.

Porti Bersyukur Lomba Terbang Itik Sudah Masuk Warisan Budaya Tak Benda

Payakumbuh, PillarbangsaNews

Komunitas penggiat tradisi permaianan anak nagari lomba terbang itik (pacu itik) yang bernaung dalam wadah Porti (Persatuan Olah Raga Terbang Itik) Luak 50 merasa bersyukur dan berterima kasih kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memasukkan lomba atau pacu itik ini menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada minggu kedua Oktober ini.

Begitu dikatakan Ketua Renbond Porti Luak 50, YB Dt Parmato Alam kepada PilarbangsaNews Senin (19/10) siang. “Atas nama pengurus Renbond Luak 50, dan organisasi Porti kedua daerah, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh, termasuk pengiat tradisi pacu itik bersyukur dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memasukkan pacu itik ini menjadi Warisan Budaya Tak Benda(WBTB),” ucap mantan ketua DPRD Payakumbuh tersebut.

Ucapan yang sama, tambahnya juga disampaikan kepada Dinas Disparpora Kota Payakumbuh dan Dinas Kebudayaan Propinsi Sumatera Barat yang telah berjuang mengusulkan ke pemerintah pusat kegiatan pacu atau lomba terbang itik ini sebelumnya.

Dengan tekah menjadi Warisan Budaya Tak Benda tentang pacu itik ini, sama dengan telah diakuinya permainan tradisi ini oleh pemerintah pusat. “Kita tentu bangga karena kalau sudah diakui, maka kelestarian dan pengembangannya akan menjadi lebih baik lagi,” sebut ketua Renbond ini.

Dt. Parmato Alam juga menginformasikan, bahwa gelanggang lomba terbang itik ini di Luak 50 hanya ada di 4 kecamatan, masing-masing dua kecamatan di Kota Payakumbuh,meliputi Kecamatan Payakumbuh Timur dan Kecamatan Payakumbuh Selatan. Sementara 2 kecamatan lagi berapa di Kabupaten Limapuouh Kota, yakni Kecamatan Luhak dan Situjuh Limo Nagari.

“Untuk Kecamatan Situjuh Limo Nagari ini gelanggangnya baru di buka semenjak dua tahun lalu di Tanjung Simancuang, Jorong Tanjung Bungo, Nagari Situjuah Gadang,” ulasnya.

Jumlah gelanggang yang berada dibawah bendera Renbond ini lebih dari 10 Tapi sekarang karena pandemi Covid-19 kegiatan pacu itik direhatkan dulu. Apabila nanti sudah ada izin keramaian dari Pemko dan Pemkab,maka kegiatan budaya anak nagari ini digelar kembali, ucap Dt Parmato Alam. (wba).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *