Covid 19

Petani Daun Bawang dan Rawit Tak Terpengaruh Covid-19

Agam, PilarbangsaNews

Petani daun bawang dan cabe rawit, nyaris tidak terpengaruh oleh badai pandemi Covid-19. Alhamdulillah, penjualan dua komoditi itu hingga kini masih laris manis dari Sungai Pua Kabupaten Agam dengan tujuan Batam, Kepulauan Riau.

Hery Supriyatna alias Gindo Faldewa, tokoh bisnis daun bawang alias gawang prei ini, mengaku mengirim sebanyak 1,5 ton daun bawang dari Sungai Pua ke Pulau Batam setiap harinya. Harga pun masih bersaing antara Rp8.000 hingga Rp8.500 per kilogram di tingkat petani.

Bedanya, jika selama ini daun bawang diterbangkan pagi-pagi ke Batam via Bandara Internasional Minangkabau, sekarang sejak PSBB dibawa dengan jalur darat. Daun bawang dipanen sore, dan malam hari naik mobil dari Sungai Pua ke Tanjung Buton, Riau. Pagi-pagi, dibawa naik speed boat selama 4 jam untuk sampai ke Batam, Kepulauan Riau. Sehingga, sampai di konsumen, daun bawang masih tetap segar.

Ladang petani daun bawang binaan Gindo Faldewa sudah ratusan hektar di Agam, khususnya di Sungai Pua. Sehingga setiap hari selalu bisa panen untuk memenuhi kebutuhan Pulau Batam. “Dulu waktu pesawat masih lancar, selain mengirim ke Batam tiap hari, kita secara berkala juga mengisi kebutuhan DKI Jakarta,” kata Gindo Faldewa via jaringan media sosialnya.

Selain daun bawang, hasil petani Sungai Pua yang rutin mengisi kebutuhan Pulau Batam adalah daun seledri dan cabe rawit merah. Setiap minggu Gindo Faldewa mengirim 300 kilogram cabe rawit, yang harganya di tingkat petani mencapai Rp25 ribu. “Kalau harga masih normal, baik daun bawang dan cabe rawit. Akibat diberlakukan PSBB hampir di seluruh Indonesia, maka bisa saja terjadi lonjakan harga. Ini akan menguntungkan petani,” ujar Gindo Faldewa ini.

Allah SWT memang maha adil. Di saat sebagian besar umat diuji dengan wabah pandemi Covid-19, ternyata masih ada yang diuntungkan yaitu petani daun bawang dan cabe rawit. “Rejeki petani daun bawang ini hendaknya mampu memotivasi banyak masyarakat Sumbar untuk bersungguh-sungguh kembali bertani dengan aneka jenis sayuran dan buah-buahan,” kata Gindo Faldewa. (gk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *