.

Sumbar Berduka, Prof Fasbir dan Amri Darwis Meninggal Dunia

Padang, PilarbangsaNews

Hari ketiga Idul Fitri 1442 H, Sabtu (15/5) Sumatera Barat kehilangan dua putra terbaiknya yaitu Guru Besar Ekonomi Unand Prof. Dr. Fashbir HM Noor Sidin, Ph.D dan mantan Bupati Limapuluh Kota Dr (Hc) H. Amri Darwis, MM.,M Ag.

Kabar duka meninggalnya Fashbir dan Amri Darwis memenuhi laman Facebook dan group WhatsApp sejak pagi tadi hingga siang ini. Selain ucapan duka cita, juga harapan agar kedua putra Minangkabau itu ditempatkan di sisi Allah SWT.

Fashbir HM Noor Sidin meninggal dunia pukul 8.00 WIB tadi kediamannya di Kalibata Tengah, Jakarta Selatan. Alm dilaporkan sebelumnya tidak menunjukkan sakit, karena sehari sebelumnya masih sempat membalas pesan-pesan Idul Fitri di laman Facebook-nya. Sehingga kepergian mantan Tim Ahli Pimpinan DPD RI ini sangat mengejutkan kerabat dan handai taulan serta sahabat Almarhum.

Setelah disholatkan di Mesjid At Taqwa Komplek POMAD Kalibata Tengah pada Sabtu siang ini, kemudian jenazah Fashbir HM Noor Sidin dimakamkan di Komplek San Diego Hills Karawang.

Konsultan Pembangunan Kota dan Kebijakan Publik ini lahir pada 19 Desember 1957. Gelar S1 sebagai sarjana ekonomi (SE) diperolehnya di Fakultas Ekonomi Unand (1986), kemudian menamatkan magister Planologi di ITB Bandung (1991). Gelar Doktor Sosiologi diperolehnya dua tahun kemudian di Universitas Malaya Malaysia.

Sementara Amri Darwis meninggal dunia pukul 10.00 WIB di RS Central Medika Jakarta, setelah beberapa lama dirawat di rumah sakit itu dan terakhir menderita Covid-19. Amri meninggal dunia dalam usia 74 tahun.

Amri Darwis menjabat Bupati Limapuluh Kota periode 2005-2010 berpasangan dengan Irfendi Arbi. Sebelumnya periode 2000-2005 menjadi Wakil Bupati Limapuluh Kota mendampingi Alis Maradjo.

Putra Taram yang lahir 20 April 1947 ini selain pernah menjadi pejabat, dikenal sebagai penceramah agama. Ketika mencalonkan diri sebagai Anggota DPR-RI mewakili PKB di Dapil Sumbar 2, Amri Darwis bersosialisasi dengan cara berceramah dari mesjid ke mesjid. Sayang Almarhum tidak terpilih, dan setelah itu tinggal bersama istrinya di Jakarta. (gk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *