Politik

Sri Mulyono, Dari Demokrat, Hanura, NasDem Kembali ke Demokrat

Jakarta, PilarbangsaNews, —

PRIA itu kini menginjak usia 52 tahun. Tepatnya, pada tangg 14 September 2021 nanti dia akan genap berusia setengah abad lebih dua tahun.

Lelaki kelahiran Rembang, 14 September 1969 yang telah dikaruniai empat orang anak itu bernama lengkap Sri Mulyono. Dikalangan rekan sejawatnya dia biasa dipanggil Mulyono.

Pria bertubuh gempal itu menjajakan karir politik perdananya di partai Demokrat. Saat itu, dia dekat dengan Ketua umum partai Demokrat pertama Prof Subur Budisantoso. Dia pun sering mendapat julukan sekretaris pribadi prof Subur dari rekan-rekannya. Saat prof Subur menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Mulyono pun menjadi Staf Khususnya.

Setelah Anas Urbaningrum terpilih menjadi Ketua umum partai Demokrat di Bandung, Jawa Barat Mulyono pun menjadi loyalis Anas. Hingga akhirnya, ketika Anas di mundurkan melalui Kongres Luar Biasa (KLB) di Bali Mulyono memilih hengkang dari partai berlambang Mercy itu.

Setelah hengkang dari partai Demokrat sekitar tahun 2013, Mulyono pun lompat ke partai Hati Nurani Rakyat atau Hanura dan diberi jabatan sebagai Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Hanura 2016-2020. Saat itu, dia bergabung dengan Hanura kubu Oesman Sapta Odang alias OSO.

Pada tanggal tanggal 18 Juli 2018 Mulyono merasa tidak sreg lagi dengan kepemimpinan OSO. Hingga pada akhirnya ia pun memilih mundur dari kader Hanura.

Pada tanggal 6 Mei 2018 Mulyono bersama pendiri partai Demokrat HM Darmizal MS dan lain-lainnya mendirikan Ormas pendukung Jokowi saat akan maju menjadi calon presiden (capres). Ormas itu diberi nama Relawan Jokowi alias ReJO.

Lama tak terdengar suaranya dibelantika politik tanah air, pria yang pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sriwajaya Palembang, Sumatera Selatan ini tiba-tiba menjadi calon anggota legislatif (caleg) DPRD Jawa Tengah dari partai Nasional Demokrat atau NasDem.

Saat maju menjadi caleg dari partai NasDem tahun 2019 Mulyono bertarung di daerah pemilihan (dapil) Jateng 2 yang meliputi Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga dengan nomor urut dua.

Konon, saat maju menjadi caleg itu, Mulyono sudah “habis-habisan amunisinya”. Kabar berhembus, dia harus merogoh kocek hingga miliaran rupiah agar gol menjadi anggota DPRD Jawa Tengah. Namun, Tuhan berkata lain. Takdir Mulyono harus gagal menjadi anggota DPRD Jawa Tengah pun sudah digariskan oleh Tuhan semenjak dia lahir.

Tak lolos jadi caleg DPRD Jawa Tengah tahun 2019, suami dari Nurbaiti AMD itu fokus pada dunia pendidikan. Mengenyam pendidikan dan menuntaskan program doktor di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) adalah impiannya saat itu. Berkat perjuangan kerasnya Mulyono akhirnya diwisuda dan resmi menyandang gelar doktor dari IPDN pada tahun 2020.

Setelah menyandang gelar doktor dari IPDN ia pun tetap fokus di dunia pendidikan. Hingga akhirnya pada Jumat 11 September 2020 Universitas Jayabaya mengeluarkan Surat Keputusan kepada Sri Mulyono menjadi Ketua Program Studi Magister Ilmu Administrasi Pasca Sarjana Universitas Jayabaya periode 11 September 2020 sampai dengan 10 September 2024.

Rupanya, Kongres Luar Biasa (KLB) partai Demokrat di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara pada 5 Maret 2021 yang telah menetapkan Moeldoko sebagai Ketua umum periode 2021-2025 terdengar dikupingnya.

Pasca terjadinya KLB Deli Serdang, yang telah mendemisionerkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua umum partai Demokrat, Mulyono kerap melontarkan serangan panas ke Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan anaknya itu.

Tak tanggung-tanggung Sri Mulyono yang pernah disomasi SBY melalui pengacaranya Palmer Situmorang gara-gara tulisannya di Kompasiana yang berjudul “Kejarlah Daku Kau Terungkap” tak membuatnya jera berhubungan dengan Cikeas.

Bahkan, Mulyono dimedia dengan lantang mengungkapkan jika SBY lah guru kudeta di partai Demokrat yang sesungguhnya. Karena, kata dia, SBY telah melakukan kudeta terhadap Anas Urbaningrum.

Akankah Sri Mulyono kembali bergabung dengan partai Demokrat kubu Deli Serdang. Atau Sri Mulyono hanya ingin mengumbar omongannya melalui media massa. Kita tunggu keputusan politik Mulyono di episode selanjutnya. (tmt)

Bersambung…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *