Kisah Anak-Bapak Jadi Imam dan Bilal di Tenda Mesjid At Tabayyun
Jakarta Barat, PilarbangsaNews
Bulan Suci Ramadhan 1442 H tinggal menghitung hari, segera berlalu. Tapi ada yang akan tinggal jadi kenangan yang mengesankan bagi jamaah Tenda Mesjid At Tabayyun di Taman Villa Meruya (TVM), Jakarta Barat. Yaitu : anak – bapak yang jadi Imam dan “Bilal” Salat Taraweh. Duet itu : Sanwani Soehaly, SS, sang ayah dan anaknya, Raffa Nur Sya’bani (10 tahun).
Selama Ramadhan, sudah empat kali Salat Taraweh dan Witir di Tenda At Tabayyun dipimpin duet ini. Kolaborasi Imam dan Bilal sangat kompak. Di sela Salat Taraweh dan Witir, suara Raffa akan mengalun merdu, mengawali dengan bacaan Qur’an sesuai tajwidnya. Duet anak bapak ini sungguh memukau. Akan dikenang lama oleh warga Muslim di TVM.
Tampil perdana di TVM
Sesungguhnya, barulah di Tenda At Tabayyun, Raffa berani mentas pertama kali. Namun, sejak penampilan perdana itu, Raffa langsung merebut perhatian jamaah Salat Taraweh. “Lantunan suaranya bikin gemes. Bikin kita terkenang -kenang dan merindukannya,” komentar Wiwien Soendari, Kepala Humas Panitia Pembangunan Mesjid At Tabayyun.
Keluarga Sanwani tinggal di daerah Kebon Jeruk, tepatnya di jalan Padang Sukabumi Selatan. Jaraknya beberapa kilometer dari Tenda At Tabayyun. Keduanya mencapai lokasi dengan berboncengan sepeda motor.
Raffa anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Sanwani SS dan Nurlailah, S. Pd. Ia lahir di Jakarta, 21 Juli 2010. Kakaknya bernama Shafa Keila Wardhani dan adiknya,
Saheel Dhiya Kasyafani.
Raffa tumbuh di lingkungan keluarga islami. Raffa mulai mempelajari khazanah keilmuan Islam seperti nahwu, shorof yang merupakan dasar tata bahasa Arab, serta mengaji Al Qur’an dan Hadits dari ayahnya yang bertugas sebagai Penghulu di KUA Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.
Raffa Terlilit Ari-ari
“Proses kelahiran Baban (panggilan akrab Raffa) sangat sulit sekali,” kenang Sanwani, Rabu (5/5) malam setelah memimpin Taraweh. Sebab, Baban terlilit ari-ari dan plasentaprevia saat persalinan, seperti memberi tanda tentang keistimewaan Raffa kelak.
Ada cerita juga menarik saat Raffa masih dalam kandungan. Ayahnya bermimpi bertemu sosok seperti Sunan Kalijaga, salah satu waliyullah tanah Jawa. Dalam mimpi itu Sunan Kalijaga mengatakan, “Anak ini akan lahir berkelamin laki-laki dan akan futuh dalam ilmu agama. Jadi harus dibina secara baik oleh kedua orang tuanya.”
Keistimewaan Raffa mulai nampak pada usia satu tahun. Ia sangat menyenangi pelajaran nahwu dengan mulai membaca nadzhom Imrithi mengikuti murid-murid ayahnya yang sedang menghapal.
Seiring dengan pertumbuhannya, Raffa bersekolah di SD Al Falah Pagi, sebuah institusi pendidikan Islami yang masih mempertahankan konsep klasik pembelajaran Nahwu, Shorof, dan Hadits, serta Hifzul Qur’an.
Suara Raffa yang khas mendayu-dayu membaca lafadz Bilal pada Salat Tarawih dan Witir memberikan semangat tersendiri bagi jamaah terutama ibu- ibu. Mereka juga gemas pada bangun tubuh Raffa yang gempal. Serupa bapaknya yang juga gempal, membuat anak bapak ini seperti pinang dibelah dua.
Sang ayah, Sanwani Soehaly, SS kelahiran Jakarta April 1978. Dia menyelesaikan pendidikan S1 UIN Jakarta Fakultas Adab Jurusan Bahasa dan Sastra Arab pada Tahun 2003.
ASN Kemenag Penghulu KUA Kembangan Jakarta Barat itu sebelumnya pernah bekerja di bagian dokumentasi di rumah produksi Bintang Group. Setelah sekian lama bekerja ia mengundurkan diri untuk berkonsentrasi menyelesaikan studinya. Setelah lulus Sanwani kembali ke almamaternya di Bintang Group. Tetapi tidak lagi sebagai karyawan, melainkan sebagai pengisi kegiatan Musalah At Tabayyun di Aula Kantor Bintang Group sampai sekarang. (rel/ib)