.

Jeritan Hati Bayi Yang Terbuang.., Mama Dimana?

Foto ilustrasi Meme Rahmayanti dan Tegar

PILARBANGSANEWS. COM. BATANG KAPEH,–

Mama… Terimakasih ya, niat Mama tak jadi Mama lakukan, membunuh aku dengan cara memasukkan kedalam karung terus dibuang ke danau. Jika itu mama lakukan, pasti aku sudah mati dan kembali menghadap Maha Pencipta dan ditempatkan disogra, bermain main bersama bidadari yang cantik cantik.

Mama… Mama tahu kan sorga itu indah dan sangat luar biasa indah. Sorga itu nanti tempat bersenang senang bagi hamba Allah yang benar benar beriman dan mendapat hidayahNya. Rumah rumah disana bagus bagus 70 x darajat bagusnya dibanding istana Buckingham Palace kediaman resmi Ratu Elizabeth II di London sana. Dibawahnya mengalir sungai yang airnya sangat luar biasa jernih. Walupun begitu, aku lebih memilih dunia ini sebagai tempat tinggal ku sementara. Kalau bukan karena aku memilih dunia buat apa dulu ketika lelaki yang katanya mencintai Mama itu menyemprotkan sperma ke vagina Mama, aku keluar sebagai pemenangnya. Waktu itu aku berusaha dengan sekuat tenaga, berlomba dan berpacu mengalahkan berjuta juta saudara saudaraku sekaligus rivalku untuk bisa menembus sel telur mama. Aku keluar sebagai pemenangnya aku berhasil menjadi zigot, kemudian hari demi hari aku merangkak sampai akhirnya menempel pada dinding rahim Mama. Singkat cerita 9 bulan kemudian lahir aku tanpa orang yang telah merayu dan merenggut keperawanan Mama.

Kamana lelaki itu mama? Biarkan saja dia menghindarkan dirinya dari tanggung jawab atas perbuatannya, tak perlu dia Mama cari. Aku pun tak butuh dia mam, dia bukan siapa siapa bagi ku, secara biologis memang dia adalah bapak ku, tapi menurut agama kita aku bukan anaknya. Aku tidak berhak memakai binti namanya, jika nanti kalau aku berumur panjang dan tumbuh sebagai seorang cewek rancak (cantik), kemudian aku menikah dia tidak berhak menjadi wali nasab ku. Aku pun tak akan berdosa jika tidak menyantuninya apalagi merawatnya seandainya aku mendapat kabar dia mengalami sakit parah dihari tuanya nanti. Tanggung jawabku dunia akhirat hanya untuk mama, sementara ayah dan ibu yang telah mengangkat aku sebagai anaknya aku harus berbuat baik kepada mereka.

Mama.., beruntung aku Mama taruh diteras mesjid itu. Semalam aku merasa kedinginan dihebus angin malam yang datang dari arah belakang masjid, aku menangis mam, karena ada selain aku kedinginan, ada seekor semut merah yang menggelitik leherku. Geli dan untung semut itu tidak menggigit. Saat aku menangis, Kakek itu terbangun dari tidurnya, lantang suaraku terdengar oleh Kakek itu. Mendengarkan ada suara bayi, kekek yang baik hati itu keluar dan mencari dari arah mana suara bayi itu berasal. Akhirnya beliau menemui aku sedang menangis terbaring dilantai teras Masjid dan beliau membawa aku kerumah.

Kakek ini punya beberapa orang anak, salah seorang diantaranya tinggal bersama Kakek, sebut saja nama beliau Desi, aku memanggil beliau dengan panggilan Ibu, mengikuti anak anak beliau.

Pagi tadi aku dibawa ibuku (Bu Desi) ke Puskesmas, dada ku diperiksa dengan alat stetoskop yang selalu tergantung dileher Bu Dr. Sukma apabila beliau melayani pasiennya.

Bilang ibu dokter aku sehat mam, beratku ditimbang, panjang ku diukur. Bilang Bu Dr Sukma pada Ibu ku, aku sehat.

Usai kesehatan ku diperiksa oleh bu dokter Puskesmas, aku dibawa pulang oleh ibu ke rumah beliau kembali, tak lama berselang ada pak polisi yang datang ku dengar beliau itu Kapolsek, Pak Teguh namanya dan Pak Camat.

Pagi tadi rumah Bu Elsa ramai dikunjungi warga mereka ingin melihat aku. Aku mereka puji, aku dibilang cantik.. Tapi hati sakit mam, saat mereka mengumpat dan mengomeli Mama.

Mereka bilang Mama tak punya hati, beginilah begitu. Hati ku sakit mendengar omongan mereka sebab mereka menyalahkan Mama semua, Tapi tak apa apa lah mam, mereka hanya tahu tindakan Mama salah, tanpa mengetahui dan empati beban batin yang Mama derita sejak si lelaki bejat itu pergi entah kemana.

Sekarang Mama tak usah mencari dia, biarkan saja kemana maunya, selamatkan diri Mama, nanti orang tahu keberadaan Mama dan orang tahu aku bayi Mama, akibatnya Mama bisa kena hukum lantaran menelantarkan anak yang mestinya perlu Mama lindungi dan rawat tanpa alasan apapun yang bisa membenarkan aku Mama tinggalkan diteras Masjid itu.

Aku sekarang sudah merasa senang Mama, ibu Desi sangat menyayangi aku, ayahku (suami Bu Desi) mereka sepakat untuk merawat aku dan menjadikan aku sebagai anak pungut beliau. Tapi keinginan beliau mungkin tak akan terkabul seandainya aku ada yang bersedia mengadopsi.

Aku tak bisa memilih, terserah menurut aturan dan UU saja, kemana pun aku dibawa orang, aku tak akan bisa menolak. Seandainya aku bisa menjatuhkan pilihan ku, pasti aku pengennya ikut Mama.

Sekarang aku bisa bicara seperti ini karena Atuk yang menulis kisah ku ini, beliau terawang apa yang menjadi keinginan aku secara insting, lalu beliau tulis di media Pilarbangsanews.com. Besok kalau aku besar akupun tak akan tahu Mama kandungku siapa dan dimana, aku hanya tahu Mama kandungku adalah orang yang mengadopsi aku. Kecuali nanti jika Mama dan Papa adopsi menceritakan kepada ku siapa diriku sebenarnya, bahwa aku bukan anak kandung beliau. Seandainya tidak, beliau akan berdosa juga karena menjadikan anak angkat sebagai anak kandung. Itu tidak dibenarkan, kalau merawat dan membesarkan hingga membiayai disamakan dengan anak kandung sendiri ya boleh. Tapi yang menjadikan anak angkat jadi anak kandung, jelas itu sebuah dusta.

Allah SWT dalam salah satu ayatNya berfirman; “Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).” (QS Al-Ahzab 33:4)

Yuharzi Yunus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *