Tokoh Adat Papua Tolok Aksi Sebarkan Pengumuman Negara Federal Papua
ABEPURA PAPUA, PILARBANGSANEWS. COM,— Toko adat atas nama Masyarakat adat Papua menolak kegiatan segelintir orang yang melakukan aksi pengumuman Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB) melalui selebaran.
Aksi mereka sebelumnya juga disebarkan melalui media sosial untuk mengumpulkan simpati massa.
Ondoafi dan juga Kepala Badan Peradilan Adat Jayapura Boaz Enoch kepada wartawan, Selasa (31/7) menghimbau masyarakat Papua agar tidak mudah terprovokasi oleh kegiatan yang menyerakukan seminalisme NRFB.
“Mari kita bangun Papua ini. Jangan mudah melakukan aktivitas merugikan, ”
kata Enoch di Rumah Makan Sendok Garpu, Kotaraja, Selasa (31/7)
Menurut dia, aktivitas itu merugikan banyak orang, termasuk anak-anak sekolah. Tanah Papua, katanya, merupakan tanah yang diberkati Tuhan untuk memberi makan pada dunia. Tanah ini juga telah dimerdekakan oleh Tuhan.
“Maka jauhkan hal-hal yang tidak menguntungkan,” katanya.
Ia juga meminta oknum yang mengatasnamakan NRFPB tidak melibatkan mahasiswa. Sebab itu adalah masa depan Papua, untuk membangun negeri ini.
Dirinya bahkan meminta semua pihak untuk merapatkan barisan dan bekerja sama membangun tanah Papua.
Boas juga kepada TNI-Polri untuk tidak membunuh oknum-oknum pengacau. Bila perlu, mereka dan menindak sesuai hukum yang berlaku di NKRI.
Di tempat yang sama, Orgenes Kaway, Perwakilan Dewan Adat Suku Sentani mengatakan, kini kita menyiapkan HUT ke-73 kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus. Oleh karena itu, jangan lagi memecah-belah keutuhan NKRI.
Ia mengatakan, Papua sudah memberikan hak melalui UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otsus untuk membangun Papua.
“Kalau mau membuat negara sendiri kan terlambat,” kata Orgenes.
Soal OPM, katanya, sudah terhenti tahun 1961 setelah pengaruhnya melalui Pepera. Sebagai orang adat, dirinya mengimbau siapa pun agar bekerja sesuai profesinya. Jangan Lagi! Kelompok-kelompok untuk memecah-belah persatuan.
“Merdeka kan bicara sejahtera.Saran saya untuk seluruh generasi, sadarlah. Jika ada, kami akan mengumpulkan otoritas untuk membangun tanah Papua ini, ”katanya.
Kemerdekaan apa yang mereka tuntut? Nyatanya, setiap warga Negara di Papua ini memiliki hak yang sama, tidak ada yang dibeda-bedakan. Bahkan Papua memperbanyak banyak keistimewaan yang buruk kita syukuri.
Mungkin yang menjadi latar belakang utama orang Papua sangat minim dalam kedalaman kebebasan dari Saudara yang lain.
Tanah Papua terhampar luas tapi yang bertani modern adalah non Papua, laut kita sangat kaya tapi Nelayannya rata-rata non Papua, Kayu sangat banyak tapi yang jadi tukang kayu non Papua. Jadi yang harus kita lakukan adalah membangun SDM agar mampu menghasilkan dan mengisi kemerdekaan. Bukan berpikir merdeka malah menghambat pembangunan, katanya. (Jsh/ezl)