.LisdaPessel

Batik Manderubiah, Kandung Nilai Estetika Historis dan Badaya Tradisional

Painan, Pilarbangsanews.com,-– Bukan Uni Dewi Lunang nama ibu muda ini, kalau tak sukses mencoba berimprovisasi mengaplikasikan motif tradisional dalam karya seni membatik yang dia geluti.

Uni Dewi Lunang nama aslinya Dewi Hapsari Kurniasih, sebenarnya lebih dikenal dengan sapaan Mbak Dewi, beliau ini semasa kecil dibawa bertransmigrasi oleh orang tuanya ke daerah Lunang ditahun 80-an.

Tapi sapaan mbak itu di ganti sebutannya jadi Uni oleh Redaktur Pelaksana media ini, biar proses asimilasi Minang dalam diri Uni Dewi semakin kental.

Sekitar satu setengah tahun lalu, Uni Dewi Lunang menciptakan karya batik motif mangrove. Dan itu sempat menjadi trandy karna motif bertajuk kontemporer.

Kini Uni Dewi mencoba mempelajari motif batik Manderubiah sebagai batik khas Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.

Hasil karya Uni Dewi Lunang itu, Sabtu (24/8) dilaunching di rumah dinas Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni di Painan.

Acara launching siapa lagi kalau bukan diinisiasi oleh kandidat Doktor Pendidikan luar sekolah Lisda Hendrajoni dalam kapasitasny sebagai ketua Tim Penggerak PKK Pessel. Sementara Acara launching dihadiri langsung Hj. Rakinah Manderubiah, serta keluarganya dan Dr. Pramono, Filolog (peneliti naskah kuno) Fakultas Ilmu Budaya Unand Padang serta kepala perangkat daerah dan camat se-Kabupaten Pesisir Selatan.

Pada acara launching, juga dipamerkan beberapa lembar batik hasil manderubiah serta peragaan batik oleh model dari uni dan uda Pesisir Selatan tahun 2019.

Bupati Pesisir Selatan. Hendrajoni, dalam kesempatan itu, menegaskan, batik Manderubiah memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan batik lainnya, karena dia mengandung nilai estetika budaya dan sejarah.

Sebagaimna diketahui, motif batik Manderubiah, bersumber dari iluminasi ragam hias yang ada dalam naskah kuno yang tersimpan di rumah gadang Manderubiah.

” Batik Manderubiah memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan batik lainnya,”kata bupati.

Untuk itu, kata bupati, segenap masyarakat memiliki kewajiban untuk ikut mempromosikan batik khas Pesisir Selatan, seperti batik Manderubiah, serta juga ada batik loempo.

Bahkan, bupati menghimbau para pejabat, pegawai negeri (ASN), guru, siswa memakai batik khas Pesisir Selatan.

“Pejabat beserta keluarganya harus memakai batik Manderubiah,”katanya.

Sementara itu, Lisda Hendrajoni, selaku Ketua Kerajinan Nasional (Dekranasda) menyatakan, pihaknya akan terus mengembangkan batik khas Pesisir Selatan, karena daerah ini kita memiliki kekayaan historis sejarah tentang batik.

Dengan modal tersebut Dekranasda bertekat menjadikan Pesisir Selatan, sebagai sentra batik Sumatera Barat.

Dirambahkan, dalam mempromosikan batik Manderubiah, pada bulan depan pihaknya bersama Bupati Hendrajoni, akan promosikan di Yordania pada tanggal 29 dan 30 Agustus mendatang.

Selain itu, batik hasil home industri Uni Dewi Busana Lunang, milik Uni Dewi, bakal ikut meramaikan New York Fashion Week ( NYFW) September mendatang.(***)

Baca juga;

Batik Uni Dewi Lunang Bermotif Tradisional Mandeh Rubiah Ramaikan New York Fashion Week

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *