Artikel

Gus Imin dan Wisata Halal, Bertentangan Kah? tidak!!!

Penulis: Rusdianto Samawa

Apa yang dikonsep dan digagas oleh pasangan AMIN sebagai bagian dari roadmap ekonomi yang bersumber dari pariwisata.

Maka Wisata Halal itu, kewajiban negara dan tanggung jawab pemerintah hadirkan Wisata Halal.

Apakah bertentangan? Tidak!!. Indonesia negara plural. Wisata Halal harus menjadi brand Indonesia dikancah global.

Selama ini, semua pertentangkan karena terbawa doktrin keagamaan. Padahal paradigma Wisata Halal itu adalah Wisata Baik.

“Halal bahasa Arab. Artinya baik. Wisata itu, bahasa anak sekolah dasar yakni bertamasya. Kata tamasya juga berasal dari kata Arab yang artinya jalan – jalan menikmati keindahan alam. Bahasa kerennya sekarang healing – healing supaya bahagia.

Sekarang, banyak orang tak mengerti definisi dan paradigma dasarnya. Sama dengan makanan sebagai nutrisi dan gizi. Kalau makan makanan halal (baik) maka tubuh dapat tumbuh dan kesehatan menjadi sehat.

Begitu juga, Wisata Halal. Kalau menikmati wisata secara baik dan benar (healing). Maka mendapat manfaat dan kebahagiaan.

Sebaliknya, kalau niat menikmati Wisata itu bersama kekasih yang tak halal. Sudah pasti wisatanya menguras duit dan penuh penyesalan. Tetapi Wisata bersama kekasih non muhrim bulan dalam arti dilarang dalam konsep wisata halal. Boleh saja. Kembali kepada pribadi masing – masing.

Kalau hasil wisata (healing)-nya tidak bahagia. Maka nikmati saja oleh pribadi masing – masing.

Begitu juga, kalau Wisata Halal oleh pasangan halal. Maka bisa jadi bahagia atau tidak. Ya, serahkan ke pribadi masing – masing.

Banyak contoh wisata halal menerapkan protokol aturan halal yakni perhotelan. Di NTB: Pulau Lombok dan Sumbawa, banyak perhotelan yang menerapkan tanpa pasangan kekasih yang halal dan menunjukan KTP dan Surat Nikah tidak bisa menginap.

Lantas, hotel itu sepi. Tidak juga. Banyak pengunjung. Bahkan lebih berhasil tata kelolanya dan konsumennya lumayan meningkat.

Tetapi, ada juga perhotelan bebas alias tak ada larangan apapun. Bahkan perhotelan menyediakan kelas diskotik paruh waktu juga ada.

Dear netizen, plis deh, jadi konsep Wisata Halal itu bagus. Jangan dipertentangkan. Karena kita butuh orang diseluruh dunia datang berwisata ke seluruh tempat wisata di Indonesia.

Sehingga berdampak pada ekonomi dan pertumbuhan pembangunan serta pemerataan yang berkeadilan. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *