.Pessel

Catatan Ringan Dari Rusunawa Painan (11); Sanjungan dan Pujian Dari Anak Gadih Ambo di PADANG

Foto penulis bersama Papa YY…

Padang Air Tawar, PilarbangsaNews,-– Memang benar pandemi covid-19/corona itu tak memandang usia. Anak-anak, remaja, hingga lansia diserangnya. Dalam kondisi sehat sampai yang punya penyakit disinggahinya. Seolah si virus mau menyampaikan bahwa “saya mau mencoba semua daya tahan imun manusia”. Bahkan yang sudah mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan WHO (3M/ menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun) pun tak luput dari mata si virus.

Dan corona itu sampai jua di tubuh “tua dan yang mulai tampak lusuh”. Beliau saya panggil dengan si PAPA.


Ya, saya memanggilnya PAPA.

Kami dipertemukan ALLAH SWT satahun yang lalu dalam sebuah momen yang sakral dan indah.
Waktu itu saya panggil beliau dengan sapaan PAPA. Beliau tak menunjukkan “ketidaksukaan” akan panggilan itu.
Dan Ya, saya memanggilnya PAPA disebab beliau “SEPERANGAI” dengan PAPA kandung saya.

Beliau PAPA, Yuharzi Yunus ( PAPA YY dikontak pribadi saya)

Jum’at, 2 Oktober 2020, Ketika hujan deras mengguyur kota padang. Kabar kurang baik itu saya dengar langsung dari beliau. “Nur, hasil tes PAPA alah kalua dan Positif”. Kaget tentu, heran pasti karena pada tes yang lalu PAPA bilang hasilnya negatif covid-19. Dan saya pun tak kuasa untuk tak menangis. Namun hebatnya, PAPA masih dengan semangat dan tersenyum ketika menyampaikan kabar tersebut kepada saya melalui videocall WA.

Disela tawa PAPA dan tangis saya, PAPA pun masih bersenda gurau seperti hendak menghibur saya. “Nur, jan manangih. Jauah PAPA maanta tisu untuak mahapuih aia mato Anak gadih PAPA ko”. Dan menurut saya, PAPA hebat dan kuat.

Semenjak “menginap” di rusunawa Painan pada kamis/ 24 September 2020 yang lalu, setiap saya kontak dan bertanya sesuatu sudah hampir pasti PAPA akan semangat dan bahagia menceritakan kesehariannya di rusunawa. Bahkan PAPA mengirimkan foto menu sarapan atau makan siang disana. Terkadang juga Video ketika PAPA dan MAMA sedang berolahraga pagi yang sudah menjadi aktifitas rutin di rusunawa.

Dan tadi pagi, kembali masuk WA PAPA. Saya berpikir akan ada hal atau kabar baik tapi ternyata PAPA mengirimkan foto menu sarapan paginya (Lontong plus telur). Dan PAPA pun berujar ketika saya bertanya. “Lai ndak kurang makan PAPA?”. Dan dengan senyum khasnya PAPA menjawab “jan cameh Nak, balimpah makanan PAPA disiko. Jatah rusunawa dan nan maanta ado lo.

Ah PAPA, disebab umur hidup yang telah jauh sangatlah pandai untuk tidak membuat anak-anaknya khawatir. Bahkan tak jarang justru PAPA yang memberi kami semangat disaat seharusnya PAPA yang lebih perlu dan butuh. Dan itu salah satu sifat lain dari PAPA yang sama persis sama dengan PAPA kandung saya. Semangat dan senyum serta selalu berpikir positif. Sehingga yang terpancar dari raut mukanya hanyalah bahagia.

Mulai kemaren, PAPA dan MAMA sama-sama berjuang untuk sembuh dari virus corona. PAPA dan MAMA mewujudkan setianya bahwa pasangan bersama tak hanya dalam tawa dan bahagia tetapi juga dan tangis dan duka. PAPA juga mengajarkan saya bahwa apapun yang datang, bersyukur, bersabar dan ikhlas karena ALLAH SWT tahu yang terbaik untuk hamba-NYA.

PAPA YY, tetap semangat dan selalulah menebar senyum. Anak-anak PAPA selalu menyelipkan nama PAPA dalam do’a disetiap sholatnya. Semoga PAPA lekas sembuh dari serangan virus corona itu dan segera kembali ke rumah tercinta. Agar “Anak Gadih” PAPA ini bisa kembali “bacakak isi kapalo” dengan PAPA tentang banyak hal.

Proud of you, PAPA YY….

Artikel ini ditulis oleh Nurhayati Mahasiswi Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial UNP..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *