Nasional

Dr Febby, Prof Reni Mayerni dan Pak Nanuk Jadi Pembicara Seminar Tentang Ketahanan Nasional di Bali

Bali, PilarbangsaNews

Catat ya para pecinta, pegiat dan pemerhati properti. Asosiasi Dosen dan Pengajar Ketahanan Nasional (APTANNAS) dan Ikatan Pengusaha Bahan Bangunan (IPBBI) pada 19-22 September menggelar seminar tentang Ketahanan Bangunan, Infrastruktur dan Adaptasi Bahan Bangunan Terhadap Rumah Tradisional Indonesia di Bali Sunset Road.

Hal ini diungkap Ketua Umum APTANNAS Dr Margaretha Hanita yang juga Ketua Prodi S3 di SKSG Universitas Indonesia. Seminar ini menampilkan beberapa pembicara mumpuni soal ketahanan nasional dan ketahanan bangunan.

Pembicaranya ada Deputy Kajian Strategik Lemhanas RI Prof Dr Ir Reni Mayerni dengan materi tentang Rantai Pasok Global Ketahanan Bangunan dan Infrastruktur di Masa Krisis. Kemudian Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Infrastruktur Dr Insannul Kamil yang juga merupakan tenaga pengajar dari Universitas Andalas mengulas materi soal Ketahanan Bangunan.

Selain dua pembicara, APTANNAS juga menghadirkan Jarwansyah selaku Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi dari BNPB 

Dihari berikutnya Seminar dan Pameran juga menghadirkan Ketua Umum Hipparin (Himpunan Pengusaha dan Profesional Pariwisata Indonesia) yang juga Ketua Umum Persatuan Dosen Pariwisata Indonesia (Perdosparin) Dr. Febby Dt. Bangso, S.St.Par., M.Par QRGP.,CFA.

Dr Febby memaparkan tentang Rumah Gadang Sebagai Ketahanan Budaya, Adaptasi Bahan Bangunan,  Antisipasi Krisis Bencana dan Daya Tarik Pariwisata bersama dengan guru besar dosen aristektur Fakultas Teknik dari Universitas Udayana Prof Dr Anak Agung Ayu Oka Saraswati.

Margaretha Hanita juga menjelaskan bahwa seminar ini tidak hanya berbicara tentang ketahanan bangunan dan infrastruktur saja tetapi tentang rantai pasok global, kemudian perlu edukasi ke masyarakat terhadap bangunan publik, infrastruktur dikawasan daerah bencana apalagi di daerah destinasi wisata 

“Kita melihat bangunan tradisional di seluruh Indonesia yang ternyata baik untuk menghadapi bencana seperti gempa, tetapi bahan bangunan asli itu seperti kayu dan ijuk sudah sulit didapat sehingga perlu adaptasi bahan bangunan tanpa mengurangi nilai dan makna bangunan traditional tersebut yang ternyata merupakan salah satu daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Indonesia,” ujar Hanita, Minggu (15/9/2024). 

Disamping seminar, pameran juga akan menampilkan produk lokal berkualitas untuk bahan bangunan mulai dari atap, keramik, cat dan produk produk baru yang cocok untuk bahan bangunan di pinggir pantai ataupun di pegunungan. (rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *