.

Rapat DK PWI Serukan Wartawan Kedepankan Etika dan Moralitas, Kasus Sumbar Disebut

Medan, PilarbangsaNews

Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kembali bertemu dengan Dewan Kehormatan Provinsi (DKP) dari seluruh Indonesia di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubenur Sumatera Utara, Medan, Selasa 7 Februari 2023 malam.

Pertemuan itu menghasilkan apa yang disebut sebagai “Seruan Medan” tentang kewajiban wartawan menjaga dan mengedepankan etika dan moralitas dalam menjalankan profesi serta dalam menjalankan organisasi profesi.

Dalam rilis Dewan Kehormatan PWI Pusat yang diterima PilarbangsaNews Rabu (8/2/2023), disebutkan “Seruan Medan” ini menjadi semacam peringatan bagi wartawan dan organisasi PWI.

“Etika dan moralitas itu fundamental di samping kompetensi seperti dinyatakan dalam UU Nomor 40 Tahun 1999,” kata anggota Dewan Kehormatan PWI dan Anggota Dewan Pers, Tri Agung Kristanto pada acara yang digelar disela sela acara Hari Pers Nasional 2023 di Sumatera Utara ini.

Hadir dalam acara itu Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat, Sasongko Tedjo, anggota Dewan Kehormatan Raja Pane dan Asro Kamal Rokan serta para Ketua DKP PWI seluruh Indonesia

Pertemuan banyak menyoroti masih banyaknya pelanggaran Kode Etik, Kode Perilaku Wartawan, dan norma organisasi akhir akhir ini sehingga memunculkan keprihatinan.

“Kode etik, Kode Perilaku wartawan dan norma organisasi itu merupakan satu kesatuan yang selalu harus menjadi wartawan dalam menjalankan profesi,” kata Sasongko Tedjo.

Dikatakannya, menjadi wartawan bukan hal yang mudah karena disamping kompetensi juga mengemban tuntutan etis, mengutamakan kepentingan masyarakat, bersikap independen dan tanggung jawab lainnya. “Maka saya paling tidak setuju apabila dikatakan menjadi wartawan itu mudah,” tambah Tri Agung Kristanto.

Dingatkan bahwa wartawan bisa keliru tapi tidak boleh berbohong itulah yang membedakan dengan konten konten di media sosial yang menjadi ancaman bagi produk jurnalistik maupun profesi wartawan. Namun justru menjadi tantangan yang harus dijawab oleh profesi ini.

Mengapa etika dan moral? Karena itulah modal kepercayaan yang dimiliki wartawan dalam menjalankan profesi.

Pengelolaan organisasi

Pertemuan para Ketua Dewan Kehormatan PWI juga menyuarakan keprihatinan atas praktik pengelolaan organisasi PWI yang banyak melanggar norma dan aturan organisasi. Kasus di Sumatera Barat kembali disorot karena Ketua PWI terpilih masih berstatus ASN dan telah diberhentikan sebagai anggota PWI oleh DK tetapi tetap dilantik oleh Ketua Umum PWI Pusat.

Diingatkan, menjaga marwah organisasi menjadi bagian terpenting dan tidak terpisahkan karena prinsip prinsip yang sama yakni dilandasi moral dan etika. Maka “Seruan Medan” mengingatkan agar pelanggaran norma yang dapat menggambarkan pengelolaan organisasi berdasarkan kepentingan pribadi segera diakhiri, karena organisasi ini milik lebih 16.000 anggota.

“Kritik ini bukan bertendensi menyerang pribadi atau perorangan namun sebagai wujud kepedulian terhahap organisasi,” kata Raja Pane.

Acara yang berlangsung gayeng selama dua jam lebih itu diawali dengan makan malam dan diakhiri dengan makan durian bersama dengan penuh keakraban. (Rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *