.

CTPS, Cerita dari SDN 06 Silago Hingga Pandemi Covid-19

Dharmasraya, PilarbangsaNews

Setahun lalu, ketika mahasiswa Universitas Andalas mengadakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Nagari Silago, Kecamatan IX Koto, Kabupaten Dharmasraya, Sumbar, salah satu kegiatannya adalah penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) untuk siswa SD Negeri 06 Nagari Silago. Kegiatan di awal Juli 2019 itu berlangsung sukses, dan anak-anak antusias mengikutinya di bawah bimbingan mahasiswa KKN Unand yang bernama Gian Giodani Gusvero dari Fakultas Kesehatan Masyarakat bersama beberapa temannya sesama mahasiswa KKN Unand.

Mengapa CTPS menjadi penting dan dipilih sebagai kegiatan oleh mahasiswa KKNdi Nagari Silago? Karena dari data yang diperoleh, ternyata diare adalah peringkat dua dari 10 penyakit terbanyak di Kabupaten Dharmasraya. Salah satu penyebab penularan diare itu adalah tangan yang tidak bersih, yang menyebarkan virus. Karena itu, sering-seringlah mencuci tangan, tidak hanya pada waktu akan makan saja.

Perilaku CTPS yang diajarkan sejak dini, pada murid SD tentu akan melekat pada diri masing-masing pribadi. Apalagi penyuluhan CTPS disampaikan dengan narasi yang mudah dicerna, ditambah dengan menyebarkan poster dengan gambar yang lucu, serta mencuci tangan pakai sabun diikuti pula oleh nyanyi yang riang gembira. Alhamdulillah, pada waktu penyuluhan CTPS di SD Negeri 06 Silago, semua siswa sekolah itu menyambut baik kegiatan tersebut.

Kegiatan CTPS di SD Negeri 06 Silago yang jaraknya ratusan kilometer dari Kota Padang itu, dilaksanakan pada pagi hari, pada jam pertama masuk sekolah. Diawali dengan penyuluhan untuk menjelaskan manfaat dari aktifitas kebersihan tangan di dalam kelas, kemudian dilanjutkan dengan praktek di halaman sekolah. Sepertinya memang sederhana, tetapi sesungguhnya ada panduan CTPS. Ada langkah-langkahnya, tidak asal mencuci tangan saja, tetapi benar-benar mencuci tangan itu membersihkan tangan dan terbebas dari virus-virus yang mungkin ada di bagian tangan.

Berdasarkan literatur menyebutkan, bahwa dana kesehatan dunia WHO telah menetapkamn enam langkah CTPS, sehingga benar-benar bermanfaat untuk kebersihan dan mencegah menyebarnya virus dan penyakit. Pertama, basahi kedua telapak tangan sampai pertengahan lengan memakai air yang mengalir. Kemudian ambil sabun dan usap kedua telapak tangan secara lembut. Kedua, usap dan gosok kedua punggung tangan secara bergantian. Ketiga, jangan lupa digosong jari-jari tangan dan sela-sela jari hingga bersih. Keempat, bersihkan ujung jari secara bergantian. Kelima, gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian. Keenam, letakkan ujung jari ke telapak tangan dan gosok perlahan hingga pergelangan tangan dengan cara memutar. Lakukan secara bergantian, dan diakhiri dengan cara membilas. Lalu keringkan tangan dengan handuk atau tisu.

Gian Giodani Gusvero

Kini, setahun kemudian, ketika pandemi Covid-19 sedang merajalela di dunia, termasuk Indonesia, aktifitas cuci tangan pakai sabun (CTPS) sudah jadi wajib. CTPS sudah merupakan laku kita sehari-hari dan menjadi salah satu protokol kesehatan wajib dalam Pandemi Covid-19. Di semua tempat aktifitas, seperti rumah, kantor, pusat perbelanjaan, bank dan pelayanan publik lainnya, wajib menyediakan fasilitas tempat mencuci tangan lengkap dengan sabunnya.

Anak-anak Sekolah Dasar Negeri Silago, yang dulu diajarkan untuk selalu CTPS tentu akan sangat merasakan manfaat dari kegiatan penyuluhan mahasiswa KKN Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand tersebut. Murid-murid SD itu, yang dulu sudah menyenangi aktifitas CTPS pasti akan menjadi pelopor di tengah keluarganya untuk melakukan pencegahan penyebaran virus Covid-19 dengan salah satu protokol kesehatannya adalah mencuci tangan pakai sabun.

Tidak saja di tengah keluarganya, anak-anak SD Negeri Silago Dharmasraya tadi yang sudah melek dengan kebersihan tangannya, lakunya akan menjadi teladan pula di lingkungan pergaulannya. Keberadaanya di tengah keluarga dan lingkungan pasti menjadi cahaya, sebagai sinar sosisalisasi pencegahan virus Covid-19 yang salah satu aktifitas pentingnya adalah dengan mencuci tangah pakai sabun.

Harapan Gian Giodani Gusvero, mantan mahasiswa KKN Unand dari Fakultas Kesehatan Masyarakat itu, semakin banyaklah hendaknya anak-anak usia dini yang diperkenalkan dengan aktifitas CTPS. Tidak saja oleh mahasiswa KKN, tetapi juga oleh berbagai elemen masyarakat, terutama juga oleh organisasi kepemudaan yang banyak berkegiatan di nagari-nagari. “CTPS adalah penyuluhan yang berbiaya sangat murah tetapi sangat bermanfaat bagi keberlangsungan kesehatan dan masa depan bangsa,” kata Gian Giodani.

Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di SD 06 Silago

Dari pengalaman mengajarkan CTPS kepada anak usia dini dan dilengkapi literatur yang berhasil dibaca, maka manfaat CTPS sangatlah banyak. Kalau dalam kondisi kekinian jelas manfaat CTPS itu untuk mencegah dan pengendalian dari virus Covid-19 yang sekarang sedang menyerang negara kita Indonesia. Karena itu CTPS sudah wajib, dan jika dalam situasi mendesak, CTPS dapat digantikan sementara dengan mengoleskan hand sanitizer. Namun kemudian, jika bertemu fasilitas air mengalir maka segeralah CTPS.

Dari banyak bacaan di internet, maka setidaknya ada lima manfaat nyata dari aktifitas CTPS yang dirasakan oleh masyarakat. Pertama, tangan yang bersih akan dapat mencegah resiko tertular penyakit seperti flu, demam dan penyakit menular lainnya. Kedua, mencegah tertular penyakit serius, seperti virus Covid-19 dan meningitis serta lainnya. Ketiga, menurunkan risiko terkena diare hingga sampai 59 persen. Keempat, berdasarkan catatan WHO, jika mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang wajib, maka diperkirakan sejuta kematian dapat dicegah setiap tahunnya. Keenam, yang sudah pasti adalah menghemat uang karena anggota keluarga selalu sehat dan jarang mengalami sakit.

Karena itu, tidak perlu lagi menunggu lama, mari lakukan kebiasaan wajib cuci tangan pakai sabun yang dimulai dari lingkungan keluarga sendiri. Setiap kita masuk dan keluar dari rumah sempatkan waktu hanya satu menit untuk mencuci tangan pakai sabun. Salam sehat! (Gian Giodani Gusvero)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *