.Pessel

Hendrajoni Bupati Pessel Jadi “Tukang Jemput Bola”

Painan, Pilarbangsanews.com, — Dulu ditahun 1980 dan 1990 ada istilah dikalangan pejabat pemerintahan yang populer dengan “jemput bola”.

Maksudnya adalah seorang pejabat atau aparatur Pegawai Negeri Sipil (PNS}atau kini bertukar istilah dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) harus pandai melakukan lobi baik keatas maupun ke bawah (ke masyarakat).

Bagi seorang pejabat seperti Gubenur atau Bupati/walikota, lobi keatas tentu maksudnya untuk mendapatkan dukungan dana atau proyek yang akan direalisasikan di daerah. Sebab tanpa pandai melobi keatas, jangan harap akan terjadi capaian perubahan pembangunan yang cukup signifikan di daerahnya.

Jika ditunggu saja tanpa ada upaya lobi dan pendekatan ke pusat, maka porsi kue pembangunan yang akan didapat tentu tak sesuai dengan keinginan kita. Oleh karena itu seorang Gubenur, bupati maupun walikota harus pandai melakukan emosional approach dengan pejabat di pusat. Ini lah yang disebut “jemput bola” itu.

Jemput bola itu bukan hanya ke atas, ibarat bermain bola kaki, seorang pemain bola dia tidak hanya pandai menunggu pada posisi goal getter, tapi harus bisa dan rajin bermain pada lini bawah.

Seorang pejabat itu tidak hanya pandai duduk manis di kantor tetapi dia juga harus rajin menyerap informasi dan aspirasi warganya. Dia harus rajin turun langsung mendengarkan apa sesungguhnya kebutuhan warganya. Menyerap infromasi dan aspirasi dengan cara langsung turun kebawah inilah yang di maksud dengan jemput bola itu.

Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, S.H, M.H. mencoba mengaktualisasikan istilah “jemput bola” itu, semenjak dia menjabat sebagai orang nomor satu di bekas residen Banda Sapuluah ini.

Dia tidak hanya dikenal memiliki kemampuan loby dan banyak memiliki jaringan di pusat, tapi dia juga rajin menyambangi rakyat badarai ke kampung kampung.

Setiap kesempatan, bupati selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan aspirasi rakyat yang ada di pelosok nagari. Bahkan hari libur sekalipun Hendrajoni, tetap datang menemui masyarakat.

Buktinya, Sabtu (20/7) meskipun hari libur, tetap melakukan kegiatan seusai peresmian Puskesmas Surantih sebagai puskesmas rawat inap.

Tak hanya itu, seusai acara peresmian Hendrajoni, melanjutkan kegiatan kunjungan ke kampung kampung menemui masyarakat

Ya tak lain tujuannya untuk berdialog dan mendengarkan keluh kesah rakyat badarai. Bahkan kadang kala juga menerima kritikan dan pujian dari masyarakat.

Adalah Basrul, 50 warga Kampung Kayu Kalek Nagari Kambang, siang itu tak terhingga riang hatinya bertemu dengan bupati.

Pada pertemuan tersebut, Basrul yang lebih dikenal dengan Yuang Coro, langsung menyerocos, ” Tarimo kasih pak bupati jalan kami alah rancak. Sajak dunia takambang iko baru marasokan jalan aspal licin nan jo iko,”katanya seraya menyalami bupati.

Kata Yuang Coro, tidak pernah terbersit dalam pikirannya, kalau jalan kampungnya akan beraspal mulus.

” Kalau dalam ramalan (perkiraannya) den indak ka co iko rancak jalan ko. Iko bak kecek urang, ilang lai bacari tabanam lai bakakeh, ” katanya lagi dengan logat minang.

Hal itu disampaikan Basrul, mengapresiasi kebijakan Pemkab Pessel yang telah melakukan pengaspalan jalan Bakuang Tampunik -Kayu Kalek sepanjang 2,6 KM.

Selepas di Kayu Kalek Bupati Hendrajoni, melanjutkan perjalanan menuju Ampiang Parak dengan melewati Lubuak Sariak.

Terakhir Bupati Hendrajoni, melakukan pertemuan dengan warga Kampung Pasia Samudera Nagari Surantih.

Di sebuah rumah yang sekaligus kedai persis di depan pantai di dalam perkampungan nelayan Pasia Samudra.

Di sana sudah menunggu puluhan warga terdiri pemuda, orang dewasa dan perempuan. Begitu duduk dialog non formal pun mengalir, mulai dari persoalan.minimnya alat tangkap nelayan, prospek perkembangan objek wisata Gunung Rajo, hingga permintaan pengaspalan jalan kabupaten yang ada di kampung mereka.

Bupati dengan tekun mendengar keluhan masyarakat dan kemudian menanggapi dengan serius.

Jalan kabupaten dari Pasia Samudera ke Pasar Surantih bupati, berjanji akan diaspal pada tahun 2020.

Berkaitan dengan objek wisata Gunung Rajo, menugaskan Kadis Pariwisata, Pemuda dan olahraga untuk melakukab peninjauan lapangan guna memetakan langkah langkah yang diperlukan unruk memajukannya.

Sedangkan masalah minimnya alat tangkap, bupati meminta nelayan mengajukan proposal ke Dinas Perikanan Pesisir Selatan.**

Baca juga;

Bupati Hendrajoni, Temui Menteri Kesehatan, Mentri Janjikan Pembangunan di Bidang Kesehatan

Th 2021 Seluruh Puskesmas Di Pessel Sudah Jadi Puskesmas Rawat Inap

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *