Kepala Bappenas : Kolaborasi dan Sinergi Berbagai Pihak Penting dalam Pembangunan Ketahanan dan Keamanan Siber
Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional memberikan keynote speech pada webinar “Disrupsi Teknologi pada Industri Pertahanan dan Pengembangan Pertahanan Siber Indonesia”, acara ini diselenggarakan pada hari Kamis, 18 Februari 2021 secara virtual.
Transformasi digital kedepan diperkirakan akan membawa dampak positif bagi Indonesia dan Dunia, hal ini dapat tercermin dari sejumlah hasil penelitian lembaga dunia yang mengungkapkan, Artificial intelligence akan berkontribusi sebesar USD 15,7 triliun pada ekonomi global di tahun 2030, Internet of Things diprediksi dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas dengan dampak ekonomi di Indonesia sebesar USD 121 miliar pada tahun 2025.
Selanjutnya, 5G diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan Output Global Tahun 2035 sebesar USD 12,3 trilliun, bertambahnya investasi di value-chain dengan adanya 5G, diperkirakan terjadi tambahan pertumbuhan sebesar USD 3,5 triliun dan menciptakan 22 juta pekerjaan di tahun 2035, digitalisasi akan berdampak pada peningkatan GDP Indonesia USD 150 miliar pada tahun 2025, Internet Ekonomi Indonesia mencapai USD 27 milliar di 2018, dan diperkirakan bertumbuh USD100 milliar di tahun 2025.
Namun, kemajuan tersebut akan diiringi dengan prediksi peperangan siber dan ancaman cyber mengacu pada perkembangan yang terjadi saat ini, diantaranya adalah ancaman Cyber War yaitu peretasan sistem kendali alutsista, peretasan command, control, communication, computer, cyber, intelligence, surveillance, and reconnaissance atau disingkat C5ISR, Peretasan Network Centric Warfare (NCW); ancaman Cyber Crime yaitu phishing ,data manipulation, hacking, grooming atau pornografi anak; ancaman Cyber Radicalization yaitu black campaign dan propaganda; terakhir adalah ancaman Cyber Terrorism yaitu recruitment, financing.
Saat menyampaikan pemaparannya, Menteri Suharso menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi berbagai pihak dalam pembangunan ketahanan dan keamanan siber.
“Tugas pemerintah menyelenggarakan keamanan siber dan menjaga kedaulatan siber secara menyeluruh mencakup IPOLEKSOSBUD HANKAM; sementara itu, tugas akademisi, yaitu mengembangkan Center Of Excelence, penelitian yang berkesinambungan serta laboratorium keamanan siber dan pelatihan tenaga ahli siber,” ujar Menteri.
Menteri Suharso melanjutkan, tugas pelaku bisnis adalah memberikan perlindungan terhadap layanan sistem dan data/informasi, termasuk data pribadi customer, serta mewujudkan kemandirian teknologi siber. Sedangkan tugas masyarakat adalah turut serta menjaga ruang siber yang sehat dan aman serta menumbuhkan perilaku bangsa Indonesia dan budaya keamanan siber.
“Suka tidak suka, siap tidak siap, Indonesia harus mempersiapkan diri membangun kemampuan pertahanan di space dan _cyber yang merupakan keniscayaan,” tutupnya. /rls