Cameh Raso Tak Kadapek, Inilah yang Memicu Emak Emak Demo ke Kantor Walinagari di Pessel
Batang Kapeh, Pilarbangsanews.com, —
Cameh raso tak kadapek jika ditransliterasikan ke dalam bahasa Indosaia, kalimat “cameh raso tak kadapek = cemas tidak akan mendapat bagian.
Peresaan inilah yang meng gundah gulana atau yang bikin remuk hati emak emak di Rewang Gunung Malelo, Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan, terpaksa turun menyerbu ramai ramai kantor Walinagari (Kantor Desa).
Mereka cemas tak akan kebagian, sebab dilihat tetangga sebelah sudah ada yang dapat, sementara kita sendiri kenapa belum?.
Ketika ditanya ke tetangga sebelah nya lagi, sama. Sama sama belum dapat.
Kalau belum yuk kita demo datang ramai ramai kantor pak wali. Birahi untuk berdemo itu semakin meningkat klimaks ketika datang sisexy tukang hambuih atau tukang kipeh disetiap nagari pasti ada orang orangnya. Maka jadilah demo itu. Begitu kira-kira awal dari pada kejadian demo emak emak di Rawang Surantih.
Lalu apakah tuntutan mereka berhasil? Tidak juga.
Sebab tanpa dituntut pun atau tanpa melakukan aksi demo pun mereka tetap bakal mendapat bagian. Cuma mungkin menungu beberapa hari lagi.
Menunggu antrian inilah kebanyakan dari kita apalagi emak emak tak sabaran. Karena takut merasa Cameh raso tak kadapek itu.
Orang orang yang sering merasa cameh raso tak kadapek, biasanya memang telah puas dengan pengalaman yang janji janji palsu. Sehingga para pejabat di daerah maupun di pusat tak bisa menyalahkan jika mereka masih memiliki rasa cemas itu.
Apa kata pak Walinagari ketika dikerumuni para emak emak itu; “Bantuan ini datang dari Provinsi untuk 148 KK, baru tahap pertama, ada tahap kedua dan ketiga. Kalau nama ibu ibu tidak ada pada bantuan BLT di bantuan lain mungkin ada, PKH Bensos, jika juga tidak ada kami Nagari menyediakan bantuan untuk 250 KK. ”
“Kami betu lo nyo, kalau lai ado kami dapet alah mah, tapi lai pasti kan, jan urang nan kayo dapek kami indak,” kata seorang ibu yang artinya bagi kami kalau pasti akan mendapat ya tidak masalah sekalipun terlambat, tapi jangan nanti orang kaya dapat dan kami tidak.
“Tapi lai sabananyo kami ka dapek, lai ndak janji janji jo tu, ” terdengar suara dari seorang ibu lainnya. Maksudnya; “Tapi apakah betul kami dapat, apakah tidak janji saja?
Jawabannya. Yakin sajalah jika ada rezki tak kemana. Apalagi walinagari kini di Sumbar telah mendapat lampu sen dari Kepala Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Sumbar, Drs H Syafrizal Ucok, bahwa dana desa dapat digunakan untuk membantu warga di desa yang tak tercover dana bantuan dari pusat, provinsi maupun dari Kabupaten…
Apakah dana desa itu masih ada? Pastilah masih ada, tinggal menunggu dicairkan dan emak emak terpaksa harus bersabar. (****)