Pak Polantas Bukittinggi yang Humanis
Bukittinggi, PilarbangsaNews.com, —
Coba kita lihat foto diatas, foto seorang Anggota Polantas Polres Bukittinggi dan seorang pemuda pengendara sepeda motor. Si Polantas nampak memegang Helmut nya sementara si pemuda kelihatan sedang memegang kepala.
“Dek.. Kenapa adek tidak pakai Halm?” tanya si Polantas kepada si Pemuda.
“Aduh lupa om, maaf ya Om” Jawab si pemuda dalam bahasa daerah sambil memegang kepalanya.
“Lain kali kalau mengendarai Sepeda Motor pakai Helm ya dek, ” ujar Si polantas memberikan peringatan kepada pemuda.
“Iya om. Makasih ya Om, ” kata pemuda itu seraya memacu sepeda motornya meninggalkan si polantas.
Peristiwa seperti diatas terjadi beberapa hari yang lalu disalah satu ruas jalan di Kota Bukittinggi, Sumbar.
Peristiwa seperti itu sebelumnya jarang terjadi. Dimana saja dinegara ini, biasanya jika polantas menemukan pelanggaran seperti foto diatas polisi lalu lintas langsung memberikan tilang.
Anggota polantas khususnya Polantas Polres Bukittinggi dibawah pimpinan Kasat Lantas Polres Bukittinggi AKP Ghanda Novidiningrat, SIK, MH tidak dibenarkan lagi untuk memberikan tilang kepada pengendara. Jika anggotanya dilapangan menemukan ada pelanggaran yang dilakukan oleh sipengendara seperti tidak pakai helm atau tidak membawa STNK (Surat Tanda Nomor Kenderaan) atau tidak membawa SIM saat mengendarai kendaraanya. Petugas di lapangan hanya diperbolehkan memberikan peringatan dan arahan.
Perintah tersebut dilaksanakan oleh Kasat Lantas Polres Bukittinggi AKP Ghanda Novidiningrat, SIK, MH kepada anggotanya untuk menindaklanjuti perintah Kapolri.
Sekarang muncul pertanyaan. Bagaimana kalau polisi menemukan banyak pengemudi yang melakukan pelanggaran. Apakah polisi lalulintas hanya diperbolehkan menonton saja?
Jawabnya; Ya untuk saat ini memang begitu. Pelangaran yang dilakukan oleh pengendara seperti tidak pakai Helmut, tidak melengkapi surat kenderaan kini ditegur saja dan diberikan arahan.
Untuk sementara kedepannya penindakan dilakukan melalui sistem Etle tilang atau E Mobile, menggunakan Kamera yang dipasang dibebarapa titik dan juga kamera yang dibawa oleh petugas pada saat berpatroli. Namun kendalanya untuk Kota Bukittinggi perangkat Etle tersebut belum satupun ada di Kota Bukittinggi.
Kota kota atau daerah yang belum memiliki perangkat elektronik Etle Tulang, untuk sementara polantas nya nonton sajalah dulu menjelang kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri membaik kembali.
Kepercayaan masyarakat terhdap instusi Polri kini menurun disebabkan kasus Pembunuhan terhadap Brigadir Yosua yang dilakukan oleh mantan Kadiv Propam Polri Irjen Sambo dan menyusul terlibatnya mantan kapolda Sumbar Irjen Tedy Minahasa serta mantan Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawira dalam peredaran Narkoba.
Dua kasus ini membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap instusi Polri “terjun bebas”. Mudah-mudahan dengan adanya Polisi yang humasnis dijalan raya tingkat kepercayaan itu bangkit kembali.
(****)