.

Daar Al-Qalam Bahas Sejarah Pers dan Media Islam di Era Penjajahan

Makassar, PilarbangsaNews

Daar Al-Qalam (Jurnalis Muslim Bangkitkan Peradaban Islam) mengadakan pertemuan pertama dalam program peningkatan skill media dan jurnalistik yang diadakan oleh Mujahid Dakwah Media, bertempat di Masjid Darul Khair, Villa Samata, Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (15/3).

Pemateri Daar Al-Qalam mengatakan bahwa sejarah telah mencatat perjalanan panjang perjuangan media dan pers Islam di Nusantara sampai Indonesia mendapatkan kemerdekaanya. Peran para aktivis media Islam dan jurnalis muslim sangatlah besar dalam kehidupan masyarakat bangsa dan negara.

“Kebangkitan pers dan media Islam telah tercatat dalam sejarah Nusantara, jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Pers Islam memiliki andil yang sangat besar dalam melakukan berbagai perlawanan terhadap berbagai bentuk kolonialisme dan penjajahan yang dilakukan oleh Belanda dan sekutunya,” ujar Muhammad Akbar saat menyampaikan materinya.

Kita dapat melihat pada fase awal sekitar tahun 1906 berdiri Al-Imam sebagai majalah Islam pertama di Asia Tenggara. Ia diterbitkan di Singapura pada Jumadil Akhir 1324 H / Juli 1906 M dan berakhir pada permulaan 1909.

Majalah Al-Iman yang menggunakan aksara Arab-Melayu atau Jawi dan diterbitkan Melayu ini dirilis di Mathba’ah (Drukkery) Melayu Tanjung Pagar, Singapura. Dikelola oleh Sayyid Ahmad Al-Hadi, yang merupakan anak angkat dari Raja Ali Kelana bin Raja Ahmad Riau, dan Syekh Muhammad Taher bin Muhammad Jalaluddin Al-Azhari, Sayyid Muhammad bin Aqil bin Yahya dan Syekh Muhammad Salim Al-Kalali.

Founder Mujahid Dakwah mengutip sebuah edisi dari Al Imam yang menegaskan haluannya, “Untuk mengingatkan mereka yang terlupa, membangunkan mereka yang terlelap, menunjukkan arah yang benar kepada mereka yang tersesat, memberi suara kepada mereka yang berbicara dengan bijak, mengajak umat Islam berupaya sebisa mungkin untuk hidup menurut perintah Allah, serta mencapai kebahagiaan terbesar di dunia dan memperoleh kenikmatan Tuhan di Akhirat.” (Al Imam, I Juli 1906).

Pasca kemerdekaan berbagai media massa Islam muncul diantaranya Harian Abadi, yang menjadi corong pergerakan dari Partai Masyumi yang menjadi pengawal terhadap pemerintahan Soekarno waktu itu.

Kebangkitan media Islam sangat dinanti oleh umat dan masyarakat hari ini. Di tengah krisisnya penyebaran informasi, maka media Islam dengan konsepnya yang sesuai tuntunan syariat diharapkan dapat menjadi cahaya di tengah krisisnya informasi hari ini.

“Perjuangan ummat Islam di Indonesia melalui media massa tampaknya telah berurat dan berakar, jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Jika kita bercermin melalui sejarah, maka akan terlihat media massa Islam menjadi roda-roda penggerak dalam perjuangan Islam, menjadi minyak sebagai pembakar perjuangan umat Islam,” tutupnya. (Nurrizal/Salut)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *