Pessel

Catatan Ringan Dari Rusunawa Painan (12) ; Saya Lebay Banget…?

Rusunawa Painan, PilarbangsaNews,– Tiga senja yang lalu sehabis menunaikan sholat Magrib, saya  bersama si bebeb makan malam. Diluar sana terdengar langkah orang berjalan. Persis ketika langkah itu sampai didepan pintu ruangan kami nomor 213,  tiba tiba pintu kamar itu diketuk dari luar.

“Assalamu’alaikum…., pak, ” ucap yang mengetuk pintu, terdengar dari dalam,  suara lembut seorang cewek.

Ambo bergegas berdiri dan melangkah ke arah pintu. Pintu nomor 213 itu saya buka dari dalam. Begitu pintu saya buka saya melihat dua orang berpakaian lengkap APD ( Alat Pelindung Diri) berdiri persis didepan saya.

Memang tebakan saya tak salah. Keduanya cewek, mereka sudah dapat dipastikan perawat yang ditugaskan untuk melayani warga Rusunawa.

“Bapak namanya pak Yuhardi bukan?” tanya salah seorang diantara mereka.

Benar ambo yang anda maksud barangkali, tapi namo ambo bukan Yuhardi yang benarnya Yuharzi. Tapi ndak apa apa, karena untung disini tidak ada nama Yuhardi  selain saya yang bernama Yuharzi.

“O. Ya pak, ” kata salah seorang perawat mengiyakan keterangan saya. Dan kemudian dia ingin cepat cepat mengatakan maksudnya menemui saya. “Begini pak a, Bapak kan saat masuk ke Rusunawa ini belum jelas apakah bapak negatif atau positif. Lalu bapak minta sekamar dangan ibu yang positif covid19. Apa itu benar keinginan dan atas permintaan bapak sendiri?.

“Benar ananda” Jawab saya.

“Ibuk positif, bisa saja ibuk menularkannya ke bapak, ” kata si perawat.

Belum habis kalimat terakhir disampaikan si perawat, saya cepat cepat  memotong.

“Iya memang saya sendiri yang minta kemarin. Sebab saya tak mau pisah kamar dengan  istri saya. Seandainya terpapar saya akibat satu kamar dangan istri saya, saya rela. Soalnya kami ini sudah berangsur tua, salah seorang diantara kami pasti akan ada yang mendahului menghadap Sang Khalik, entah siapa yang duluan, dan bisa beberapa minggu lagi, atau setahun lagi atau 10 tahun, bisa jadi 15 tahun lagi. Tak ada yang bisa menebaknya kapan seseorang akan menemui ajalnya.

“Wow…., bapak ini luar biasa….., salut awak Samo beliau. Sangat setia”. kata si perawat mengacungkan jempolnya ke saya sebagai tanda memuji.

“Alhamdulillah…., ‘” kata saya menerima pujian dari kedua perawat itu.

“Baiklah pak kalau gitu, tapi bapak mau kan buat surat pernyataan?” kata si perawat lagi.

“Sangat mau dan terima kasih ambo diizinkan, ” jawab saya.

“Ini kertasnya…., silahkan bapak tulis pernyataannya dan tanda tangani diatas Materai. Materainya sudah kami disediakan, ” kata si perawat minta saya membuat surat pernyataan.

“Onde….., bagaimana ini nak, bapak tak pandai menulis membuat Surat Pernyataan itu, tapi tanda tangan bisa. Tolong saja buatkan biar nanti bapak tinggal tandatangani, ” kata saya bohong bohong dikitlah… Heheheh..

“Jadi pak nanti kami buatkan,  setelah itu bapak tandatangani ya, kalau sudah siap” katanya.

“Siap…., siap……, ” jawab saya meniru gaya seorang HANSIP ketika ditanya komandan regunya.

Kedua perawat itu telah pergi meninggalkan kami, saya pandangi si bebeb, duh nampak pipinya samakin memerah bak buah delima. Mungkin dia gembira karena udanya setia menemaninya berbulan madu di Rusunawa ini.

Sesetia-setianya saya, tapi saya merasakan selama ini dialah yang paling setia dan telaten memberikan pelayanan kepada suaminya….

Cuma saja dia si bebeb tak pandai berlebay-lebay kayak saya menulis disini  sehingga pembaca tak tahu kalau si bebeb itu orang yang sangat sayang dan setia pada suaminya.

Bersambung…..

Foto diatas adalah suasana saat penghuni Rusunawa berjemur sambil berolahraga

Baca juga

Catatan Ringan Dari Rusunawa Painan (11); Sanjungan dan Pujian Dari Anak Gadih Ambo di PADANG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *