40 % Warga Kabupaten Padang Pariaman “Tacirik” Disembarang Tempat
Padang Pariaman, Pilarbangsanews.com
Bupati Padang Pariaman diwakili Asisten I Idarusalam mengungkapkan, hingga bulan ini sudah 60 persen warga Padang Pariaman sudah memiliki akses jamban yang sehat. Sisanya, 40 persen masih “tacirik” atau melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Bupati Padang Pariaman menginginkan 100 persen warga Padang Pariaman memiliki jamban yang sehat. Sehingga tidak ada lagi warga yang melakukan BABS.
Hal itu diungkapkan Idarusalam pada pembukaan Rapat Koordinasi Percepatan Program Nagari ODF serta Peran Lintas Sektor Terkait dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Padang Pariaman, Senin (10/9/2018), di masjid Baitul Makmur Nagari Kapalo Koto Kecamatan Nan Sabaris.
Menurut Idarusalam, orang yang melakukan buang air besar sembarangan berarti hidup tidak bersih. Padahal hidup bersih tersebut merupakan kewajiban bagi umat Islam. Kita jangan menyebarkan penyakit pada keluarga, tetangga, kerabat maupun orang lain. “Buang air besar sembarangan sangat berpeluang menyebarkan penyakit melalui kotoran yang dihasilkan seseorang,” tutur Idarusalam.
Dampak BABS dapat menyebarkan bakteri yang menyebabkan gizi buruk bagi bayi, stunting, pertumbuhan otak anak tidak cerdas, penyebaran penyakit diare dan sebagainya. Untuk itu, dibutuhkan kesadaran bersama bahwa BABS tersebut adalah perilaku yang tidak sehat. Mari sejak sekarang kita hentikan BABS di Padang Pariaman, ajak Idarusalam.
Turut memberikan sambutan Plh. Kadis Kesehatan Padang Pariaman Firdaus, Sekretaris Forum Kabupaten Sehat (FKS) Kabupaten Padang Pariaman Armaidi Tanjung, Camat Nan Sabaris Wilson dan Walinagari Kapalo Koto Soni Putra. Tampil memberikan materi Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Padang Pariaman Zairil.
Menurut Zairil, saat ini Nagari Kapalo Koto sudah 95 persen warganya yang memiliki jamban sehat. Artinya, tidak lagi melakukan BABS. Dari 103 nagari di Padang Pariaman, Nagari Kapalo Koto yang paling sedikit warganya masih melakukan BABS. Terutama masih buang air besar di kolam (tabek) ikan. ”Dengan adanya pemicuan, diharapkan awal Nopember 2018 mendatang bisa di louncing Nagari Kapalo Koto bebas buang air besar sembarangan atau ODF,” kata Zairil.
Walinagari Kapalo Koto Soni Putra menyebutkan, hanya tinggal 26 KK yang belum memiliki jamban sehat. Sebanyak 18 KK memiliki akses jamban ke rumah tetangga. Sedangkan 8 KK masih buang air besar ke kolam (tabek) ikan.
Sekretaris FKS Padang Pariaman Armaidi Tanjung menyebutkan, masih adanya warga yang BABS bukan hanya masalah ketersediaan jamban di masing-masing rumah, tapi juga masalah perilaku hidup sehat. Sekalipun ada akses jamban, jika tidak diiringi dengan perilaku sehat buang air besar di jamban, tetap saja buang air sembarangan.
”Percepatan penyadaran pentingnya jamban sehat agar tidak lagi BABS, sangat membutuhkan dukungan semua pihak. Terutama walikorong, walinagari, tokoh masyarakat dan kerabat dari warga yang belum memiliki jamban sehat,” kata Armaidi menambahkan.
Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian.
Hal itu diungkapkan Staf Ahli Bidang SDM Kantor Bupati Padang Pariaman Taslim yang membuka acara Pertemuan Tindak Lanjut Gerakan Masyarakat (Germas) Hidup Sehat, Kamis (19/10/2017) di aula Dinas Kesehatan Padang Pariaman. Turut memberikan sambutan Sekretaris Dinas Kesehatan Firdaus.
Menurut Taslim, GERMAS merupakan tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
Padang Pariaman (Papa) sehat dapat tercapai dengan kegiatan ini yang sudah melibatkan semua komponen. Dinas kesehatan bukanlah segala-galanya, tapi kesehatan adalah segala-galanya. Kalau kita tidak sehat, maka semua kegiatan aktifitas kehidupan akan terganggu. “Bagaimana bekerja untuk mendorong masyarakat hidup sehat dan bersih,” kata Taslim.
Perilaku hidup sehat dan bersih tidak hanya dikalangan terbatas, kalangan aparatur negara, aparat di nagari, tapi bagaimana seluruh masyarakat bisa berperilaku hidup sehat dan bersih. Masih ada jamban yang belum standar di tengah masyarakat. Ini juga menggangu kesehatan masyarakat di lingkungan, kata Taslim.
Armaidi Tanjung menyebutkan, Forum Kabupaten sehat juga mendorong kecamatan dan nagari untuk melakukan Germas. Di kecamatan dibentuk Forum Kecamatan Sehat dan di nagari dibentuk Kelompok Kerja (Pokja) Nagari Sehat. Pemerintahan nagari dalam membentuk Pokja dapat melibatkan berbagai unsur yang ada di nagari terutama seperti pemuda, pemudi, mahasiswa, tokoh masyarakat, tokoh agama, bidan desa, kader PKK, posyandu, dan unsur lainnya.
“Selain itu, Pemerintahan Nagari diminta mengalokasikan anggaran yang dapat mendukung kegiatan Pokja Nagari Sehat sesuai dengan potensi masing-masing nagari. Kegiatan yang dapat dilakukan antara Pemberdayaan masyarakat terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat , Sosialisasi/penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat, sosialisasi/penyuluhan reproduksi sehat dan Sosialisasi/penyuluhan kesehatan lingkungan (kesling), “ kata Armaidi Tanjung yang juga penulis buku ini.
Panitia Pelaksana Zairil mengatakan kegiatan dihadiri oleh pimpinan Puskesmas, walinagari, camat dan OPD terkait di Kabupaten Padang Pariaman. Tampil sebagai narasumber dari Staf Ahli Bidang SDM Kantor Bupati Padang Pariaman Taslim, Sekretaris Dinas Kesehatan, Staf Seksi Promosi & Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat Liliyarni, SKM, MKM, Sekretaris Forum Kabupaten Sehat Kabupaten Padang Pariaman Armaidi Tanjung.