Payakumbuh, Kota Kuliner yang Hidup 24 Jam dengan Branding Baru “City of Randang”
PENGANTAR – Satu tim wartawan membangun sindikasi liputan dengan nama Journalist Journey #1 atau JoJo-1. Mereka terdiri dari Atviarni, Asril Koto, Devi Diany, Eko Yanche Edrie, Gusfen Khairul, Heranof Firdaus, Indra Sakti Nauli, Jayusdi Effendi, Nita Indrawati Arifin, Nofrialdi Nofi Sastera, dan Zulnadi. Tiap anggota sindikasi menulis di media masing-masing, Jojo-1 kali ini bertema ‘Payakumbuh Kota 24 Jam’. Di bawah liputannya:
PAYAKUMBUH mendeklarasikan diri sebagai kota yang total melayani wisatawan, jasa perdagangan dan kota yang dijuluki “City of Randang” ini hidup selama 24 jam non-stop untuk para pecinta kuliner.
“Kedepan, pusat kuliner yang berada di jantung Kota Payakumbuh ini akan makin ditata dan dilebarkan hingga ke kawasan Batang Agam. Kita sedang siapkan detil perencanaannya,” kata Pj Wali Kota Payakumbuh Drs. Jasman, MM Datuak Bandaro Bendang ketika silaturrahmi dengan wartawan senior Sumbar di RM Pongek OR Situjuah, Minggu (26/11/2023) siang.
Menurut Jasman, pusat kuliner yang tertata dan menyuguhkan kuliner enak berkualitas, nantinya bisa dibiayai APBD atau ditawarkan kepada investor putra daerah yang berminat berinvestasi di kampung halaman.
“Sudah ada komunikasi dengan perantau atau putra daerah Luak 50 yang berminat investasi di kampuang halaman. Kita susun terlebih dahulu detil perencanaannya sehingga nantinya merupakan pusat kuliner yang nyaman, aman, sehat, harga bersahabat dan tentu saja asik untuk jadi tempat bersantap,” kata Pj Wali Kota yang dikenal bersahabat baik dengan teman-teman media ini.
Makan siang lamak wartawan dengan Pj Wali Kota Payakumbuh Drs. Jasman, MM Datuak Bandaro Bendang di RM Pongek OR Situjuah
Saat ini, Kota Payakumbuh memang telah jadi persinggahan kuliner yang tidak pernah tidur. Sepanjang jalan utama di kota ini berderet gerobak dan tenda-tenda kuliner, yang mulai buka dari sore hari hingga subuh, bahkan disambut pagi harinya dengan penjual aneka sarapan pagi.
Kuliner yang ditawarkan pusat kuliner di Kota Payakumbuh ini bermacam-macam antara lain sate daging dan sate ayam, martabak, nasi goreng, aneka mie, bubur kacang hijau, lontong, roti bakar, nasi dengan aneka sambal, aneka gorengan dan tentu saja minuman kopi, susu dan minuman segar buah-buahan.
Juga tersedia ampiang dadiah berupa susu kerbau yang difermentasi dalam potongan bambu, teh talua khas dengan gula aren, jus telur pinang muda, dan tentunya kopi kawa daun. Kopi ini unik karena tidak menggunakan biji kopi seperti biasa tetapi hanya olahan daun kopi sebagai bahan dasarnya.
“Jangan lupakan kalau malam hari di pusat kuliner Payakumbuh ini meneguk segelas minuman segar sehat dari daun kacang, ampadu tanah, daun banto, serta aia akar yang terkenal karena terdiri dari campuran perasan daun cincau dan daun kacang serta santan. Minuman segar dan sehat tanpa campuran bahan kimia sama sekali,” kata Pj Wali Kota Payakumbuh Jasman, yang sehari-hari adalah Sekum LKAAM Sumbar.
Randang Kota Payakumbuh
Dari Gelamai ke Randang
Dulunya, makanan yang menjadi oleh-oleh Kota Payakumbuh berupa gelamai (adonan dari pulut dan gula aren seperti dodol) sudah mendunia. Juga batiah, sehingga Payakumbuh juga dikenal dengan Kota Batiah.
Kini bersamaan dengan dinobatkannya rendang sebagai makanan terenak di dunia, maka Kota Payakumbuh pun meluncurkan branding yang sangat menyentakkan : City of Randang. Meski semua kabupaten/kota di Sumbar memproduksi randang, tetapi kota yang dengan berani menyatakan diri sebagai “City of Randang” hanya Kota Payakumbuh.
Dengan branding yang baru ini, Kota Payakumbuh memang gencar-gencarnya melakukan promosi di segala lini : Kota Gelamai menjadi “City of Randang”. Karena itu, di kota ini telah dibangun pusat pelatihan rendang yang dikunjungi hampir tiap hari oleh berbagai elemen, tidak saja dari Sumbar tetapi juga dari luar provinsi.
Rombongan wartawan senior Sumbar bersama Pj Wali Kota Payakumbuh Drs. Jasman, MM Datuak Bandaro Bendang
Bersamaan dengan branding “City of Randang” dan hadirnya pusat pelatihan rendang, maka di Kota Payakumbuh tumbuh pesat UKM rendang dengan aneka varian, seperti rendang daging, rendang paru dan rendang ayam. Kemudian muncul rendang non-daging seperti rendang ubi, rendang telur, rendang belut, rendang jamur dan rendang jengkol.
Selain UKM rendang, juga bertumbuh UKM kuliner oleh oleh lainnya seperti UKM batiah, UKM keripik ubi, UKM gelamai dan UKM makanan ringan lainnya. Jumlah UKM kuliner saja mencapai 500 buah, kalau keseluruhan UKM di kota ini, termasuk dengan menjamurnya kafe dan pondok kawa, jumlahnya mencapai 1.500 lebih.
Geliat perekonomian Kota Payakumbuh yang luar biasa ini, tentu akan berakibat kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari pembangunan yang sebenarnya adalah kesejahteraan dan itu makin nyata di “City of Randang”. (gk)