.

Jasman Rizal; Padang Pariaman Zona Merah Covid-19, Zona Kuning Meningkat

Padang, PilarbangsaNews

Satu daerah di Provinsi Sumbar yaitu Kabupaten
Padang Pariaman masuk dalam kategori Zona Merah Covid-19, yang didasarkan pada perhitungan 15 indikator data onset oleh Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Minggu ke-68 penanganan pandemi Covid-19 per 27 Juni hingga 3 Juli 2021.

Demikian disampaikan oleh Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumbar Drs. Jasman Rizal Datuak Bandaro Bendang kepada pers, Minggu (27/3) pagi.

Karena itu, Satgas Covid-19 mengharap Satgas Covid-19 Kabupaten Padang Pariaman lebih meningkatkan berbagai upaya yang dianggap penting dan perlu dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di daerahnya.

“Kunci penting memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah dengan pengetatan protokol kesehatan yaitu menggunakan masker, sering mencuci tangan dan menjaga jarak. Kalau ada yang positif segera isolasi dan lakukan tracing serta tracking secara maksimal,” kata Jasman Rizal, yang sehari-hari adalah Kadis Kominfo dan Statistik Sumbar.

Berikut ini update zonasi kabupaten/kota Minggu ke-69 pandemi Covid-19 (periode 27 Juni 2021-03 Juli 2021)

ZONA MERAH – RESIKO TINGGI (Skor 0 – 1,8)

Kabupaten Padang Pariaman (skor 1,73)

ZONA ORANYE – RESIKO SEDANG (Skor 1,81 – 2,40)

Kota Solok (skor 2,37)
Kota Padang (skor 2,34)
Kabupaten Tanah Datar (skor 2,33)
Kabupaten Dharmasraya (skor 2,32)
Kota Sawahlunto (skor 2,28)
Kabupaten Solok (skor 2,24)
Kota Bukittinggi (skor 2,24)
Kabupaten Pesisir Selatan (skor 2,23)
Kabupaten Agam (skor 2,09)
Kabupaten Limapuluh Kota (skor 2,04)
Kabupaten Pasaman Barat (skor 1,85)

ZONA KUNING – RESIKO RENDAH (Skor 2,41 – 3,0)

Kota Pariaman (skor 2,67)
Kabupaten Kepulauan Mentawai (skor 2,58)
Kabupaten Pasaman (skor 2,56)
Kota Payakumbuh (skor 2,51)
Kabupaten Sijunjung (skor 2,46)
Kota Padang Panjang (skor 2,41)
Kabupaten Solok Selatan (skor 2,41)

Atas data Zona Kuning yang ada, Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sumbar Jasman Rizal mengatakan, bahwa patut diberikan apresiasi luar biasa kepada Satgas Covid-19 Kota Pariaman dan dapat dijadikan role model penanganan Covid-19, karena telah hampir 3 bulan berturut-turut mempertahankan skor terbaik dalam penanganan covid-19 di daerahnya dan selalu berada di zona kuning.

Secara umum, kondisi pandemi Covid-19 di Sumatera Barat membaik. Hal ini terlihat dengan bertambahnya jumlah kabupaten/kota yang bergeser dari zona oranye ke zona kuning.

Kecenderungan Positivity Rate (PR) meningkat dari minggu sebelumnya. PR mingguan Sumbar pada minggu ini adalah 10,03%, meningkat dari minggu sebelumnya pada angka 9,92% (Standard WHO 5,0). Peningkatan ini justru memperlihatkan kinerja Satgas kabupaten/kota yang telah melakukan tracking dan tracing dengan baik. “Artinya, pola tracing dan tracking Satgas kabupaten/kota telah berada pada jalur yang benar. Semakin banyak ditemukan kasus positif, artinya semakin baik pola penanganan di daerah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di kabupaten/kota,” ujar Jasman Rizal.

Sampai minggu ke 68, warga Sumbar yang terinfeksi Covid-19 adalah bertambah sebanyak 1.468 orang dari minggu sebelumnya pada angka 48.817 orang. Rata-rata pertambahan positif setiap minggunya dari bulan Maret 2021 sampai sekarang (trend mingguan) selalu diatas 1.000-an.

Sedangkan Recovery Rate (tingkat kesembuhan) 91,98% atau sembuh sebanyak 46.254 dari 50.285 orang yang terinfeksi. Trend kesembuhan lebih tinggi dari kasus positif baru.

Sedangkan warga yang meninggal dunia akibat Covid-19, sebanyak 1.155 orang (2,30%) dari 50.285 orang yang terinfeksi.

Harapan Satgas Covid-19 Sumbar kepada Satgas kabupaten/kota adalah secara rutin dan berkala melakukan razia dan penindakan pelanggaran protokol kesehatan baik kepada perorangan maupun perusahaan dan institusi yang telah diatur dalam Perda Provinsi Sumatera Barat Nomor 6 tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru.

“Selain itu Satgas Kabupaten Kota didorong dan dapat melakukan berbagai inovasi yang berlandaskan kearifan lokal dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19, seperti adanya Nagari Tageh atau Kongsi Covid dan adanya rumah isolasi berbasis kaum atau suku,” kata Jasman Rizal. (Gian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *