.

Alun-alun Kota

Oleh Miko Kamal, Legal Governance Specialist

Seorang tokoh rantau mengusul; Padang butuh alun-alun kota. Usulan bernas. Warga kota memang membutuhkan itu. Lapangan Imam Bonjol memang ada. Tapi tidak sepenuhnya di bawah kendali pemerintah kota. Sebab, tanahnya tercatat sebagai aset tentara. Tidak bisa diutak-atik sesuai selera Wali Kota.

Asalnya, alun-alun adalah ruang terbuka hijau. Semakin ke sini, tidak semua alun-alun berkonsep hijau. Bisa juga putih. Alun-alun dibutuhkan kaum urban untuk melepas penat setelah seharian atau semingguan bekerja di ruang tertutup yang penuh sekat. Berbeda dengan kebutuhan masyarakat pedesaan (rural) yang sehari-hari beraktifitas di luar ruang yang hijau.

Eksistensi alun-alun itu universal. Tidak hanya ada di kota-kota di Indonesia. Di kota-kota lainnya di dunia juga ada. Tentu namanya bukan alun-alun. Di luar negeri sebutannya square. Artinya lapangan persegi. Fungsinya sama, tempat nongkrong warga kota setelah seharian mumet bekerja di ruangan tertutup. Atau sekadar duduk-duduk melepas haus dan lapar di kala istirahat kerja.

Di Melbourne ada Federation Square (Fed Square). Terkenal. Letaknya di tengah kota benar. Di hook. Diapit oleh Swanston Street, Flinders Stret, Russell Street dan Sungai Yarra. Di depannya berdiri Stasiun Flinders Street yang lejen. Masih kelihatan gagah, meski sudah dimakan usia.

Fed Square tidak berkonsep hijau, tapi putih. Fed square adalah area terbuka luas yang lantainya dipasangi keramik. Gedung artistik Alfred Deakin tertonggok di Fed Square, menghadap Stasiun Flinders Street. Serupa satpam yang sedang tegak sempurna mengawasi warga kota yang bercengkrama di depan hidungnya.

Di kota Beijing ada Tiananmen square. Sangat terkenal karena tragedi 1989. Di lapangan inilah terjadi pembantaian atas ribuan mahasiswa yang menuntut demokrasi di negeri Tirai Bambu.

Di Barcelona, alun-alun kota yang mashur adalah Placa de Catalunya atau Catalonia Square. Terletak di jantung kota Barcelona benar. Orang datang silih berganti ke Placa de Catalunya.

Kuala Lumpur juga punya alun-alun. Orang Kuala Lumput menyebutnya Merdeka Square atau Dataran Merdeka. Alun-alun kota Kuala Lumpur ini terletak di depan gedung Sultan Abdul Samad yang terkenal itu.

Merespon usulan perantau itu, saya mengusulkan gedung Balai Kota lama dipatok sebagai titik sentral alun-alun kota yang terletak di ulu hati kota. Di seberang jalannya ada lapangan Imam Bonjol yang hijau.

Di sebelah kiri ada tanah kosong. Bisa dikembangkan menjadi ruang terbuka hijau. Kesan menyatu dengan lapangan Imam Bonjol akan didapatkan.

Sebelah kanannya terdapat bangunan bekas pusat perbelanjaan Matahari yang sudah menjadi onggokan besi tua. Diantara gedung Balai Kota lama dan bekas Matahari ada Jalan Sandang Pangan sebagai pemisah. Gedung Matahari lama diratakan saja. Dijadikan pelataran luas berkeramik, menyatu dengan Balai Kota lama. Jadi, konsep alun-alunnya campuran; di kiri hijau, di kanan putih.

Pagar depan dan samping Balai Kota lama dibongkar habis. Dengan begitu, gedung bersejarah itu benar-benar menyatu dengan pelataran bekas Matahari dan lapangan Imam Bonjol.

Konsep ini harus didukung dengan kebijakan lain; menjadikan Pasar Raya sebagai kawasan pedestrian. Bisa diakses pejalan kaki dengan nyaman dari Utara (Permindo), Selatan (Hiligoo), Barat (M Yamin), dan Timur (M Yamin, Polresta).

Jika ini terealisir, betapa derasnya kota Padang. Pantai Padang sudah tertata. Khatib Sulaiman dan Permindo pun sudah tercelak. Menyusul nanti terbenahinya Kota Tua yang Batang Arau termasuk di dalamnya.

Salah satu tugas Wakil Wali Kota baru adalah membantu Wali Kota mewujudkan alun-alun kota dalam waktu yang tak terlalu lama. (Padang, 17 Mei 2021 / 5 Syawal 1442 H)

*) Miko Kamal, SH., LL.M., Ph.D adalah seorang pengacara, pengamat hukum dan pakar tata kelola kota.

**) Isi sepenuhnya tanggung jawab penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *