Kepercayaan Ekonomi Saat Pandemi, Optimis Covid Berakhir di Penghujung 2020
Jakarta, PilarbangsaNews
Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) melaksanakan Dialog Produktif Semangat Kamis, dengan tema “Kepercayaan Ekonomi Saat Pandemi” pada Kamis (5/11) mulai pukul 14.00 WIB.
Dialog Produktif ini mengadirkan Managing Manager IPSOS Indonesia, Soeprapto Tan dan Editor Majalah SWA Dede Suryadi. Pada dialog ini menyampaikan hasil survey IPSOS Indonesia terkait perkembangan opini dan perilaku konsumen selama krisis Covid-19, dari sisi perubahan perilaku, vaksinasi, perubahan ekonomi, keuangan, cara bayar, usaha e-commerce, peningkatan layanan digital dan lain-lain.
“Survey yang dilakukan IPSOS di 6 negara di ASEAN bertujuan untuk melihat perilaku masyarakat dan membandingkan. Dan ini sudut pandang yang dibutuhkan agar tidak berpikir ‘kurang sendiri’ dan memiliki gambaran umum yang lebih jauh diantara kita,” kata praktisi media dan komunikasi, Mochammad Achir sebagai moderator.
Soeprapto Tan, Managing Director IPSOS Indonesia menyebutkan dalam Dialog Produktif Semangat Kamis ini bahwa semua negara di ASEAN sudah memasuki fase dimana mereka sudah beradaptasi dengan kebiasaan baru, baik dari sisi behaviour, perilaku kehidupan sehari-hari.
“Indonesia dibandingkan negara di Asia Tenggara tidak jauh beda, dari sisi pendapatan lebih buruk jauh berkurang pada saat pandemi. Banyak negara yang sudah beradaptasi dengan kebiasaan baru dan itu juga refleksi dari sisi incomenya juga. Indonesia salah satu negara yang improve dari segi pendapatan yang mereka terima secara reguler,” jelas Pak Soeprapto.
Managing Director IPSOS Indonesia ini juga menyebutkan bahwa optimisime Indonesia dibandingkan dengan negara lain kawasan ASEAN lebih tinggi. Vietnam salah satu negara yang bisa dibilang agak berhasil dalam containtment Covid-19. Tapi kalau kita lihat dari ukuran optimisme, jauh lebih rendah dibandingkan Indonesia.
“Hal ini dikarenakan ada guidance dari pemerintah untuk membantu UMKM. Optimisme timbul karena ada harapan bahwasanya vaksin akan ditemukan kemudian untuk diberikan kepada masyarakat,” ujar Pak Soeprapto.
“Yang menjadi prioritas bagi masyarakat dan ekpektasi kepada masyarakat Indonesia, 60% responden menyebutkan kesehatan yang utama. Selanjutnya isu pekerjaan dan isu kantor. Apa yang sudah dipikirkan bersama tim gugus tugas KCPEN sudah align dengan pandangan masyarakat,” sambung Pak Soeprapto.
Soeprapto Tan juga menyebutkan 51% responden di Indonesia bertransaksi online. “Menjadi peluang bagi e-commerce. Karena impactnya tidak hanya transaksi online saja, disini juga ada cashless payment semakin bertambah,” kata Pak Soeprapto mengakhiri presentasi.
“Nilai lebih dari survey IPSOS ini adalah bisa membandingkan dengan 5 negara lainnya. Ternyata hasilnya menyenangkan kita bahwa masyarakat Indonesia optimistis bahwa enam bulan kedepan Indonesia akan lebih baik,” kata Dede Suryadi, Editor Majalah SWA menanggapi hasil survey IPSOS.
“Ini membuat harapan yang baik, membangun optimisme buat kita dengan pemerintah juga sangat aktif melakukan kampanye termasuk rencana hadirnya vaksin. Saya rasa itu sebuah daya dorong pemerintah sehingga optimisme muncul,” sambung Pak Dede.
Riset Inventure pada Agustus – September 2020 terhadap 1.121 responden yang tersebar di seluruh Indonesia menyebutkan 47.2% responden optimis pandemi Covid-19 akan berakhir di akhir 2020. Sedangkan 51.4% mengatakan kondisi keuangan mereka akan kembali normal pada akhir 2021.
Berdasarkan riset McKinsey & Company, Indonesia memiliki fondasi yang memungkinkan pemulihan yang cepat. Namun semua itu bergantung pada penanganan pandemi Covid-19 itu sendiri.
“Salah satu bisnis yang fenomenal sekarang adalah online transaction. Saya mewawancarai Direktur Shopee Indonesia, Handhika Jahja yang mengatakan ada lebih dari 2.8 juta transaksi per hari atau lebih dari 280 juta transaksi selama kuartal kedua tahun 2020,” ujar Pak Dede.
Fakta menunjukkan bahwa Cashless Society terbangun lebih cepat. “Pandemi ini mendorong perusahaan untuk melakukan transformasi digital, termasuk cashless. Orang sekarang terutama kelas menengah keatas bertransaksi menggunakan mobile banking. Itu menjadi pendorong utama dan membuat perusahan lebih efisien; meeting tidak perlu ketemu, tidak perlu akomodasi hotel dan tidak perlu akomodasi jalan. Jadi saya rasa ada kaitannya dengan cashless society ini,” ujar Pak Dede.
“Online transaction akan menjadi behaviour baru, akan tetap berlanjut kedepan. E-commerce luar biasa, melakukan promosi besar-besaran sehingga masyarakat teredukasi untuk melakukan digitalisasi,” Sambung Pak Dede.
“Dengan banyaknya survey, ini menjadi kekuatan kita untuk mengahadapi pandemi ini bersama-sama dan optimis kedepannya. Badai pasti berlalu. Dan kita sama-sama harus kita hadapi. Tidak hanya menjadi PR pemerintah, tapi juga PR kita bersama. 3M vaksin yang paling ampuh sekarang. WM; Wajib Masker, Wajib Mencuci Tangan dan Wajib Menjaga Jarak,” tutup Pak Dede.
Dialog Produktif Semangat Kamis disiarkan secara live dan dapat diikuti melalui kanal Youtube FMB9ID_IKP, kanal Youtube Kemkominfo TV dan Live IG di @lawancovid19_id. (Gian)