Politik

Buya Arief Mahya; Dosa Kalau Warga NU Tidak Pilih KH Ma’ruf Amin

PILARBANGSANEWS. COM,–

Ingat istilah Jendral Kardus, maka kita akan ingat dengan orang yang pertama menciptakan istilah itu, Andi Arief politisi Partai Demokrat. Jika ikut partainya politisi ini tentu akan mendukung Prabowo-Sandi dalam pemilihan presiden 2019. Entahlah kalau Andi Arief keluar dari Partai Demokrat, lalu kemudian bergabung dengan partai koalisi pendukung Jokowi-Ma’aruf.

Diantara pembaca mungkin ada yang tahu siapa orang tua Andi Arif? Tulisan ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang tidak tahu.

ooOoo

Di Gedung Asin, Liwa, Lampung Barat, 6 Juni 1926, Lahir seorang lelaki yang diberi nama oleh orang tuanya Muhammad Arief Mahya. Jika dihitung saat ini umur beliau sudah lebih 92 tahun.

Kematangan usianya berbanding lurus dengan ketajaman pikirnya. Meski berusia senja, tapi masih aktif menulis tangan, atau menggunakan mesin tik lawas kesayangan, jadi rutinitasnya menggelorakan dakwah dan syiar Islam.

Sebagai pejuang kemerdekaan, penulis, mubaligh, dan ulama kharismatik, suri taudalan dari sosok panutan warga Nahdliyin di Bumi Ruwa Jurai ini tak ayal, turut membanggakan.

Dialah K.H. Muhammad Arief Mahya. Akrab disapa Buya. Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief itu adalah anaknya.

Kematangan usianya berbanding lurus dengan ketajaman pikirnya. Meski berusia senja, masih aktif menulis tangan, atau menggunakan mesin tik lawas kesayangan, jadi rutinitasnya menggelorakan dakwah dan syiar Islam.

Sebagai pejuang kemerdekaan, penulis, mubaligh, dan ulama kharismatik, suri taudalan dari sosok panutan warga Nahdliyin di Bumi Ruwa Jurai ini tak ayal, turut membanggakan.

Tak banyak yang tahu, mantan Ketua Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung ini, baru-baru ini menghentak jagat politik atas seruannya.

Mengutip Bergelora.com, Selasa (21/8/2018), terungkap penegasan Arief Mahya menyeru agar warga NU jangan ragu memilih Prof. Dr. (HC) K.H. Ma’ruf Amin, bakal cawapres pasangan Jokowi.

“Dosa bagi orang NU kalau meragukan atau tidak memilih Ma’ruf Amin,” tegas Buya kepada Bergelora.com saat mengunjunginya di RS Bumi Waras, Bandar Lampung, Selasa (14/8/2018) lalu.

Hal mendasar yang melatari pernyataan Buya adalah kontroversi dukungan atas keterpilihan figur K.H. Ma’ruf Amin sebagai cawapres Jokowi di kalangan pimpinan NU.

“Karena K.H. Ma’ruf Amin adalah seorang Rais Aam dari semua umat NU,” tandasnya.

Kekhawatiran sebagian orang yang menyebut Ma’ruf Amin sebagai sosok anti Pancasila juga ditepisnya. Ma’ruf Amin, menurutnya juga seorang ahli ekonomi syariah yang diakui dunia Islam.

Buya menghimbau agar rakyat Indonesia jangan ragu memilih Jokowi untuk memimpin kembali Indonesia 5 tahun ke depan. Dia juga mengingatkan, jangan menolak Ma’ruf Amin karena usianya.

“Ia juga seorang yang mengerti Al-Quran dan melihat dunia saat ini secara kontekstual, karena itu Ma’ruf jadi Rais Aam NU. Kalau bukan dia yang jadi panutan, terus siapa lagi,” pungkas Buya.

Pendapat Buya Arief Mahya, dosa kalau tidak memilih KH Ma’ruf Amin. Kalau dosa bisa masuk neraka jika tak pilih KH Ma’ruf Amin.

Bisa jadi bisa tidak, sebab yang sorga itu kita raih oleh karena Rahmat Allah. Neraka akan sejuk dan adem bila di Rahmati Allah.

ooOoo

Kembali kepada orang yang mencetuskan istilah Jendral Kardus, jika masih tetap di Partai Demokrat, maka pasti pilihannya berbeda dengan orang tuanya sendiri.

Salah kah? Ya gak lah… Ini kan hanya soal pilihan politik, pilihan tempat berladang mencari pitih kata orang Padang.(*/doy/Ezl)

Sumber: Lampung.co

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *