.Catatan Perjalanan Umroh

Di Madinah dan Mekkah Tak Kelihatan Pengendara Sepeda Motor ( Bag 25)

Bagi yang belum baca bag 1 s.d bag 24 klik di bawah ini;

Maktab Twiti Terletak di Pesawangan antara Madinah dan Mekkah (Bag 24)

Sambungan dari bag 24

Batang Kapeh, Pilarbangsanews.com, —
Mobil bus yang membawa rombongan kami, sudah memasuki wilayah pinggiran kota Mekkah. Hari sudah mulai gelap. Kelam telah mulai membungkus wilayah yang kami lewati. Lampu lampu jalan ditambah lampu pagar gedung pertokoan, perkantoran maupun maktab berwarna warni berjejer teratur menambah indah dan semaraknya pinggiran kota Mekkah.

Terdengar suara Adzan Maghrib berkumandang ketika melewati pinggiran kota Mekkah. Rombongan kami tidak berhenti, terus melanjutkan perjalanan. Sebab perjalanan tidak lama lagi kami akan sampai di hotel tempat kami diinapkan.

Jalan raya yang kami lintasi ketika memasuki kota Mekkah senja itu cukup ramai, tapi tidak macet. Situasi jalan ramai lancar. Mobil setop hanya saat melintas di lampu merah. Ketika lampu biru menyala, kenderaan bermotor kembali bergerak lancar.

Om Vorzil pegawai Kantor Dinas Pendapatan Pemkab Pesisir Selatan, salah seorang anggota rombongan kami menyatakan heran, karena sejak dia menginjakkan kaki di kota suci Madinah dan malam ini telah mulai memasuki kota suci Mekkah, om Vorzil tidak melihat seorangpun yang mengendarai sepeda motor.

Apakah karena tidak ada sepeda motor ikut yang melintas di jalan raya, sehingga tidak terjadi kemacetan arus lalulintas di jalan kota Madinah dan Mekkah?

Bisa jadi demikian, sebab kalau kita perhatikan macetnya salah satu ruas jalan adalah akibat tidak tertibnya pengguna jalan raya itu sendiri. Ingin saling mendahului dan menyalip kenderaan meskipun peluang menyalip itu sebenarnya sangat sempit.

Di negara kita para pengendara baik sepeda motor maupun mobil masih banyak yang ugal-ugalan, menerobos lampu merah dan jalan diatas trotoar bagi pengendara sepeda motor. Mereka tak segan nyelonong mengambil jalan pengguna lain atau berlawanan arah dan kurang memperhatikan budaya antre (tertib)

Jumlah kenderaan roda dua dan roda 4 telah melebihi daya tampung kapasitas jalan (over capacity) adalah faktor yang dominan sebagai penyumbang kemacetan kini terjadi dimana mana kota di Indonesia dan tak bisa terelakkan lagi.

Kepadatan arus lalulintas untuk beberapa tahun kedepan memang akan terasa sulit untuk dicarikan solusinya. Apalagi masyarakat kita masih menganggap bahwa memiliki sebuah mobil merupakan lambang kesejahteraan. Meskipun kepemilikan mobil itu diperoleh dengan cara kreditan.

Ketersedian moda transportasi umum yang masih sangat terbatas, membuat moda transportasi itu belum bisa menjamin kapan saja pengguna manfaat membutuhkan. Ini menjadi salah satu alasan kenapa orang masih ingin memiliki mobil atau sepeda motor karena dengan memiliki kenderaan pribadi akan bisa digunakan kapan saja sewaktu waktu dibutuhkan.

Kembali pada om Vorzil yang merasa heran karena tak melihat ada pengendara sepeda motor yang melintas dijalan raya kedua kota suci itu. ” Ini artinya orang disini kaya semua, sanggup membeli mobil dan BBMnya sekalian, ” kata Om Vorzil menyimpulkan kenapa orang di Arab Saudi tak kelihatan mengendarai sepeda motor dijalan raya.

Iya lah om, dibawah tanah Arab yang gersang ini banyak mengandung deposit minyak bumi. Tanpa minyak pun ke-2 kota suci ini akan tetap kaya raya.

Kenapa?

Kenapa tidak, setiap waktu sholat dan setiap hari ratusan ribu umat datang dari berbagai penjuru dunia menunaikan sholat di kedua Masjid, Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.

Taat dan rajin menunaikan sholat adalah salah satu ciri ciri orang beriman.

Bukakah Allah SWT telah menjanjikan bahwa; Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS Ath-Thalaq : 2-3).

Papi Doli, Mamanya dan Uni Nova

Kini kami sudah sampai di tempat penginapan yang disediakan oleh biro perjalanan disebuah hotel berbintang 4 Royal Majestic Hotel. Terletak di daerah ajyad. Dari Masjid Haram ke hotel ini menghabis waktu sekitar 10 menit jalan kaki.

Bersambung….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *