Sapi Asli Pessel Bakal Punah?
Painan, PilarbangsaNews,– Selain pertanian dan perkebunan, Kabupaten Pesisir Selatan juga memiliki potensi besar di bidang peternakan. Bahkan hingga saat ini Pesisir Selatan masih diakui sebagai salah satu daerah di Sumatera Barat (Sumbar) sebagai sentra daging sapi.
Sapi asal Pesisir Selatan merupakan salah satu rumpun sapi lokal Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Provinsi Sumatera Barat. Plasma nutfah asli Pesisir Selatan itu telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2908/Kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011.
Daging sapi yang diunggulkan itu cukup dikenal oleh masyarakat Pesisir Selatan dengan sebutan sapi atui. Dikatakan sapi atui, karena perawakannya kecil dan tahan dari berbagai penyakit, selain itu dagingnya juga berserat halus dan rendah kalori.
Diperoleh data bahwa Pesisir Selatan merupakan pemasok daging Sapi terbesar untuk Kota Padang, sebab kebutuhannya dipasok dari Pesisir Selatan mencapai 80 persen dalam satu tahun.
Karena sangat disukai untuk dikonsumsi oleh masyarakat luar daerah, maka potensi pengembangan usaha dibidang peternakan sapi lokal ini perlu terus ditingkatkan.
Sebab tidak semua daerah di Sumbar yang memiliki kekhasan seperti Pesisir Selatan dengan sapi pesisir nya itu.
“Karena besarnya peminat terhadap sapi pasisir ini, sehingga habitatnya perlu dipertahankan dan dikembangkan agar permintaan konsumen bisa sebanding dengan peningkatan populasinya,”.
Untuk menjawabnya, maka Pesisir Selatan perlu melakukan pengembangan jenis sapi lokal ini melalui penangkaran di satu wilayah.
“Itu dapat dilakukan pada salah satu pulau yang ada di perairan Pesisir Selatan agar habitatnya bisa berkembang secara alami dan juga terjaga. Sebab memang selayaknya Pesisir Selatan memiliki lokasi penangkar sapi pesisir, agar sapi lokal ini bisa diselamatkan dari kepunahan karena semakin tingginya permintaan,”.
Perlu juga diketahui bahwa perkembangan teknologi genetika akan mendesak dan mengancam keberadaan sapi lokal yang tidak ada duanya di dunia. Kekhasan ini juga bisa hilang akibat perkembangan ilmu genetika.
Sebab ilmu itu telah menyentuh ke lapisan masyarakat terutama peternak. Dengan ilmu genetik itu, perindukan sapi pesisir dapat dikawin suntikkan dengan sapi luar, akibatnya kekhasan dan keasliannya bisa hilang.”
Ancaman lainnya juga akibat tingginya permintaan atau pemotongan sapi pesisir untuk memenuhi pasar luar daerah. Sebab berdasarkan pengamatan saat ini, permintaan bisa dikatakan sudah tidak sebanding dengan angka kelahiran.
Berdasarkan kondisi ini, sehingga dapat disimpulkan sapi pesisir bisa terus berkurang. Dari itu penangkaran perlu dilakukan pada salah satu pulau dengan jenis sapi yang sama agar habitatnya bisa terus dipertahankan.
Perlu juga diketahui bila penangkaran itu akan ditempatkan pada sebuah pulau, maka pulau itu harus memiliki kriteria khusus pula supaya hewan plasma nutfah itu bisa bertahan hidup dan berkembang secara alami. Misalnya ada lahan rumput, sumber air dan pepohonan. (Yoni Syafrizal)