Ibadah Umrah dan Haji Sebaiknya Ketika Fisik Masih Kuat…. ( Bag 8)
Bagi yang belum baca bag 1 s.d bag 7 klik dibawah ini;
Pak Rasyidin Gaek Yang Tangguh Diantara Lelaki Jemaah Umrah Kami (Bag; 7)
Sanbungan dari bag 7..
Batang Kapeh, pilarbangsanews.com, —
Amak Nurilas baru besok paginya sehabis sholat subuh kembali ke kamarnya.
Beliau ditemukan oleh ustadz Syamsuddin diluar hotel. Eva perawat gigi Puskesmas Pasar Kuok Batang Kapeh, yang satu kamar dengan Mak Nurilas menyebutkan, semalam amak Nurilas sudah diantar oleh ustadz Syamsuddin ke kamar, tapi karena tak seorang pun diantara kami teman sekamar dengan mak Nurilas yang bangun saat pintu kemarnya diketuk oleh ustadz, akhirnya mak Nurilas di selamatkan oleh ustadz dengan menumpangkan mak Nurilas tidur di sebuah kamar penampungan sementara di hotel tersebut.
“Kemana amak semalam Pak,” tanya saya mencoba mengorek informasi dari pak Rasyidin. Sebab kalau amak Nurilas yang ditanya beliau menyebutkan ada yang mengajak jalan. Tapi ketika ditanya siapa yang ngajak. Mak Nurilas tak dapat menguraikan dengan jelas. Keterangan dari Mak Nurilas itu disebut oleh Eva sebagai keterangan yang berkaitan dengan ilusi.
Agen travel kami Ustadz Syafriko Yopi Indra, menyebutkan, Mak Nurilas ditemukan kembali oleh ustadz Syamsuddin, setelah ustadz mendapat info lewat telpon dari petugas.
Pak Rasyidin kalau sebelumnya nampak cemas karena padusinya (isterinya) menghilang, subuh ini rasa cemasnya telah lenyap, karena si bebeb lelaki gaek itu sudah kembali lagi ke kamarnya.
“Katanya ada yang membawa, sampai ke lantai atas. Namun ketika ingin kembali ke kamar dia tak ingat lagi, sebab yang bisa membedakan kamar yang satu dengan yang lain adalah nomor kamar. Mak Nurilas tak tahu dan tak ingat dikamar mana dia ditempatkan,” kata Pak Rasyidin.
Itulah entah kemana saja dia pergi dan entah dimana dia tidur semalam. “Kakinya luka. Katanya dia jatuh, ” Pak Rasyidin menguraikan kondisi istrinya.
Akibat menghilang semalam, mak Nurilas traumatis, beliau merasa takut keluar dari kamar hotel sendirian. Bahkan untuk mengambil ransum makanan yang berada di lantai M, Mak Nurilas tak sanggup lagi. Untunglah pak Rasyidin masih punya sisa tenaga untuk mengambilkan nasi istrinya untuk diantar ke kamarnya di lantai 4.
Kalau mak Nurilas pergi menunaikan sholat berjemaah ke Masjid Nabawi, untung ada Eva dan Deti Porzil salah seorang pegawai Pemkab Pessel yang sekamar dengan Mak Nurilas yang berbaik hati membimbing dan menemani mak Nurilas.
Tapi karena melaksanakan ibadah umrah namanya, ada masa dimana sesorang harus buru-buru mengejar kesempatan untuk berjemaah. Disaat inilah terpaksa mak Nurilas tertinggal…
Dari peristiwa yang dialami oleh Mak Nurilas dan Pak Rasyidin itu, kepada si bebeb, saya berbisik, kalau dapat untuk menunaikan ibadah umrah dan haji, sebaiknya disaat umur masih belum terlewat uzur, yakni seperti kita sekarang ini. Masih kuat jalan dan berlari lari kecil.
” Betul banget, Sebab kalau sudah uzur, badan tak kuat lagi, mata sudah telah berangsur kabur. Sulit rasanya untuk mengerjakan syarat, rukun dan sunah ibadah umrah atau Haji itu, ” kata si Bebeb saya sambil berbisik menjawabnya.
Namun semua itu tidak bisa kita prediksikan dan dipastikan. Sebab kehadiran kita di tanah suci adalah untuk memenuhi panggilan Allah. Artinya kita bisa datang karena karena adanya undangan dari Allah SWT…..
Baca sambungannya disini;