Ijuk Tak Bersaga, Lurah Tak Berbatu di Batang Kepeh?
Bukittinggi, PilarbangsaNews.com,–
Yang namanya ijuk pasti ada saganya (durinya), setiap lurah pasti ada batunya. Tapi di Batang Kapeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, akhir akhir ini ijuk tak bersaga, dan lurah sudah tak berbatu lagi
Kalau ijuk di Batang Kapeh masih bersaga lurahnya masih berbatu, tak mungkin lah jalan kampung Jambak menuju 4 Nagari di .Mudiak Batang Kapeh itu dibiarkan menunggu dan menunggu berlama lama. Yang pasti sampai kini masih belum di rehabilitasi.
Padahal sudah lebih dari 2 atau 3 tahun ini, tebing sungai yang ada disebelah bahu jalan Kampung Jambak itu dibiarkan saja tergerus aie gabuak.
Setiap kali aie gabuak tebing sungai itu selalu tergerus arus sungai. Lama lama kondisinya sudah meruntuhkan bahu jalan yang ada disebelah sungai.
Kondisi jalan yang seperti itu jika dibiarkan lama-lama , akan dapat membuat jalan itu terputus. Apakah dibiarkan putus dulu baru diperbaiki???
Kalau sekarang diperbaiki dana proyeknya kecil. Kalau sudah putus biayanya bisa menjadi 10 kali lipat dari sekarang. Apakah seperti itu alur berfikirnya bapak bapak kita di PUPR? Mudah-mudahan tidak seperti itulah hendaknya.
Dari aspek keselamatan, jalan dengan kondisi itu akan berdampak terhadap keselamatan para penguna jalan. Sebab jika tidak hati-hati pengendara sepeda motor ataupun mobil bisa terjun bebas kecebur kedalam sungai yang ada disebelah badan jalan.
Jalan Kampung Jambak itu adalah satu satunya aksesibilitas menuju 4 Nagari di daerah Mudiak Batang Kapeh. Masing masing Nagari Tuik Koto Gunung, Nagari Sungai Nyalo, Nagari Lubuk Nyiur dan Nagari Teratak Tempatih.
Berita terkait jalan kampung Jambak itu menjadi bahan perbincangan bagi mereka warga Batang Kapeh yang ada dikampung maupun yang ada di perantauan. Atau yang peduli dengan kondisi jalan tersebut, setelah dipublish oleh media PilarbangsaNews.com dalam 2 edisi, Selasa 1/8/2033 dan Rabu (2/8/2023,)
Baca juga:
Akankah Terus Menunggu dan Menunggu Jalan Kampung Jambak Batang Kapeh itu direhabilitasi?
Dulu ketika di Mudiak Batang Kapeh, ijuk masih bersaga dan lurah masih berbatu. Tak diberitakan pun jalan itu sudah pasti direhabilitasi. Tapi sekarang telah diberitakan dengan kalimat kalimat yang satire, tetap tak dihiraukan oleh penguasa setempat. Padahal penguasa sekarang ini lai nan diawak jua.
“Nan diawak juo, artinya adalah masih orang dekat dengan kita. Tapi bukan kita,” kata seorang perantau yang tak mau disebutkan namanya dalam tulisan ini.
Nah karena bukan kita, makanya seperti itu??? Entahlah…… Mudah-mudahan tidak begitu.
Kita masih ingat dulu bahwa di sana ada nama Arwan Kasri Seorang mubaligh kondang pada zamannya dan terakhir Buya Iwan sempat menjabat ketua DPRD Sumbar satu kali periode diawal tahun Reformasi.
Saat lurah masih berbatu, jalan ke kampung Buya Arwan. di Tuik Batang Kapeh, menjadi mulus diaspal beton. Saat itu jalan kabupaten Pesisir Selatan masih bisa dihitung dengan jari yang baru diaspal.
Ketika Buya jadi ketua DPRD Pesisir Selatan, Buya berhasil menambah jembatan satu lagi di di Mudiak yaitu jembatan Sungai Nyalo
Padahal kata Kepala Dinas PU Kabupaten Pesisir Selatan Ir Khalawi AH ( kini menjabat sebagai salah satu Dirjen Di Kementerian PUPR) waktu itu kepada penulis mengatakan jembatan Sungai Nyolo tersebut tidak mungkin bisa dibangun karena jaraknya dangan jembatan yang satu lagi di Lubuk Nyiur berdekatan.
Dalam satu bentangan sungai yang berdekatan tidak boleh dibangun 2 jembatan. Tapi sekali lagi karena ijuk masih bersaga dan lurah masih berbatu maka segala aturan bisa diabaikan.
Kemudian kita ingat juga dengan nama Drs Lukman, masih orang Tuik Batang Kapas, satu kampung dengan Buya. Drs Lukman sempat duduk menjadi ketua DPRD Pesisir Selatan.
Semasa Drs Lukman jadi Ketua DPRD Pesisir Selatan banyak pembangunan yang berhasil dipersembahkannya untuk Mudiak Batang Kapeh.
Ya kini Mudiak Batang Kapeh masih memiliki tokoh malah menjadi tokoh yang mengharumkan nama bangsa Indonesia dibidang persepakbolaan. Siapa yang tak kenal dengan Indra Syafri tokoh dari Lubuk Nyiur Batang Kapeh ini.
Kemudian ada lagi nama Prof. Dr. Ermanto, S.Pd, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang (FBS UNP) . Ermanto baru baru ini dilantik lagi menjadi dekan FBS UNP untuk periode ke 2.
Keduanya bukan tokoh politik namun kalau pulang kampung menemukan jalan seperti di kampung Jambak ini, terpaksa mengusap dada… Sambil mengucapkan astagfirullah… Untung mobil yang mereka tumpangi tak masuk jurang akibat sang sopir kurang fokus karena asik berdendang menirukan dendang tukang rabab….. (Tam Arang)