.

Petani Cabe Merugi, Harga Jual Terjun Bebas

Limapuluh Kota, PilarbangsaNews

Bukan saja peternak ayam petelur yang kena imbas pandemi Covid-19, tapi juga petani cabe merah kriting. Petani cabe sekarang terpaksa gigit jari karena harga jual komoditi ini terjun bebas di pasaran. Bayangkan saja harga di kebun berkisar hanya Rp5.000 hingga Rp8.000 per kilogram.

Hari Minggu (31/5) lalu wartawan PilarbangsaNews melakukan penelusuran ke “parak lado” di Kabupaten Limapuluh Kota.

“Lah tamakan jo pokok (modal) kami pak. Nan utang lah manumpuak pulo,” begitu jawab Hendri (47) dan istrinya Ratna ketika menjawab PilarbangsaNews.

Petani cabe yang punya lahan di lingkungan Sawah Sibalan, Jorong Kubang Rasau, Nagari Balai Panjang, Kecamatan Lareh Sago Halaban itu memiliki 1.600 rumpun cabe yang sudah panen berkali-kali. Kemudian, 3.000 rumpun cabe yang umurnya masih satu bulan.

“Dalam bulan puasa harga lado lai Rp15.000/kg. Tetapi sajak sudah rayo ko, yo sarupo nan ambo sampaikan tadi, harga lado Rp5.000 sampai Rp8.000 sakilo,” kembali Hendri menyebutkan harga jual terkini.

Menurut Hendri, kalau dalam kondisi normal, dirinya sudah bisa mengambil keuntungan lumayan, apa lagi sebelum dan sesudah lebaran ini. Karena normal harga cabe di atas Rp20.000.

Apa yang menjadi sumber penyebabnya? Secara reflek Hendri menjawab, Virus Corona yang menjadi biang penyebabnya. “Toke-toke tidak ada yang mau membeli cabe, karena untuk mereka jual ke luar propinsi terhalang oleh aturan-aturan PSBB,” sebut Hendri.

Diluar penyebab itu, lanjutnya, kedai-kedai harian dan kedai nasi serta rumah makan banyak yang tutup. Akibatnya, hasil cabe menumpuk di tingkat petani dan pedagang pengumpul dan banyak cabe yang busuk karena tak laku.

“Mudah-mudahan cabe yang berumur satu bulan ini ketika masa panen mendatang nanti harganya sudah normal kembali. Dan ketika imilah kita bisa mengansur hutang-hutang pada pihak ketiga. Hutang ini dulunya untuk modal cabe yang 1.600 rumpun,” kata Hendri sembari berharap.

Apa harapan Anda kepada pemerintah? Sejenak Hendri yang didampingi istrinya saat itu, hanya berkata singkat, berharap pemerintah bisa menstabilkan harga cabe ini. (wba).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *