Perguruan Tinggi

Edriana Wanita ke-40 Sandang Gelar Doktor Politik Universitas Indonesia

Jakarta, PilarbangsaNews

Sidang terbuka Senat Akademik Universitas Indonesia menetapkan Edriana menjadi Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Resminya, wanita asal Tanah Datar ini meraih gelar S3 tersebut, membanggakan karena Ediana menjadi wanita ke-40 menyandang gelar Doktor Politik Universitas Indonesia.

Sidang yang digelar di Auditorium Juwono Sudarsono Gedung F, Kampus FISIP UI Jakarta, Jumat 5 Juli 2024 tersebut diketuai langsung oleh Dekan FISIP UI, Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, M.Si.
Adapun yang bertindak sebagai Promotor sidang Prof. Dr. Maswadi Rauf, M.A dan Ko Promotor Dra. Chusnul Mar’iyah, Ph.D.

Edriana dengan lancar mempresentasikan disertasinya dengan judul “Negara, Korporasi dan Masyarakat dalam Kebijakan Hutan Tanaman Industri di Indonesia” yang merupakan studi kasus PT. Riau Andalan Pulp and Paper di Riau tahun 2004-2024.

Studi ini, terang Edriana, dilatarbelakangi oleh maraknya pengelolaan hutan untuk kepentingan industri, khususnya kebijakan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang menguntungkan korporasi pulp dan kertas. Hal ini terlihat dari peningkatan dan perluasan lahan yang dikelola korporasi, melebihi ketentuan yang ada.

Adapun permasalahan utama yang dikaji dalam disertasi tersebut adalah, pertama bagaimana kebijakan HTI pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo serta dampaknya terhadap PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan masyarakat lokal. Kedua, dampak kebijakan tersebut terhadap deforestasi, terutama di lahan gambut dan terakhir peran negara sebagai pembuat kebijakan dalam menjaga kehidupan sosial masyarakat untuk meredam konflik yang dapat mengganggu produksi, khususnya di Riau.

Temuan utama studi ini, lanjut wanita yang saat ini sebagai Direktur Peneliti Women OMEN Research Institute ini, menunjukkan bahwa kebijakan HTI menguntungkan korporasi pulp dan kertas yang mengandalkan bahan baku kayu dengan berbagai kemudahan dan subsidi dari pemerintah.

“Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan lebih banyak kebijakan yang menguntungkan korporasi dibandingkan pemerintahan Joko Widodo. Pada periode pertama pemerintahan Joko Widodo, upaya koreksi dilakukan melalui kebijakan moratorium izin baru pengelolaan hutan dan kebijakan perhutanan sosial yang memberikan akses kepada masyarakat untuk mengelola lahan kehutanan. Namun, pada periode kedua pemerintahan Joko Widodo, kebijakan kehutanan kembali menguntungkan korporasi, terutama dengan dikeluarkannya Undang-Undang Cipta Kerja yang memicu banyak protes masyarakat.

Edriana, kembali menegaskan dihadapan penguji dan pimpinan sidang, bahwa
implikasi teori dari Fred Block menyatakan bahwa komunitas bisnis memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan kebijakan negara, dengan pelaku bisnis mencari bantuan pemerintah untuk mendukung kegiatan mereka melalui berbagai kebijakan.

“Pemerintah harus menjaga stabilitas sosial, baik untuk melindungi kepercayaan bisnis dari pengusaha maupun untuk mempertahankan kekuasaannya. Jadi kata kuncinya adalah harus ada keseimbangan Negara, Korporasi, Hutan Tanaman Industri dan Perhutanan Sosial,” tegas Edriana yang tercatat merupakan wanita ke-40 meraih Gelar Doktor Ilmu Politik Indonesia ini.

Sementara itu ketua Sidang Dekan FISIP UI, Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, M.Si. mengucapkan selamat kepada Edriana yang berhasil mempertahankan disertasinya.

“Kemampuan Anda mempertahankan disertasi tentunya sangat dibutuhkan pemerintah terpilih untuk mengelola hal yang terkait dengan hutan dan lingkungan hidup. Saya harap publikasi yang diperoleh bisa bermanfaat untuk bangsa dan semoga ilmu dan kemampuan yang Doktor Edriana miliki bisa dimanfaatkan oleh pemerintah. Sekali lagi selamat dan atas capaian Doktor Edriana,” tutup Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, yang disambut tepuk tangan hadirin dan sejumlah tokoh nasional yang hadir dalam sidang tersebut. (Gilang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *