Evaluasi Debat Publik Pilgub Sumbar 2024: KPU Perbaiki Kualitas, Siapkan Debat Kedua yang Lebih Matang
Padang, PilarbangsaNews
Pasca debat publik perdana calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat (Pilgub Sumbar), banyak tanggapan dari netizen di berbagai platform media sosial. Untuk merespons hal tersebut, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbar segera melakukan evaluasi dan menyusun perbaikan untuk debat publik selanjutnya yang akan diadakan pada 19 November 2024 di Hotel Truntum, Padang.
“Kami mengadakan evaluasi bersama para pemangku kepentingan, termasuk liaison officer (LO) dari kedua pasangan calon (Paslon) Pilgub Sumbar,” kata Anggota KPU Sumbar, Jons Manedi, Rabu (14/11/2024) di Padang. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengidentifikasi berbagai aspek yang perlu ditingkatkan, baik dari sisi teknis maupun substansi debat.
Menurut Jons, hasil evaluasi menunjukkan bahwa debat pertama secara keseluruhan berjalan lancar, meskipun masih ada beberapa catatan penting. Salah satunya adalah terkait kondisi kesehatan Paslon dan moderator, yang harus dipastikan dalam kondisi prima sebelum debat dimulai. Hal ini diharapkan bisa menciptakan suasana debat yang kondusif dan produktif.
Sejumlah masukan juga datang dari berbagai pihak, termasuk dari Almudazir jurnalis mimbarsumbar.id, yang menyarankan agar panelis debat melibatkan lebih banyak kalangan budayawan dan agamawan. “Sumatera Barat adalah daerah dengan falsafah adat yang berlandaskan pada nilai-nilai agama, yaitu Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Panelis saat ini sebagian besar berlatar belakang akademik, namun kurang representatif dari segi budaya dan agama,” ujarnya.
Menanggapi usulan tersebut, Jons Manedi menjelaskan bahwa pemilihan panelis telah mengikuti petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan (juklak-juknis) yang berlaku. “Menurut aturan, panelis debat publik sudah mewakili berbagai aspek, termasuk agama dan budaya,” jelasnya. Hal ini menunjukkan bahwa KPU Sumbar berkomitmen untuk menjaga keseimbangan dalam pemilihan panelis, meskipun akan tetap membuka peluang perbaikan sesuai masukan yang relevan.
Ketua panelis, Dr. Khairul Fahmi, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyusun tema-tema debat yang sesuai dengan kondisi dan tantangan di Sumatera Barat. “Tema dan subtema dalam debat ini bukan sekadar tanya jawab, tetapi lebih pada penggalian pandangan para Paslon mengenai isu-isu strategis yang telah disusun oleh panelis,” ungkap Khairul Fahmi.
Dalam debat kedua yang akan datang, KPU Sumbar bersama panelis berencana menghadirkan tiga tema utama yang dianggap krusial bagi kesejahteraan rakyat Sumbar. Tiga tema tersebut adalah Transformasi Ekonomi, Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA), dan Infrastruktur Berkelanjutan. Tema-tema ini dirancang agar lebih mudah dipahami baik oleh Paslon maupun audiens, sehingga dapat mengundang partisipasi yang lebih besar dan meningkatkan minat masyarakat dalam mengikuti debat publik.
Upaya perbaikan yang dilakukan KPU Sumbar juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Adrian Tuswandi, seorang jurnalis dari TribunSumbar.com, menyatakan bahwa KPU Sumbar telah melakukan langkah yang cukup cepat dengan menggelar evaluasi kurang dari 24 jam setelah debat pertama berlangsung. “KPU bergerak cepat, ini adalah langkah yang hebat. Melakukan evaluasi tidak hanya dengan stakeholder tapi juga bersama wartawan dalam waktu singkat,” ujarnya.
Evaluasi yang menyeluruh dan segera ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas debat publik, tidak hanya dari segi teknis tetapi juga dari segi isi debat itu sendiri. Langkah ini merupakan bukti bahwa KPU Sumbar serius dalam menyelenggarakan debat yang lebih matang dan berkualitas untuk Pilgub Sumbar 2024.
Dengan evaluasi yang telah dilakukan, KPU Sumbar bersama dengan tim panelis, moderator, dan stakeholder lainnya akan terus berusaha menyempurnakan konsep debat kedua. Harapannya, debat publik ini mampu memberikan informasi yang jelas dan menyeluruh kepada masyarakat terkait visi, misi, dan program kerja setiap pasangan calon.
Secara keseluruhan, masyarakat Sumbar mengharapkan agar debat kedua ini benar-benar bisa menjadi media untuk menggali komitmen para Paslon dalam menyelesaikan berbagai tantangan di Sumbar, serta memperlihatkan kapasitas dan kompetensi mereka dalam memimpin daerah.
Debat publik bukan hanya sekadar ajang bagi para Paslon untuk memaparkan visi-misinya, tetapi juga sebagai bentuk edukasi politik kepada masyarakat. Dengan debat yang semakin berkualitas, diharapkan masyarakat dapat memilih calon pemimpin yang benar-benar mampu membawa perubahan positif bagi Sumatera Barat. (Gilang)