.

Icon Dharmasraya itu Ibarat “Minyak Habis Samba Tak Lomak”

.

.

PILARBANGSANEWS. COM. DHARMASRAYA,–Minyak Habih Samba Tak Lomak… Ini sebuah pameo ketika kita berbuat sesuatu dengan harapan hasilnya maksimal, namun tak tercapai.

Yang dimaksud dengan minyak disini adalah minyak penggorengan, dulu sebelum sawit banyak ditanam, minyak gorengan terbuat dari bahan karambie (kelapa), ada bermacam cara membuat minyak kelapa ini, pertama dengan cara karambie cukia, kelapa itu dibelah belah lalu dagingnya dikeluarkan, daging kelapa yang telah dipisahkan itu disebut juga dengan kopra.

Cara membuatnya; Kelapa yang telah diproses yang sudah dalam bentuk kopra tadi diparut dan dijemur…

Setelah beberapa hari dijemaur dengan sinar matahari, parutan kelapa tadi di kempa untuk mengeluarkan minyaknya.

Kemudian cara kedua melalui proses Tanak (memasak). Minyak Tanak namanya. Kelapa diparut dan dijadikan santan. Pati santan itu dipanaskan dengan api. Nanti lama lama santan itu akan berubah jadi minyak.

Dengan minyak kelapa ini ibu ibu kita dulu membuat samba atau gorengan. Orang Padang menyebut samba beda dengan maksud sambal yang disebut oleh orang di Jakarta atau di Jawa.

Sambal di Jiwa artinya sambal lado bagi orang Padang. Samba itu dibuat dengan minyak manis (minyak kelapa).
Maka itu ada istilah Minyak Habis Samba Tak Lamak artinya pameo ini bisa dijadikan perumpamaan kalau kita membangun sesuatu, uang sudah habis tapi hasilnya tidak memuaskan.

Pameo Minyak Habih Samba Tak Lamak ini bisa dipakai untuk mengungkapkan perasaan terhadap hasil pembangunan salah satu icon, dengan tulisan ” Dharmasraya ” .

Rencana membangun sebuah icon bagi Pemda Dharmasraya tentu sudah lama ada tapi baru bisa direalisasikan.

Ini hasilnya seperti gambar dibawah ini;

Hasil pembangunan icon kata Dharmasraya itu telah selesai dikerjaan, namun banyak warga menyayangkan hasilnya asal jadi, sehingga kurang salecoh.

Padahal jika dibangun seperti gambar dibawah ini,mungkin akan menambah performa Kabupaten Dharmasraya dimata pengunjung dan akan menumbuhkan rasa bangga tersendiri bagi warga karena kampung mereka mendapat pujian dari mereka yang datang berkunjung kesana.

Tapi kini apa daya,nasi telah jadi bubur… Namun demikian tak usah mengeluh dan kecewa dulu mana tahu nanti Pemda akan menjadikan bubur sebagai sarapan pagi yang enak dan nikmat.

‌Kita tunggu aksi Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan menjadikan bubur itu jadi sarapan yang lezat sehingga Minyak Habis Sambanyo Tatap Lamak.

(Rjl/yy)

==============

‌==============

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *