.

Gercin NKRI Apresiasi Presiden Lantik Letjen TNI Andika Perkasa Jadi KSAD

JAKARTA, PILARBANGSANEWS.COM,- Setelah resmi dilantik Presiden Joko Widodo pada Kamis, 22 November 2018 di Sitana Negara, kini Letnan Jenderal TNI Andika Perkasa resmi menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jendral TNI Mulyono.

Melihat rekam jejak Pria kelahiran 21 Desember 1964 tersebut sebelumnya menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) sejak 23 Juli 2018. Andika juga pernah menjabat sebagai Dankodiklat TNI AD, Pangdam XII/Tanjungpura, Danpaspampres, dan Kadispen TNI AD.

Ia lulus dari Akademi Militer pada tahun 1987, dan kami sangat mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo karena sosok Letnan Jenderal TNI Andika Perkasa penerima penghargaan Bintang Kartika Eka Paksi Nararya dan Bintang Yudha Dharma Pratama dinilai mampu menjawab permasalahan dan menguatkan serta mewarisi semangat dan keteladanan TNI kedepannya agar lebih maju, handal, solid, militan, dan dicintai oleh rakyat, ujar Ketua Umum Gerakan Rakyat Cinta NKRI (Gercin NKRI) Hendrik Yance Udam melalui Juru Bicaranya D. Manurung dalam konferensi Pers di Kalibata City, Jakarta Timur, Kamis, (22/11/2018) malam.

Kita bisa melihat sosok Andika Perkasa, mengawali kariernya sebagai perwira pertama infanteri di jajaran korps baret merah (Kopassus) Grup 2 /Para Komando dan Satuan-81 /Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus selama 12 tahun, dan setelah penugasan di Departemen Pertahanan dan Mabes TNI-AD kembali bertugas di Kopassus sebagai Komandan Batalyon 32/Apta Sandhi Prayuda Utama, Grup 3 /Sandhi Yudha.

Jenderal TNI Andika Perkasa mengenyam pendidikan tinggi Strata-1 (Sarjana Ekonomi) di dalam negeri dan meraih 3 gelar akademik Strata-2 (M.A., M.Sc., M.Phil.,) serta 1 gelar akademik Strata-3 (Ph.D) dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat.

Jabatan sebelumnya sebagai perwira menengah (pamen) pada kepangkatan Kolonel (Inf.) adalah Sespri Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Komandan Resimen Induk (Danrindam) Kodam Jaya/Jayakarta di Jakarta, Komandan Resor Militer (Danrem) 023/Kawal Samudera Kodam I/Bukit Barisan berkedudukan di Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara, kemudian di promosi ke jabatan perwira tinggi (pati) dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI-AD (Kadispenad), Jakarta pada tanggal 25 November 2013 berdasarkan Keputusan Panglima TNI No. Kep/871/XI/2013 tanggal 8 November 2013 kemudian menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) sejak 23 Juli 2018 dan sesuai Pengangkatan Andika Perkasa berdasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 97/TNI/TAHUN 2018 yang ditetapkan Presiden.

Ketum Gercin NKRI Hendrik Yance Udam melalui Jubirnya menjelaskan tuntutan dan tantangan tugas kedepan yang tidak semakin ringan, bahwa pada saat ini dan kedepan ancaman bangsa Indonesia sudah memasuki semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, TNI ditempatkan sebagai alat negara di bidang pertahanan dan menjadi komponen utama sistem pertahanan negara.

Dalam posisi peran tersebut, fungsi TNI dijelaskan secara terperinci sebagai; (1) penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa; (2) penindak terhadap setiap bentuk ancaman; dan (3) pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan.

Dan kami Dewan Pimpinan Nasional Gerakan rakyat Cinta NKRI (Gercin NKRI) siap di Garda Terdepan membantu TNI dan Polri dalam memberikan pemahaman yang kuat tentang wawasan kebangsaan kepada generasi muda dalam hal Bela Negara terhadap segala bentuk ancaman yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan, seperti maraknya penyalahgunaan Narkoba dan peredarannya, Aksi unjuk rasa elemen masyarakat yang mengarah ke radikalisme dan Terorisme serta proxy war, tegas Juru Bicara DPN Gercin NKRI D. Manurung.

Realitas tersebut tentu saja membutuhkan kebijakan dan strategi pertahanan yang dinamis. Otoritas kebijakan pertahanan (dalam hal ini Menteri Pertahanan dan Panglima TNI) dituntut untuk mampu mendayagunakan seluruh potensi bangsa dan negara untuk menghadapi ancaman aktual tersebut secara efektif dan efisien. Kami berharap dan mengajak seluruh Komponen Anak Bangsa untuk tetap bersatu dan peduli menjaga Persatuan Negara dan Bangsa Indonesia.

Akhir kata Ketum Gercin NKRI mengingatkan bahwa konflik horizontal yang terjadi di antara elemen masyarakat harus diwaspadai sebagai strategi “proxy war“ yang dilakukan oleh pihak-pihak lain (di luar negara) dan para kompradornya yang tidak ingin bangsa ini menjadi besar. Untuk itu, jangan mau diadu domba atau jatuh dalam konflik dengan sesama anak bangsa, pungkasnya.

(D.Man/MB-BP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *