Covid 19

Dr. Andani: Perang Lawan Covid-19 di Lapangan Bukan di Rumah Sakit!

Padang, PilarbangsaNews

Petugas lapangan adalah garda terdepan dalam upaya memutus rantai penyebaran Covid 19 di Sumatera Barat.
Merekalah andalan pertama dan jika ini gagal maka otomatis rumah sakit menjadi muaranya.

Doktrin dalam pandemi adalah memfokuskan semua usaha untuk memutus rantai penyebaran virus. Perang lawan pandemi itu ada di lapangan, bukan di rumah sakit.

Hal ini ditegaskan Dr. dr. Andani Eka Putra, Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand dalam wawancara vidcon Rabu (6/05) malam.

Dengan host Jonnedy Kambang (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Sumbar) dokter Andani yang low profil ini, karena tidak mau diusulkan jadi dokter teladan, sangat menekankan kerja dan kinerja petugas lapangan.

“Merekalah yang kita harapkan melakukan deteksi dini terhadap masyarakat dan sekaligus melakukan isolasi baik yang disediakan pemerintah maupun mandiri,” ujar Andani.

Semakin banyak terdeteksi dan mengikuti karantina serta semakin banyak pengambilan sampel adalah semakin baik dalam hal kita mencari tahu siapa yang terpapar virus covid.

Dikatakannya, petugas lapangan ini jangan sampai gagal. Kalau gagal bisa kelabakan dan jelas tidak siap tenaga kesehatan. Amerika saja dengan segala fasilitas dan kemampuan SDM teruji dengan dana tak berhitung, saat covid ini meledak dengan 2.500-3.000 orang meninggal perhari maka Amerika pun angkat tangan.

“Apalagi kita yang serba minim, baik peralatan maupun SDM, apa yang bisa kita lakukan. Tak terbayangkan,” sebut aktivis kampus saat mahasiswa dulu.

Gagal di lapangan lalu terjadi ledakan, tentu saja prediksinya adalah melebihi dari angka yang terjadi di Amerika dan Itali. “Apa yang dapat kita lakukan dalam sehari misalnya meninggal 5.000- 7.000 orang,”vkata Andani yang pernah bercita cita jadi wartawan ini.

Untuk itu, upaya yang perlu dimaksimalkan adalah deteksi dini terhadap kelompok masyarakat. Ikuti anjuran pemerintah dan disiplin diri bila disuruh isolasi terutama yang isolasi mandiri.

Andani Eka Putra menyatakan, dengan cepat dan banyaknya ditemukan yang positif covid 19 di Sumbar adalah bagus ketimbang lama ditemukan, sehingga menambah bias virus itu pada korban lainnya.

“Biarlah ditemukan 200 sekarang ketimbang mendapatkan puncaknya lebih dari seribu. Kita tidak harus membuat gunung es, tapi dari bawah/dasar sudah kita lakukan penangkalan memutus rantai virus itu.l,” jelasnya.

Dokter Andani dengan timnya sekarang di Labor Unand melakukan Pool Test pada ratusan sampel dari daerah yang belum terpapar. Dan tidak tertutup juga dari daerah yang sudah terpapar.

Sampel diambil hanya pada penduduk yang potensial tertular. Mereka adalah orang-orang yang punya penyakit tertentu. Misalnya yang menderita diabetes, darah tinggi, asma, dan seterusnya. Itu pun tidak semua, yang benar-benar sangat potensial tertular.

“Sistem pool test ini cepat diketahui, hanya dalam tempo 30 menit, tahu positif-negatifnya. Dengan demikian jumlah orang yang dites tidak terlalu banyak. Sebab, kalau terlalu banyak biayanya sangat besar,” sebutnya.

Labor Kedokteran Unand hingga kini telah memeriksa 6.115 sampel dengan tenaga 45 orang. Mereka ikhlas bekerja dengan sampai dini hari pukul 03.00 WIB. Sistem kerja dibuat beberapa shif, petugasnya diinapkan di hotel dengan mendapat insentif dari Pemda. (gk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *