.

Jalan Payakumbuh- Sitangkai Rusak Parah, Tapi Truk Tonase Tinggi Tetap Lewat

Limapuluh Kota, PilarbangsaNews

Lebih kurang sepanjang 5 kilometer, ruas jalan provinsi Payakumbuh-Sitangkai, kondisinya rusak parah sudah lebih 1,5 tahun. Ini diakibatkan puluhan truk bermuatan batu split dengan muatan 40 ton melewati ruas jalan ini setiap hari. Tidak siang, tidak malam truk itu berlalu lalang.

Kerusakan jalan ini dimulai sejak Km 12 di Pakan Rabaa, Nagari Batu Payung hingga ke Km 17 di Jorong Bulakan, Nagari Tanjung Gadang. Kedua nagari ini berada di kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota.

Dari penelusuran wartawan PilarbangsaNews sepanjang ruas jalan tersebut Rabu (3/6), Km 12 itu letaknya tidak jauh dari Kantor Polsek Luhak, bukan saja badan jalan yang berlobang dimana-mana, tapi juga struktur badan jalan tersebut menjadi miring. Mungkin karena sudah tidak kuat menahan beban yang diakibatkan truk setiap hari.

Memang, setahun lalu Dinas PU Bina Marga melalui pokir anggota dewan provinsi dari Dapil Payakumbuh/Limapuluh Kota melakukan kegiatan cor beton sepanjang 110 meter dengan pagu dana Rp845 juta lebih, mulai dari depan BPR hingga depan Kantor Camat Lareh Sago Halaban. Tapi, setelah batas itu nyaris tidak ada kegiatan perbaikan dari dinas terkait.

Lobang menganga dan strutur badan jalan menjadi miring masih banyak ditemukan hingga Km 17. Malah pada ruas di sisi kiri Bukit Alang Lawik yang merupakan jurang, saat ini ditemukan reruntuhan bahu jalan yang tengah dalam pengerjaan pengedaman. Kondisi tersebut rawan sekali menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

Saat ini terdapat beberapa perusahaan yang mengolah batu dari bukit menjadi batu split, berlokasi di Jorong Bulakan, Nagari Tanjung Gadang.

Dua orang pemuka masyarakat nagari Tanjung Gadang dan Batu Payung, Lainis (69) dan O Dt. Mangkuto (55) kepada PilarbangsaNews mengatakan keheranan kenapa truk yang bertonase tinggi diizinkan melewati jalan kelas propinsi tersebut.

Jalan hancur akibat muatan truk yang begitu berat, apa tidak ada pengawasan jumlah muatan dan kelas jalan dari Dinas Perhubungan,” kata Lainis, pemuka masyarakat.

Sampai kapan pemakai jalan pada ruas ini akan aman dan nyaman? “Kalau musim panas, kita bermandikan debu. Ketika musim hujan masyarakat kecipratan air lobang dari jalan akibat truk melintas,” sebut Dt.Mangkuto dengan nada suara lirih. (wba).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *