MENGIDENTIFIKASI CIRI PEMIKIRAN TERPAPAR KOMUNIS (PKI) DISEKITAR KITA
Oleh : Anton Permana.
Didalam wawancara live TV One tanggal 11 apri 2019 kemaren mantan panglima TNI Jendral (Purn) Gatot Nurmantio mengatakan, “ Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, PKI selalu hadir pada saat dan momen yang tepat untuk berkhianat kepada bangsa Indonesia. Mereka berkhianat dengan cara yang sangat biadab. Jadi bangsa Indonesia mesti waspada setiap sa’at “.
Maksudnya adalah, bahwa ancaman berkembangnya ideologi PKI itu bukan isapan jempol semata. Tentu sebagai eks Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantio tidak main-main dengan statemennya. Karena ideologi itu ada didalam otak manusia. Dan ideologi itu akan selalu hidup berkembang selagi ada manusia hidup dimuka bumi ini. Besar dan kecilnya tergantung kepada kondisi sosial politik suatu bangsa.
Ideologi itu bisa di ibaratkan seperti sebuah petak sawah. Yang ketika musim kemarau, tidak di aliri air irigasi bisa jadi kering dan belukar. Tetapi ketika hujan mulai turun, air kembali masuk melalui saluran irigasi, maka petak sawah yang semulanya kering kerontang penuh belukar akan kembali tumbuh subur menumbuhkan benih padi menjadi padi, kemudian panen menghasilkan beras untuk petaninya.
Demikian juga ideologi komunisme (PKI) di Indonesia. Ketika 3 kali gagal memberontak, berkhianat untuk mengganti ideologi negara dari Pancasila menjadi Indonesia komunis, dibumi hanguskan selama orde baru berkuasa, para anak PKI ini berhasil memboncengi reformasi Indonesia menjadi pintu kebangkitannya.
Untuk itu, sebagai warga negara yang baik, kita wajib memahami sejarah. Jangan pernah lupakan sejarah. Para anak PKI pasti akan menuntut balas dan tidak pernah berhenti untuk ‘merubah’ Indonesia dari ber Pancasila untuk menjadi negara komunis.
Namun tentu pola dan strateginya telah berubah dengan pola strategi yang lebih canggih. Tetapi namanya ini adalah ideologi pemikiran, tentu mempunyai ‘DNA’ atau karakteristik yang tetap tidak akan berubah. Karena DNA ideologi itu menjadi karakteristik dasar yang fundamental.
Untuk itulah pada kesempatan ini penulis mencoba berbagi bagaimana secara sederhana membedah, mengidentifikasi, ciri-ciri gerakan penyebaran ideologi komunisme disekitar kita. Agar kita tidak pernah lengah dan dapat melakukan tindakan preventif, cegah dini, tangkal dini terhadap penyebaran ideologi jahat dan berbahaya ini.
Adapun ciri gerakan komunisme (PKI) itu adalah sebagai berikut :
1. Benci dan anti terhadap apa saja yang berbau agama. Baik kepada ajaran, tokoh, ibadah, dan symbolnya. Karena bagi mereka agama adalah candu yang dapat merusak manusia. (Mao Tse Tung. 1950).
2. Ahli penebar fitnah, jago adu domba, dan piawai menghasut agar sesama anak bangsa berkelahi, serta membunuh karakter siapa saja yg berseberangan dgn kepentingan politiknya. Tujuannya adalah untuk memecah belah dan melemahkan persatuan bangsa, untuk kemudian setelah lemah baru mereka akan rebut dan kuasai.
3. Ketika berkuasa akan menganggap dirinya sama dengan negara. Merasa negara adalah miliknya. Dan siapa yg berlawanan dijadikan musuh negara dengan berbagai macam cara dan alibi pembenaran.
Ketika menjadi oposisi akan berteriak tentang nilai kebebasan, ‘ freedom speech ‘ kebebasan berbicara, mengeksploitasi nama rakyat kecil (wong cilik), tetapi setelah berkuasa akan super otoriter, represif, kejam, terhadap siapa saja yang dianggap ancaman dan mengganggu kepentingan kekuasaannya. Dengan memakai istilah kewibawaan negara, demi keutuhan bangsa, dan sejenisnya.
4. Jago cuci otak dan mendoktrin masyarakat yang bodoh literasi, DUNGU, dan miskin. Untuk menjadi loyalis dan pendukungnya.
Mereka mempunyai instrumen yang luar biasa dalam membrain wash masyarakat awam dan lemah. Sehingga masyarakat tipikal lemah ini menjadi budak loyalis yang autis (tunggal) dan setia.
5. Jago memutar balik kan fakta. Alias jurus maling teriak maling. Seperti telor mata sapi. Ayam yg bertelor, sapi yg dapat nama.
Menuduhkan segala keburukannya kepada orang lain (musuhnya), merampas segala kebaikan orang lain (musuhnya) seolah itu adalah diri dan kelompoknya. Dengan keahlian agitasi dan propagandanya mereka bisa membalik, “ Tahi kambing jadi obat, obat menjadi tahi kambing “.
6. Menghalalkan segala cara untuk mewujudkan kepentingannya. Dan membebaskan apa saja yg berbau syahwat dunia untuk membuat para pendukungnya enak dalam melampiaskan nafsu syahwatnya.
7. Merasa dirinya pemilik kontrol terhadap kebenaran. Sehingga seolah diri dan kelompoknya seakan bisa berbuat apa saja. Kalau yang berlawanan dengan kepentingan dirinya akan di cap salah dan dibumi hanguskan.
8. Super munafik. Jago mendramatisir sebuah keadaan. Jago tipu daya. Memanipulasi sebuah keadaan. Jago buat plting victim. Mereka akan selalu menebar budaya saling caci, saling benci, saling tipu menipu, saling dengki, agar masyarakat tetap terpecah belah dan mudah dikuasai (didoktrin / dihasud).
9. Pada titik tertentu tak segan-segan menghabisi nyawa musuh-musuhnya dengan kejam dan sadis. Paling minimal membunuh karakter musuhnya.
10. Orgasme nya (kepuasan) adalah dengan menyakiti dan menyiksa para musuhnya. Baik secara fisik maupun secara psikis. Mereka akan sangat bahagia apabila musuh atau lawannya tersiksa, teraniaya, dan menderita.
11. Mengenyamping nilai nilai spritualitas keagamaan, moralitas, serta menggantinya dengan nilai nilai komunisme yang akhirnya akan berujung kepada atheisme. Tidak mengakui Tuhan, ajaran agama, dan mutlak membangun semacam ketundukkan tunggal msyarakat kepada negara. Disegala sendi kehidupan.
Jadi dalam keseharian, mereka aktif membentuk opini dan rasa benci msyarakat kepada agama. Seolah ajaran agama jahat dan tidak perlu lagi dengan alibi modernisme. Seperti anti poligami, anti pelajaran agama disekolah, anti symbol agama (jilbab, pakain muslim, dst). Tetapi sangat mendukung pemikiran liberal, LGBT, anti kemapanan, dan seterusnya.
Komunisme hanyalah target antara untuk menuju atheisme (anti Tuhan) atau anti terhadap agama. Justru nanti agama akan mereka jadikan sebagai musuh negara.
Dengan pemaparan diatas, marilah kita buka mata hati kita semua. Rasakan disekitar kita, apakah pemikiran dan paparan ideologi ini ada ??? Atau kita sendiri juga sudah terpapar ideologi ini ??
Karena didalam penyebaran sebuah ideologi, setiap orang tidak mesti masuk organisasinya, masuk kedalam partainya, atau mendapatkan pelatihan dan pendidikannya.
Penyebaran ideologi ‘culture’ budaya, gaya hidup, dapat disebarkan secara halus melalui film, sinetron, infotaintmen, berita, tulisan artikel, bahkan kampanye terbuka sekalipun.
Melalui media seni, perfilman, sinetron bahkan iklan, akan sangat efektif menginfiltasikan kedalam otak manusia yang nantinya akan masuk kedalam alam bawah sadar manusia (sifat peniru), dan kemudian menjadi habit (kebiasaan).
Baca juga;
Kita bisa melihat muatan hasil karya film, sinetron, iklan, serta penokohan melalui kampanye kampanye kegiatan berlabel kemanusian, hampir semua tidak lebih dari menanam budaya dan menggeser prilaku anak bangsa menjadi hedonis, sekuler, liberalis, dan anti terhadap nilai agama, untuk bahasan ini secara detail akan penulis bahas didalam tulisan selanjutnya.
Demikian sedikit penjelasan sederhana bagaimana kita dapat mengenali dan mengidentifikasi penyebaran ideologi dan pemikiran komunisme ini disekitar kita. Semoga bermanfaat.
Jakarta, 13 april 2019.
Isi artikel jadi tanggungjawab penulisnya