.

Mulyadi Sepuluh Tahun “Bertempur” di Senayan untuk Rakyat Sumbar

Padang, PilarbangsaNews

Wakil rakyat itu arena ‘pertempurannya’ di DPR RI Senayan. Mereka harus mampu mengerahkan semua kemampuannya meyakinkan pemerintah atau mitranya, untuk membawa sebanyak-banyaknya dana pembangunan ke daerah pemilihannya. Hal itu telah dilakoni Ir. H. Mulyadi, Anggota DPR RI dari Dapil Sumatera Barat dalam tiga periode, 2009-2014, 2014-2019 dan kini periode 2019-2024.

Demikian diungkapkan Mulyadi, Anggota DPR dari Partai Demokrat daerah pemilihan Sumatera Barat II bercerita tentang pertempurannya di Senayan untuk pembangunan infrastruktur di Sumbar. Kemudian, perjuangannya meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui program-program pemerintah pusat. Begitu juga dengan perjuangannya ke depan, jika masyarakat Sumbar memberinya amanah untuk memimpin Ranah Minang.

“Sebetulnya pekerjaan di DPR itu berat. Tidak hanya memberi saran atau meminta pemerintah melalui kementerian dan lembaga, tapi harus mampu meyakinkan. Banyak teman-teman di DPR cukup kesulitan untuk berjuang secara optimal, karena kadang-kadang pemerintah tidak bersedia mengabulkan aspirasi yang diperjuangkan dengan berbagai alasan. Kita harus memiliki argumentasi yang kuat untuk kepentingan daerah,” kata Wakil Ketua Komisi V DPR RI periode 2009-2014 tersebut.

Melalui perjuangan Ir. H. Mulyadi bersama mitra kerja di DPR, pria kelahiran Bukittinggi 13 Maret 1963 ini telah memberikan legacy (warisan) yang monumental dalam bidang infrastruktur dan pengembangan ekonomi masyarakat.

Beberapa kerja politik monumental Mulyadi yang membuahkan hasil adalah Jembatan Layang Kelok Sembilan, Fly Over Aur Kuning Bukittinggi, Jembatan Buayan Cs Padang Pariaman, Jalan Sicincin-Malalak, Jalan Mangopoh-Simpang Empat, Sekolah Tinggi Pelayaran di Tiram Padang Pariaman, Pantai Kata Kota Pariaman, Pantai Tiku Agam, Jalan Tapan-Batas Bengkulu, Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS) serta penggantian lampu jalan dengan LED.

“Bantuan penerangan jalan di beberapa ruas jalan utama sudah banyak yang kita berikan. Sayangnya, baterainya banyak dicuri sehingga tidak nyala lagi. Sekarang lampu-lampu jalan itu sudah kita ganti. Baterainya tidak lagi ditanam di tiang bagian bawah, tapi dipasang di atas dekat lampunya, sehingga tidak mudah lagi untuk dicuri,” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI periode 2014-2019 ini.

Perjuangan lain dari Ir. H. Mulyadi adalah bangunan Politeknik Pelayaran di Tiram Padang Pariaman, Proyek PPIP dimana ratusan jorong di Sumbar memperoleh dana pembangunan infrastruktur sebesar Rp250 juta, Revitalisasi Kawasan Pantai Carocok dan bantuan 500 lebih mesin motor tempel untuk nelayan di Sumatera Barat.

Menurut Ketua DPD Partai Demokrat Sumbar ini, pertempuran paling berat yang dialami adalah saat memperjuangkan pembangunan Jembatan Layang Kelok Sembilan, yang menjadi ikon baru Sumatera Barat. Karya anak bangsa yang meliuk-liuk menyusuri dinding bukit terjal sepanjang 2,5 km ini, menelan anggaran Rp800 miliar lebih.

Pembangunan jembatan layang Kelok 9 ini sebenarnya telah dimulai sejak tahun 2003. Hingga 7 tahun pengerjaan, pembangunan jembatan itu telah menghabiskan anggaran Rp200 miliar, namun kemudian terkendala anggaran. Melihat perkembangan yang lambat tersebut, Mulyadi dengan sigap turun tangan dan berjuang habis-habisan. “Saya langsung mendesak pihak terkait, saya datangi Dirjen Cipta Marga dan Menteri PU supaya menyelesaikan Jembatan Layang Kelok 9 dengan menganggarkan,” kata Ir. H. Mulyadi yang kini berada di Komisi III DPR RI.

Menurut Mulyadi harus dilakukan intervensi melalui pola anggaran khusus, karena kebutuhan yang strategis dari Kelok Sembilan tersebut yaitu sebagai jalur penghubung Sumatera Barat dan Riau.

Awalnya Kementerian Pekerjaan Umum melihat anggaran Rp400 miliar untuk melanjutkan pembangunan jembatan Kelok 9 tersebut terlalu besar, karena pola anggaran harus dibagi rata seluruh Indonesia. Mulyadi tidak menyerah. Untuk meyakinkan mitranya tersebut dalam beberapa kali rapat ia setuju dengan pemerataan, tetapi harus ada kebijakan khusus untuk infrastruktur strategis seperti Jembatan Layang Kelok Sembilan ini. “Alhamdulillah kerja nyata untuk masyarakat ini kemudian berhasil dan Jembatan Layang Kelok 9 selesai dikerjakan dan diresmikan oleh Presiden SBY pada Oktober 2013,” kata Ir. H. Mulyadi menyatakan suka citanya. (gk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *