.

JAWABAN UNTUK METAFISIKA (OLEH : TESSA YOLANDA)

Metafisika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang suatu yang tampak atau yang bisa terinderai oleh kita. Metafisika juga bisa menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang ada kaitannya dengan kenyataan yang ada dengan apa yang kita pikirkan.

Menurut Koestenbaum (1968) mendefinisikan metafisika sebagai studi mengenai karakteristik-karakteristik yang sangat umum dan paling dasar dari kenyataan yang sebenarnya (ultimate reality).

Istilah metafisika sering digunakan dalam bahasa filsafat, bahkan seolah-olah filsafat identik dengan metafisika. Sebenarnya metafisika lebih untuk menamai suatu bagian filsafat dari keseluruhan bagian-bagian disiplinnya saja.

Metafisika berhubungan dengan objek-objek yang tidak dapat dijangkau secara inderawi saja karena objek itu melampaui sesuatu yang bersifat fisik.

Metafisika pada asasnya meneliti perbedaan antara penampakan dan kenyataan. Karena benda tidak sepenuhnya tampak sebagaimana adanya, maka tugas metafisika adalah untuk mengungkap apa saja yang ada didasar pengalaman kita sendiri ataupun kenyataan apa yang sesungguhnya tersembunyi dibelakang penampakan indera kita.

Dengan adanya metafisika itulah kita bisa meneliti antara penampakan oleh indera kita dengan kenyataan yang ada, dengan memecahkan masalah-masalah yang belum bisa diselesaikan dengan mengandalkan indera kita saja.

Metafisika diartikan sebagai kenyataan dibalik fisika atau kenyataan yang bentuknya tak terjangkau oleh indera kita, seperti jiwa. Mengapa metafisika itu penting? Dalam hal ini banyak filsuf berkeyakinan bahwa metafisika tidak dapat diabaikan dalam filsafat, bahkan sangat penting keberadaannya.

Koestenbaum (1968) merinci beberapa alasan mengapa metafisika itu penting : pertama, metafisika tidak bisa dihindari.

Kita menyaksikan dan mengalami kehidupan sebagai adil dan tidak adil, bersahabat dan tidak bersahabat, teratur dan kacau balau, baik dan jahat.

Metafisika secara sistematik membangun pandangan dunia yang implisit atau tidak berbelit-belit disertai dengan argumentasi-argumentasi dan implikasi-implikasi logisnya.

Kedua, metafisika adalah landasan pengetahuan. Kita memiliki kecenderungan untuk menyusun pengetahuan kita secara kokoh. Untuk keperluan itu kita memerlukan metafisika.

Metafisika adalah prakondisi logis pengetahuan. Pohon pengetahuan akan runtuh jika akar-akarnya tidak kuat. Contohnya, ilmu pengetahuan memiliki tiga landasan filsafat yaitu metafisika, epistemologi, dan aksiologi.

Landasan ilmu pengetahuan dapat menentukan batas-batas objek kajian secara tegas. Disamping itu, sering terjadi ketika kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan teoritis yang diajukan unruk mendapatkan jawaban-jawaban sampai ke akar-akarnya. Secara tidak terhindarkan kita akan mendarat diwilayah metafisika.

Pertanyaan-pertanyaan secara metafisik muncul dalam setiap usaha atau usaha kognitif termasuk kerja dalam ilmu pengetahuan.

Ketiga, metafisika dapat memecahkan masalah-masalah atau misteri-misteri kehidupan sehari-hari yang menuntut untuk segera diberi jawaban.

Misalnya, pertanyaan mengenai keberadaan Tuhan : Jika Tuhan ada dan ia maha adil dan bijaksana, lalu mengapa ada penderitaan? Mengapa kebahagiaan hanya dirasakan oleh manusia-manusia tertentu, tetapi tidak dirasakan manusia-manusia lain yang tidak beruntung?
Keempat, metafisika adalah landasan nilai.

Isu-isu metafisik sangat berhubungan dengan persoalan eksistensi manusia dan dengan masalah kehidupan yang lebih baik. Pada umumnya kita sangat concern dengan isu-isu mengenai kehidupan manusia seperti kelahiran dan kematian, cinta dan benci, keamanan dan kecemasan, persahabatan dan permusuhan, damai dan perang, kebahagiaan dan penderitaan kebermaknaan dan ketidakpermaknaan.

Haruskah kita menerima kehidupan sebagai mana adanya? Atau haruskah kita mengubahnya menjadi sesuatu yang kita inginkan, atau berharap dunia dan kehidupan menjadi lebih baik?
Selain metafisika itu penting, metafisika juga memiliki manfaat bagi pengembangan ilmu yaitu metafisika mengajarkan cara berfikir yang serius, metafisika memberikan bahan pertimbangan yang matang bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan metafisika memberikan peluang bagi terjadinya perbedaan visi dalam melihat realitas sebab tidak ada kebenaran yang absolut.

Metafisika diklasifikasikan menjadi dua yaitu pertama, metafisika umum (ontologi) membicarakan tentang hal “ada” atau kenyataan yang bisa diinderai, contohnya alam semesta. Kedua, metafisika khusus mengkaji “ada” dibalik gejala-gejala fisik atau tidak bisa terinderai, contohnya tentang Tuhan, jiwa dan asal usul alam semesta.

Dengan adanya metafisika itulah kita bisa meneliti antara penampakan oleh indera kita dengan kenyataan yang ada. Dari sini terlihat jelas adanya hubungan antara penampakan oleh indera kita dengan kenyataan. Yang mana mungkin penampakan oleh indera kita itu akan sesuai dengan kenyataan yang ada atau bisa jadi bertolak belakang.

Jadi, jika orang bertanya tentang metafisika maka jawabannya tentu mengarah pada pengetahuan yang akan memberikan perbedaan-perbedaan antara yang real (nyata) dan ilusi.

Disamping itu dengan mempelajari metafisika maka kita akan mengetahui apa saja yang terlihat oleh indra kita dengan kenyataan yang ada.

Apakah alam semesta ini sebagai suatu keseluruhan yang integral? Mengapa manusia yang satu dengan yang lain tampak berbeda? Apakah Tuhan itu ada? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terjawab jika kita mempelajarinya dengan metafisika karena tugas metafisika adalah mengkaji tentang kenyataan apa yang sesungguhnya yang tersembunyi dibelakang indera kita.

Terutama dalam menjawab problem atau masalah yang bersifat teka teki sehingga melahirkan sikap dan rasa ingin tahu yang mendalam. Metafisika juga bersifat terbuka sehingga hasil sebuah ilmu selalu terbuka untuk penemuan dan kreatifitas yang baru.

Metafisika berhubungan dengan objek-objek yang tidak dapat dijangkau secara inderawi saja karena objek itu melampaui sesuatu yang bersifat fisik.

Misalnya, hubungan manusia dengan Tuhan adalah sesuatu yang metafisika. Sedangkan manusia adalah fisik dan hubungannya dengan Tuhan adalah metafisika. Dengan demikian metafisika dapat diartikan sebagai studi atau pemikiran tentang sifat yang terdalam dari kenyataan atau kebenaran.

Penulis adalah Mhs Jurusan Ekonomi dan Bisa IAIN Bukittinggi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *