Pekanbaru

Secara Virtual Dipertemuan Tahunan BI, Wagubri Sebut Inflasi Riau Masih Terkendali

Pekanbaru – Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Edy Natar Nasution menyampaikan bahwa meskipun Provinsi Riau berada dalam situasi pandemi Covid-19, namun inflasi pada tahun 2020 masih terkendali dan berada pada level rendah di bawah sasaran inflasi.

“Sampai November 2020, tingkat inflasi di Provinsi Riau mencapai 1,89% (yoy),” katanya, dalam acara pertemuan tahunan Bank Indonesia (BI) Riau Tahun 2020 secara virtual, di Gedung Daerah Balai Serindit, Kamis (03/12/20).

Wagubri menerangkan, terjaganya inflasi ditopang oleh terjaganya pasokan pangan dan masih terbatasnya aktivitas masyarakat karena pandemi Covid19 serta faktor cuaca juga mendukung terjaganya produksi komoditas bahan pangan.

Namun demikian, menurutnya, ketergantungan Riau yang sangat tinggi terhadap pasokan dari luar daerah perlu terus menjadi perhatian, terutama komoditas komponen bergejolak seperti cabai merah, daging ayam ras dan bawang merah.

“Perlu menjadi perhatian kondisi ketergantungan Riau pada komoditi dari daerah lain,” ucapnya.

Lebih lanjut Wagubri menjelaskan, pandemi Covid-19 berdampak pada banyak kinerja.
Yang mana salah satunya pada para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Ia menerangkan, UMKM yang biasanya menjadi tulang punggung dalam perekonomian dan mampu bertahan saat krisis, namun saat ini ikut terkena dampaknya.

Ia mengungkapkan, hal ini karena masyarakat membatasi aktivitasnya sehingga menurunkan konsumsi masyarakat makanya perlu adanya upaya-upaya yang harus dilakukan agar UMKM bisa bertahan di masa pandemi Covid-19.

“Dari sisi sektor atau lapangan usaha, Covid19 berdampak pada perdagangan dan lapangan usaha akomodasi dan restoran, namun tidak berdampak pada beberapa usaha,” ujarnya.

Wagubri menambahkan, terdapat beberapa lapangan usaha yang masih mampu untuk tumbuh positif saat ini.

Diantaranya, pertanian, perkebunan, perikanan, serta lapangan industri pengolahan. Masih baiknya lapangan usaha tersebut seiring masih meningkatnya permintaan CPO, baik permintaan ekspor maupun domestik.

“Menurunnya kinerja akibat pandemi Covid-19 juga berdampak pada kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Riau,” ungkapnya. *(mirza/mcr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *