.Catatan Perjalanan Umroh

Persiapan Fisik Menjelang Umrah (Bag 2) Oleh: Yuharzi Yunus

Yang belum baca bag 1 klik di link dibawah ini;

Panggilan Ibadah Umrah dan Haji Itu Misterius ..! (Bag 1) Oleh; Yuharzi Yunus

Sambungan dari bag 1..

Batang Kapeh, Pilarbangsanews.com, — Seorang teman lewat Inbox Facebook menulis pesan ke saya Subuh tadi pagi Sabtu (14/12). Begini pesannya ; Uda dalam tulisan Bag 1, sudah ditulis bahwa Uda telah naik pesawat dan pesawatnya tinggal landas dari BIM (Bandara internasional Minangkabau) menuju Madinah. “Sebelum dilanjutkan saya mohon ceritakan dulu terkait dengan persiapan perjalanan umrah yang uda lakukan,” begitu permintaan teman tersebut.

Pada tulisan bag ke 2 ini saya penuhi permintaan dari teman tersebut.

Persiapan fisik menghadapai perjalanan ibadah Umrah dan Haji itu memang sangat diperlukan. Fisik harus benar bener prima.

Bagi yang umurnya sudah diatas 50 tahun sebaiknya 1 bulan menjalang Umrah telah memulai latihan jalan kaki minimal 1 KM/hari.

Sebab ibadah Umrah maupun ibadah Haji itu merupakan ibadah dengan kegiatan napak tilas, mengulang atau menelusuri kembali jalan yang pernah dilewati oleh nabi Ibrahim Bapak para nabi dan orang sholeh dahulunya.

Ibadah Haji dan Umroh sebagaimana kita ketahui terdapat perbedaan dan perbedaan itu terletak pada pelaksanaannya.

Pada ibadah haji ada wukuf di Padang Arafah dan melontar jumroh, di ibadah Umrah wukuf dan melontar jumroh ditiadakan.

Tawaf yaitu kegiatan mengelilingi Ka’bah 7 kali, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Sa’i, yaitu berlari kecil antara bukit Safa dan Marwa. Kegiatan ini benar benar sangat melelahkan bagi yang tidak pernah latihan berjalan.

Apak yang menulis cerita ini kata Tam Arang, tidak melalukan latihan itu. Dia tidak mempersiapkan dirinya dengan baik. Dibilang tidak ada latihan, ada sih.., cuma waktu latihannya berlangsung sangat singkat. Apak ini pada hari hari terakhir akan berangkat Umrah masih sibuk dengan media onlinenya.

“Ambo seharusnya banyak menjalani latihan jalan kaki, maklum usia telah lebih dari 60 tahun. Tapi karena tak sempat, ambo pasrah kan saja kepada Allah SWT, semoga nanti saat mengerjakan Tawaf dan Sa’i diberi kekuatan,” katanya ketika ditanya Utiah Kapeh.

Bagaimana dengan persiapan istri dan anak Bujang Apak, yang bernama Doli?

“Kalau ibu sudah pernah melaksanakan ibadah haji. Dan dia ini rajin jalan pagi sehabis menunaikan sholat Subuh. Untuk persiapan fisik ibu lebih baik dari Apak, ” kata Utiah Kapeh.

Lalu Doli bagaimana?

Doli tinggal di Pekanbaru, soal Olahraga anak muda ini tidak diragukan, maklum masih berusia sangat belia, belum cukup 25 tahun. Doli sering olahraga futsal. Olahraga ini cukup sebagai persiapan fisik saat melaksanakan Tawaf dan Sa’i.

Sa’i ini merupakan napak tilas dari peristiwa awal munculnya air Zam Zam yang sangat terkenal itu. Air Zam Zam itu muncul ketika Siti Hajar
Ia ditinggalkan seorang diri, tanpa dibekali apapun untuk bertahan hidup bersama bayinya Ismail.

Dr. Hj. Umul Baroroh, M.Ag. Sekretaris MUI Jawa Tengah, Dosen Pascasarjana UIN Walisongo Semarang menulis dalam sebuah artikel di media SuaramardekaNews.com,
Sebagai seorang ibu muda, Siti Hajar Ia tidak menolak dan keberatan ditinggalkan oleh suami tercintanya, yang entah ke mana dan kapan akan kembali. Dengan ikhlas ia melepas suaminya pergi, walaupun ia tidak tahu bagaimana bertahan hidup di tempat yang asing ini. Ia terima dengan tulus semata karena ia tahu itu merupakan perintah Sang Pengatur Kehidupan, Allah SWT, dan ketaatannya pada suami.

Tidak lama setelah ditinggalkan suaminya, cobaan besar telah datang. Di tengah terik matahari siang yang luar bisa panas dan keringnya, bayi kecilnya menangis keras karena kehausan, sementara satu-satunya minuman untuk bayinya, yakni ASI, sudah tidak keluar lagi. Sisa air setegukpun sudah tidak ada lagi. Sementara ia juga merasakan kehausan yang luar biasa.

Siti Hajar bingung dan cemas. Dalam keadaan darurat air ini, ia berlari dari satu puncak bukit batu yang gersang ke bukit batu lainnya. Namun yang ia temukan hanyalah pasir dan bebatuan gersang, tanpa ada tanda-tanda kehidupan, air di sana.

Ketika ia berada di puncak bukit, ia melihat ada kilauan air di puncak bukit di seberangnya. Ia segera berlari ke sana. Sesampai di sana ia tidak menemukan apa-apa, kecuali bebatuan kering. Ketika ia berbalik melihat bukit yang tadi, ia melihat kilauan air yang jernih. Tanpa berpikir panjang iapun segera lari ke bukit tersebut. Air yang terlihat tadi lenyap, dan hanya bebatuan kering yang ia temui. Peristiwa yang sama terjadi sampai tujuh kali. Ia bolak-balik antar kedua bukit, tanpa menemukan air, karena sebenarnya yang ia lihat adalah fatamorgana, yang muncul karena adanya panas matahari.

Tanpa hasil apapun, ia sangat mencemaskan anaknya yang kehausan. Sebelum melanjutkan, ia melihat anaknya dari kejauhan. Betapa terkejutnya, ia melihat ada luberan air di kaki bayinya, yang terlihat keluar dari dalam tanah. Ia segera menghampiri bayinya, dan betul ia menemukan air di sana.

Dikutip dari media online Okezone.com, Seorang ilmuwan Jepang Dr Masaro Imoto pernah melakukan penelitian menggunakan teknik nano. Dia mengatakan, air zamzam memiliki beberapa keistiwamaan yang tidak tertandingi oleh air biasa.

‌Dr Masaro secara singkat menyimpulkan, air zamzam adalah air yang diberkahi tidak ada duanya Tidak satupun jenis air yang menyerupai butiran kristal air zamzam. Seluruh laboratorium yang ada tidak mampu mengubah berbagai karakteristiknya.

Catatan

Foto diatas Apak dan ibu foto bersama dengan teman sekampung, Drs Fahridal Achir. Teman sekamar waktu kuliah satu kloter tapi beda perusaan travel yang membawa mereka…

Baca sambungannya di bawah ini;

Lengan Si Bebeb Bisa Mengurangi Dinginnya AC Pesawat (Bag 3) Oleh: Yuharzi Yunus


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *