Utiah Kapeh Bertanya;

Progam Manari Wabup Pessel;  Produktifkan  60 H Lahan  Tidur di Batang Kapeh (1)

PilarbangsaNews.com, —

Pak Utiah Kapeh…., Pak Utiah…, bapak dapat informasi ndak, bahwa pak wabup Pessel Rudi Heriansyah kini menggencarkan Program Manari di Pesisir Selatan? kata seseorang bertanya kepada Pak Utiah Kapeh.

Program Manari…? Ndak…, setahu ambo, pak wabup kalau tidak hari ini, mungkin bisuak, beliau pergi ke tanah suci menunaikan ibadah Umrah bareng nyonya, ” jawab Pak Utiah Kapeh.

“Coba tanya kan pak Utiah, sebab awak ingin pula ikut program Manari yang digagas Pak wabup Rudi itu, ” desak yang bertanya.

Kalau menanyakan soal prgram Manari itu pak Utiah malas, takut mengganggu kekhusyukan pak wabup dalam menunaikan ibadah. Apalagi Progam Manari itu untuk duniawi sebagai seni hiburan. Sementara pak wabup pasti tak ingin diganggu karena ingin khusuk dalam menunaikan ibadah Ramadhan di tanah suci.

Mendapat informasi ada progam Manari di Pessel, membuat pak Utiah kapeh sedikit penasaran dicoba mengontak pak wabup lewat pesan whatsapp. Mana tahu pak wabup masih belum terbang ke Tanah Suci. Sebab berdasarkan percakapan Pak Utiah Kapeh dengan Pak wabup senja kemarin kata pak wabup beliau kalau ndak besok (menyebut hari Ini) mungkin lusa berangkat ke Tanah Suci.

****

“Assalamu’alaikum WW. pak Wabup…, ” pak Utiah Kapeh mengirim pesan whatsappnya.

Beberapa menit kemudian langsung dijawab pak wabup; “Alaikumsalam WW, pak Utiah. Apa kabar Pak Utiah?

“Apakah jadi pak wabup berangkat hari ini?”

“Belum pak utiah. InsyaAllah mungkin besok tanggal 12/4/2023.” jawab Pak wabup.

“Pak boleh saya bertanya,”

“Silahkan pak Utiah, ”

“Begini pak. Apa benar bapak sekarang menggencarkan program Manari di Pessel?”

Iya benar pak Utiah. Apa menurut Pak Utiah prgram itu kurang populis?

Ya saya kurang setuju Pak, masa Pak wabup mengusung program Manari itu. Rasanya belum pantas pak wabup turun langsung mengurus soal tari Manari. Biarlah tugas yang mengurus soal tari Manari itu dilakoni oleh pelaku sani saja. Kan banyak yang bisa jadi instruktur tari di Pesisir Selatan.

“Ha-ha-ha… Pak Utiah…., ”

“Kok pak wabup ketawa?”

” Pak Utiah, program Manari yang dimaksud disini bukan program seni tari pak Utiah, tapi Manari itu akronim dari Mambangun Nagari, ” wabup menjelaskan.

“Woooaaalah….. Teledor saya pak. Kirain tadi seni tari gerak itu, ”

“Tidak pak Utiah.”

Menurut Wabup Rudi Heriansyah, program Manari ini digagas setelah dia melihat banyak lahan tidur di Pesisir Selatan. Kalaupun itu berupa lahan produktif tapi belum digarap oleh petani secara maksimal.

Lahan produktif belum digarap secara maksimal adalah lahan yang hanya digarap sakali dalam setahun. Sementara pengertian lahan tidur yaitu lahan yang telah lama dibra (dibiarkan terlantar) tidak digarap semasekali.
Jumlah kedua jenis lahan ini cukup luas. Dan ini potensinya luar biasa bila dikembangkan, tentu akan dapat menambah pemasukan petani sekaligus untuk memperkuat ketahanan pangan.

Kenapa selama ini potensi itu tidak bisa dimaksimalkan oleh petani pemilik lahan.

Menurut wabup ada beberapa persoalan yang mililit. Di antara karena kepemilikan lahan yang tidak punya sertifikat, sehingga tidak punya akses ke perbankan sebagai anggunan modal untuk menggarap lahan.

Pengetahuan petani yang masih terbatas ditambah kekurangan modal membuat produksi tidak seperti diharapkan.

Ya tak mungkinlah tanaman bisa bagus produksinya apabila bibit asal jadi, kadar pemupukan tidak sesuai dengan yang direkomendasikan. (Bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *