Covid 19

CURHAT SEORANG TERPAPAR COVID-19

Batang Kapeh, PilarbangsaNews, —

“Aciak…., ibo E samo uda. Sejak E divonis terpapar covid-19, tak amua urang datang ke Masjid lai. Padahal uda lah dua kali test swab, negatif hasil nyo, ” kata E istri ponakan saya dalam bahasa Minang, menceritakan kisah duka yang dialaminya akibat terpapar Covid-19. Saya tidak berani menulis nama panjang dari istri ponakan saya itu, disini saya tulis inisal saja dengan huruf “E”.

Sejak dia terkabar tertular covid-19, uda atau suami dari E kalau datang ke masjid jadi imam, orang tak mau lagi datang ke masjid. Biasanya masjid ramai berjemaah kini hanya tinggal 5 orang saja.

“Akhirnya uda memutuskan tidak datang lagi berjemaah ke Masjid. Kasihan E melihat uda itu ciak, ” tambah E bercerita lewat telp selulernya dengan saya satu jam yang lalu

Aciak itu adalah panggilan E ke saya. Aciak itu sama derajatnya dengan Om atau paman. Istri ponakan saya ini diketahui terpapar covid 19, pada tanggal 12/11/2020.

Sepuluh hari sebelum diketahui hasil swab testnya terkonfirmasi positif covid-19, istri ponakan saya ini mengalami demam panas selama 5 hari.

Ketika itu dia sibuk membantu mengurus prosesi kenduri pernikahan salah seorang familinya di Taluk Limpaso Batang Kapeh. “Badan saya saat itu telah terasa demam, tapi saya tetap mengurus kenduri itu, mulai dari belanja ke pasar sampai mengurus pelaminan. Dan itu memang sudah tanggung jawab saya mengurusnya,” kata E melanjutkan ceritanya.

E mulai demam pada tanggal 28/10/2020. Sehat dan tak merasa demam lagi pada tanggal 3/11/2020.

Pada tanggal 8/11/2020, E ke Padang, menemani anaknya ke dokter. Anak E akan menjalani operasi.

“Kata dokter, sebelum operasi saya dan anak saya harus menjalini sweb test. Waktu itu saya mau pulang kampung ke Payakumbuh. Saya katakan ke dokter biar saya swab test di payakumbuh saja. Dokter membolehkan,” kata E lebih lanjut

Pada tanggal 10/11/2020, E dan anaknya yang hendak dioperasi menjalani swab test di salah satu Puskesmas di Payakumbuh. Pada tanggal 12/11/2020 hasilnya keluar, E divonis terkonfirmasi positif tapi anaknya yang akan menjalani operasi itu, negatif.

Lantaran E positif, semua famili termasuk amaknya yang sudah tua dan sakit sakitan, di test swab. “Alhamdulillah negatif semua. Padahal sebelumnya kami sempat makan sepering dan menggunakan satu sendok yang sama, ” ujar E lagi.

Masih menurut penuturan E, pada tanggal 14/11/2020, E pulang ke Batang Kapeh. E menjalani isolasi secara mandiri.

Tapi yang membuat dia merasa sedih, karena udanya yang biasa jadi imam sholat di Masjid, kini tidak lagi bisa mengimami Sholat di masjid dan terpaksa dirumah saja. Inilah yang membuat E merasa sedih.

Kalau soal isolasi yang dilakukan secara mandiri di rumah, bagi E tidak lah terasa berat. Sebab walupun telah 2 kali test swab dan masih positif, E kini tidak merasakan apa apa lagi

“Tapi sebagai orang yang sedang terpapar covid- 19, perasaan kita ini bagaimana gitu ya, ciak?” kata E ingin mengetahui bagaimana komentar saya sebagai mantan pasien covid-19.

Saya katakan pada E,, bahwa covid-19 sebenarnya tidak lah begitu bahaya. Tu contohnya, suami E walaupun satu rumah dengan E, sampai sekarang masih bebas dari Covid-19.

Saya tahu suami E ponakan saya itu salah seorang mubaligh di Batang Kapas, dia sering menjadi khotib jum’at. Dia termasuk rentan terhdap penularan covid karena telah pasang cincin (ring) di saluran jantungnya ditambah diabet. Tapi toh sampai sakarang sudah 2 kali test swab tetap hasil negatif.

Saya sendiri sebagai mantan pasien covid-19 pernah merasa was-was apakah orang akan takut bersua dengan saya? Apakah orang akan menghindar dari saya?

Saya katakan pada E kadang kadang kita juga memvonis diri kita sendiri. Orang melihat kita biasa saja, hanya kita yang merasa kikuk.

Saya pun pernah merasa begitu, akibatnya 3 kali jum’at saya harus ke Painan menunaikan sholat Jum’at. Hitung hitung “rancak juo” (Bagus juga) sekali sekali kita jum’atan ke Mesjid yang jauh. Pasti pahalnya bertambah.

Pada kesempatan ini, saya ingin berpesan. Kita tidak perlu mengucilkan orang yang terpapar covid-19.

Untuk menghindari diri dari terpapar covid-19 kita hanya disuruh patuhi protokol kesehatan; pakai masker, sering cuci tangan dan hindari kerumunan. Jaga jarak dengan siapa saja termasuk pada orang yang sedang menjalani isolasi…..

Catatan; Artikel ini ditulis oleh Yuharzi Yunus Redaktur Pelaksana PilarbangsaNews.com.

Foto diatas foto Yuharzi bersama istrinya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *