatan Mak Gambuang yng terkenal sero itu.
“Masalah rumah sakik nan tabangkalai itu pak a, baa mangko apak berani a menghentikan sepihak? ” Tanya Tam Arang…
“Ba’a kok bengkalai RSUD Painan tu pulo nan Tam Arang tanyokan?” tanya Utiah Kapeh menyela.
“Topik iko paling “seksi” dibahas. Sebab bengkalai itu masih menimbulkan kontroversi di tengah-tengah masyarakat Pesisir Selatan, dan hangat dibincangkan di Facebook” Jawab Tam Arang.
Bersambung…… Ke Bag 7