.

Ibadah Sebatas Kemampuan

Oleh Drs. H. Wardas Tanjung, M.Si *)

Banyak orang di bulan Ramadhan penuh berkah ini beribadah melebihi kebiasaan dari yang ia lakukan sebelumnya. Itu adalah wajar, karena pada bulan ini segala amal kebajikan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Ibadah sunat saja diganjar sama pahalanya dengan ibadah wajib yang dilakukan di bulan lain.

Saking tergiurnya dengan janjian pelipatgandaan pahala, ada orang yang memaksakan diri (misalnya) melawan kantuknya untuk bisa melaksanakan shalat. Menurut Nabi, ini tidak boleh. “…..Jika salah seorang dari kalian mengantuk dalam shalatnya, hendaklah ia tidur hingga hilang rasa kantuknya. Sebab, apabila seseorang shalat sedangkan ia mengantuk, maka ia tidak akan tahu, mungkin ia bermaksud meminta ampun tetapi ia malahan mencela dirinya sendiri.” (HR.Bukhari Muslim).

Beribadah tidak boleh dipaksa paksakan. Beribadah harus sesuai batas kemampuan. Menunaikan ibadah haji saja hanya wajib bagi yang mampu. Kalau tidak mampu, haji tidak wajib baginya. Jadi batasnya adalah kemampuan.

Yang rumit adalah mengukur batas kemampuan itu. Ada orang punya rumah bagus, punya aset tanah beberapa kaveling di beberapa tempat, punya mobil, punya tabungan banyak di bank, tapi belum naik haji. Jangankan haji, umrah saja belum.

Tapi sebaliknya, ada orang yang masih tinggal di rumah mertua, hidupnya susah, hanya kerja serabutan, namun berkurban tiap tahun. Dia sempat juga menyumbangkan 10 zak semen untuk pembangunan surau dekat rumahnya, selalu mengantar secerek kopi jika warga goro dan bersedekah rutin setiap shubuh.

Batas kemampuan itu sebenarnya ada pada diri masing-masing. Kita tidak bisa mengukur batas kemampuan orang lain seperti halnya orang lain tidak bisa mengukur batas kemampuan kita. Karena ada kesadaran Ilahiah yang menjadi patok batas kemampuan itu bergerak makin tinggi atau rendah. Semakin kuat kesadaran Ilahiahnya, maka patok batas itu menjadi semakin tinggi, dan semakin lemah kesadaran Ilahiahnya maka patok batas itu juga makin rendah.

Suatu kali Rasulullah masuk ke rumah Aisyah dan mendapati ada seorang perempuan di sana, lalu Rasul bertanya siapa perempuan tersebut. “Ini adalah fulanah yang sangat terkenal shalatnya,” jawab Aisyah.

“Wahai fulanah, beramallah sesuai kemampuan. Demi Allah, Dia tidak akan jemu untuk menerima amalmu, sehingga kamu sendirilah yang merasa jemu. Sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah yaitu yang dikerjakan secara terus menerus,” kata Rasul menjelaskan (HR Bukhari Muslim)

Pada hadits lain yang juga diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, Rasulullah pernah mengingatkan seseorang (namanya Zainab) yang memasang tali di antara dua tiang masjid untuk pegangan dirinya saat shalat. “Lepaskan tali itu. Seseorang diantara kamu sekalian hendaknya shalat dalam keadaan segar, bila merasa capek, hendaklah tidur saja,” kata Nabi menjelaskan.

Dari dua hadits tersebut dapat dipahami bahwa ibadah apapun yang kita lakukan, tidak boleh melampaui batas kemampuan. Tidak boleh dipaksakan dan harus disesuaikan dengan situasi kondisi yang ada. Ibadah yang dipaksakan, bisa jatuh ke riya, di mana niatnya tidak lagi utuh karena Allah SWT, tapi sudah ada keinginan mendapat sanjungan dari orang lain.

Dalam suasana pandemi covid-19 sekarang, hadits ini cukuplah menjadi panduan kita dalam beribadah. Hendaknya setiap kita memahami keadaan. Tidak usahlah memaksakan diri tarawih berjamaah di masjid, karena situasi kondisi tidak memungkinkan. Bisa lebih besar kemudharatan dari kemanfaatannya.

Tidak perlu ada keraguan apalagi kecemasan atas berkurangnya imbalan pahala yang akan diberikan Allah jika shalat di rumah saja. Karena dalam sebuah hadits, Rasul mengatakan, Orang yang selalu melaksanakan shalat berjamaah di masjid, lalu karena ada suatu halangan yang merintang mengharuskannya shalat di rumah saja, maka nilai pahala shalat di rumah itu diganjar sama dengan shalat berjamah di masjid.

Wallahu a’lam

*) Penulis adalah Ketua Harian LPTQ Kota Padang

**) Isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis

Baca juga ;

S e d e k a h

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *